Masuk angin tentunya bukanlah sebuah penyakit yang asing untuk didengar telinga kita. Meskipun penyakit ini hanyalah sebuah mitos di dunia medis, istilah ini kerap digunakan di Indonesia untuk menjelaskan penyakit yang gejalanya meliputi meriang, perut kembung, pusing, mual, dan beberapa gejala lainnya. Ada beberapa cara yang bisa digunakan untuk menghilangkan penyakit ini, baik secara kimiawi maupun tradisional. Kalau tidak mau yang mahal, cara tradisional yang 1 ini mungkin pilihan yang tepat buat kalian: kerokan! Ya, teknik kerokan ini merupakan terapi pengobatan alternatif untuk gejala masuk angin yang dinikmati berbagai golongan serta strata sosial di Indonesia. Namun, tahukah kalian bahwa kerokan ini sebenarnya bukan teknik yang berasal dari Indonesia?
Kerokan, atau dalam Bahasa Tionghoa disebut guÄ shÄ (å®ç--§) dilakukan dengan cara menggosok sambil menekan permukaan kulit menggunakan minyak dan benda tumpul seperti uang logam sebagai alat pengerok, yang selanjutnya menyebabkan guratan merah atau lecet pada kulit. Metode ini dipercaya dapat menghilangkan unsur-unsur tidak sehat dalam darah pada otot-otot yang lelah atau tercidera untuk memudahkan darah yang mengandung oksigen mengalir ke daerah tersebut, sehingga sel-selnya bisa beregenerasi dan menyembuhkan dirinya sendiri. Mengapa? Karena dengan membuat suatu inflamasi pada permukaan kulit, maka pembuluh darah akan melebar sehingga memudahkan peraliran darah dalam tubuh.
Teknik kerokan ini ternyata sudah dikenal sejak zaman kerajaan Nusantara, tepatnya di Jawa. Di Jawa, kerokan biasanya disebut dengan kerikan. Metode ini dinikmati oleh anggota kerajaan sebagai terapi kesehatan, lalu diwariskan secara turun temurun hingga saat ini. Tidak hanya di Indonesia, metode ini juga populer di negara lain. Di Vietnam, metode ini dikenal dengan nama cạo gió yang artinya (untuk mengikis angin).
Alat-alat yang digunakan untuk kerokan bermacam-macam, mulai dari uang koin, batu giok, sampai alat khusus yang dibuat untuk pengobatan ini. Inilah yang membuat teknik kerokan populer, yakni kemudahan serta kemurahan alat yang diperlukan, tetapi menghasilkan efek yang menyembuhkan bagi tubuh kita.
Kini, teknik kerokan merupakan salah satu teknik pengobatan yang umum di Indonesia, bahkan di zaman yang penuh dengan kemajuan teknologi ini. Tidak perlu menghabiskan uang yang banyak untuk mengobati masuk angin. Dengan koin Rp100,00 dan minyak pun sudah cukup.
#OSKMITB2018
BAHAN-BAHAN 1 ikat kangkung bumbu halus : 5 siung bawang merah 2 siung bawang putih 2 butir kemiri 1 sdt ketumbar bubuk seruas kencur aromatic : 2 lembar daun salam 2 lembar daun jeruk 1 btg sereh seruas lengkuas,geprek seasoning : 1 sdt garam (sesuai selera) 1/2 sdt kaldu bubuk 1/2 sdm gula jawa sisir 1 sdt gula pasir Rose Brand 1 bungkus santan cair instan Rose Brand 1 liter air 3 sdm minyak goreng untuk menumis CARA MEMASAK: Siangi kangkung cuci bersih,tiriskan Haluskan bumbu Tumis bumbu halus hingga harum dengan secukupnya minyak goreng,masukkan aromatic,masak hingga layu,beri air 1 lt Masukkan kangkung,beri seasoning,aduk rata Koreksi rasa Sajikan Sumber: https://cookpad.com/id/resep/25030546?ref=search&search_term=kangkung
Bahan: 1 buah tomat, potong dadu 2 ekor ikan tongkol ukuran sedang (1/2kg) 1/2 bks bumbu marinasi bubuk 1 sdt bawang putih Secukupnya garam Secukupnya gula 7 siung bawang merah, iris 5 buah cabe rawit, iris 2 batang sereh, ambil bagian putihnya, iris 3 lembar daun jeruk, iris tipis-tipis 1 bks terasi ABC Minyak untuk menumis Secukupnya air Cara memasak: Cuci bersih ikan tongkol. Taburi bumbu marinasi desaku, garam secukupnya, air 2 sdm ke ikan tongkol. Siapkan bahan-bahan. Iris tipis bawang merah, daun jeruk, seret, cabe rawit. Kukus ikan tongkol selama 10 menit. Lapisi dengan daun pisang atau daun kunyit. Boleh jg tidak d lapisi. Setelah ikan di kukus, goreng ikan. Tumis bawang merah dan bahan lainnya. Masukkan terasi yg telah dihancurkan. Setelah matang, masukkan ikan yang telah digoreng. Aduk hingga rata. Sajikan dengan nasi hangat. Sumber: https://cookpad.com/id/resep/24995999?ref=search&search_term=dabu+dabu
Bahan-bahan Porsi 2 orang Bumbu Ikan bakar : 2 ekor ikan peda 1 sdm kecap 1/2 sdm Gula merah 1/2 sdt garam Minyak goreng Bahan sambal dabu-dabu : 7 buah cabe rawit merah, iris kecil 1 buah tomat merah, iris dadu 3 siung bawang merah,iris halus 2 lembar daun jeruk, buang tulang tengah daun, iris tipis 2 sdm minyak goreng panas Cara Membuat: Marinasi ikan dengan air perasan jeruk nipis dan garam secukupnya, diamkan 20 menit, kemudian panggang diatas teflon(aku di happycall yang dialasi daun pisang) sesekali olesi minyak plus bumbu ke ikannya(aku pakai bumbu kecap dan gula merah) panggang sampai matang. Cara bikin Sambal dabu-dabu : Campurkan semua bahan sambal dabu-dabu ke dalam mangkok kecuali minyak kelapa, panaskan minyak kelapa, kemudian siram diatas sambal tadi, sajikan ikan peda bakar dengan sambal dabu-dabu. Sumber: https://cookpad.com/id/resep/15232544?ref=search&search_term=peda+bakar
MAKA merupakan salah satu tradisi sakral dalam budaya Bima. Tradisi ini berupa ikrar kesetiaan kepada raja/sultan atau pemimpin, sebagai wujud bahwa ia bersumpah akan melindungi, mengharumkan dan menjaga kehormatan Dou Labo Dana Mbojo (bangsa dan tanah air). Gerakan utamanya adalah mengacungkan keris yang terhunus ke udara sambil mengucapkan sumpah kesetiaan. Berikut adalah teks inti sumpah prajurit Bima: "Tas Rumae… Wadu si ma tapa, wadu di mambi’a. Sura wa’ura londo parenta Sara." "Yang mulia tuanku...Jika batu yang menghadang, batu yang akan pecah, jika perintah pemerintah (atasan) telah dikeluarkan (diturunkan)." Tradisi MAKA dalam Budaya Bima dilakukan dalam dua momen: Saat seorang anak laki-laki selesai menjalani upacara Compo Sampari (ritual upacara kedewasaan anak laki-laki Bima), sebagai simbol bahwa ia siap membela tanah air di berbagai bidang yang digelutinya. Seharusnya dilakukan sendiri oleh si anak, namun tingkat kedewasaan anak zaman dulu dan...