Tarian
Tarian
Budaya Jawa Tengah Kebumen
Mencari Nasib Tari Lawet di Era Millenial
- 15 Agustus 2018

Daerah yang berada di selatan Pulau Jawa ini memang sudah terkenal akan lawetnya. Sudah menjadi rahasia umum jika sarang burung lawet menjadi salah satu sumber penghasilan daerah sejak abad ke 17. Hal inilah yang membuat Kabupaten Kebumen mengangkat burung lawet menjadi simbol daerahnya . Secara filosofi makna lawet merupakan pencerminan dari ketekunan dan kegesitan yang penuh dinamika dari rakyat daerah Kabupaten Kebumen dalam usahanya untuk membangun daerahnya. Menjadi ikon dari Kebumen, lawet bertranformasi ke dalam bentuk tarian kreasi yang disebut tari lawet. Berawal dari keinginan dari Bupati Kebumen pada tahun 1989 untuk menampilkan pentas tari massal khas Kebumen dalam rangka pembukaan acara Jambore Daerah Jawa Tengah yang diadakan di bukit perkemahan Widoro, Kebumen. Keinginan Bupati disambut baik oleh Bapak Sardjoko. Seniman asal Klaten ini melakukan survei dan pengamatan untuk obyek refleksi budaya ke pantai selatan Kebumen, tepatnya di daerah Karang Bolong. Karangbolong dipilih karena di situlah terdapat goa-goa yang menjadi sarang burung lawet. Melihat kondisi alam dan perilaku satwa serta orang yang mengunduh sarang Lawet, menjadi inspirasi untuk dituangkan dalam bentuk gerak tarian dan lagu yang berwujud tari Lawet. Gerakan tari Lawet lincah dan ceria, disesuaikan dengan gerak burung Lawet. Terdapat beberapa gerakan dalam tari lawet yaitu: ngulet, loncat egot, angklingan, didis, lenggut, nyucuk, ukel, lincah nyucuk, dan kepetan. Bukan hanya gerakan tari lawet, lagu pengiring dan kostum pun tak luput dari hasil kreasi Pak Sardjoko. Diiringi dengan musik gamelan yang disebut dengan Lawet Aneba yang merupakan singkatan dari Laras Pelog Patet Barang ini, syair musik pengiring tersebut menceritakan tentang rutinitas dan aktivitas burung Lawet sehari-hari dari waktu bangun tidur lalu keluar gua untuk mencari makan sampai kembali lagi ke dalam gua saat sore hari. Selain itu pada kostum tari lawet didominasi warna hitam serta diselingi warna biru di bagian sayapnya. Bukan tanpa alasan, karena kostum ini memang disesuaikan dengan warna asli burung lawet. Penyampaian melalui gerakan, musik pengiring dan kostum inilah yang membuat tari lawet unik. Tari lawet pernah berjaya pada massanya. Dimulai dengan penentasan tari lawet di Bumi Perkemahan Widoro Payung pada tanggal 31 Agustus 1989, dengan jumlah penari sekitar 200 orang. Setelah pementasan tari Lawet tersebut, perkembangan tari Lawet mengalami kemajuan yang pesat dengan dipentaskan pada even-even besar, seperti pada : Perayaan HUT RI ke-46, pembukaan MTQ Pelajar Tingkat Jawa Tengah di alun-alun Kebumen tahun 1993, Penutupan Porseni SD se Jateng tahun 1993, Pembukaan Porseni SD Kabupaten Kebumen dipentaskan massal oleh 300 penari, Peresmian Stadion Candradimuka tahun 1994, Pembukaan Porseni SD Tingkat Pembantu Gubernur se Kedu tahun 1994, Festival Ngunduh Sarang Burung Lawet di TMII tahun 1995, dan juga sebagai Juara I dalam Lomba Karya Tari Anak Tahun 1996 di STSI Surakarta. Gerbang kejayaan tari lawet terbuka ketika Bupati Amin Sudibyo memasukkan tari Lawet dalam kurikulum wajib sebagai Muatan Lokal Sekolah Dasar. Saat itu guru oenari lawet sangat dibutuhkan di tiap daerah di Kebumen. Namun pada tahun 2005, peraturan tersebut dihapus. Sejak saat itulah tari lawet meredup dari tanah Kebumen. Peran serta Pemda Kebumen serta kebijakan instansi terkait seperti DISPARBUD dan DIPORA sangat diharapkan untuk kembali mengangkat dan menjaga kelestarian tari Lawet sebagai aset budaya Kebumen yang berharga

Diskusi

Silahkan masuk untuk berdiskusi.

Daftar Diskusi

Rekomendasi Entri

Gambar Entri
Ikan Tongkol Sambal Dabu Dabu Terasi
Makanan Minuman Makanan Minuman
Sulawesi Utara

Bahan: 1 buah tomat, potong dadu 2 ekor ikan tongkol ukuran sedang (1/2kg) 1/2 bks bumbu marinasi bubuk 1 sdt bawang putih Secukupnya garam Secukupnya gula 7 siung bawang merah, iris 5 buah cabe rawit, iris 2 batang sereh, ambil bagian putihnya, iris 3 lembar daun jeruk, iris tipis-tipis 1 bks terasi ABC Minyak untuk menumis Secukupnya air Cara memasak: Cuci bersih ikan tongkol. Taburi bumbu marinasi desaku, garam secukupnya, air 2 sdm ke ikan tongkol. Siapkan bahan-bahan. Iris tipis bawang merah, daun jeruk, seret, cabe rawit. Kukus ikan tongkol selama 10 menit. Lapisi dengan daun pisang atau daun kunyit. Boleh jg tidak d lapisi. Setelah ikan di kukus, goreng ikan. Tumis bawang merah dan bahan lainnya. Masukkan terasi yg telah dihancurkan. Setelah matang, masukkan ikan yang telah digoreng. Aduk hingga rata. Sajikan dengan nasi hangat. Sumber: https://cookpad.com/id/resep/24995999?ref=search&search_term=dabu+dabu

avatar
Deni Andrian
Gambar Entri
Peda bakar sambal dabu-dabu
Makanan Minuman Makanan Minuman
Sulawesi Selatan

Bahan-bahan Porsi 2 orang Bumbu Ikan bakar : 2 ekor ikan peda 1 sdm kecap 1/2 sdm Gula merah 1/2 sdt garam Minyak goreng Bahan sambal dabu-dabu : 7 buah cabe rawit merah, iris kecil 1 buah tomat merah, iris dadu 3 siung bawang merah,iris halus 2 lembar daun jeruk, buang tulang tengah daun, iris tipis 2 sdm minyak goreng panas Cara Membuat: Marinasi ikan dengan air perasan jeruk nipis dan garam secukupnya, diamkan 20 menit, kemudian panggang diatas teflon(aku di happycall yang dialasi daun pisang) sesekali olesi minyak plus bumbu ke ikannya(aku pakai bumbu kecap dan gula merah) panggang sampai matang. Cara bikin Sambal dabu-dabu : Campurkan semua bahan sambal dabu-dabu ke dalam mangkok kecuali minyak kelapa, panaskan minyak kelapa, kemudian siram diatas sambal tadi, sajikan ikan peda bakar dengan sambal dabu-dabu. Sumber: https://cookpad.com/id/resep/15232544?ref=search&search_term=peda+bakar

avatar
Deni Andrian
Gambar Entri
tes
Alat Musik Alat Musik
Bali

tes

avatar
Reog Dev
Gambar Entri
Tradisi MAKA
Seni Pertunjukan Seni Pertunjukan
Nusa Tenggara Barat

MAKA merupakan salah satu tradisi sakral dalam budaya Bima. Tradisi ini berupa ikrar kesetiaan kepada raja/sultan atau pemimpin, sebagai wujud bahwa ia bersumpah akan melindungi, mengharumkan dan menjaga kehormatan Dou Labo Dana Mbojo (bangsa dan tanah air). Gerakan utamanya adalah mengacungkan keris yang terhunus ke udara sambil mengucapkan sumpah kesetiaan. Berikut adalah teks inti sumpah prajurit Bima: "Tas Rumae… Wadu si ma tapa, wadu di mambi’a. Sura wa’ura londo parenta Sara." "Yang mulia tuanku...Jika batu yang menghadang, batu yang akan pecah, jika perintah pemerintah (atasan) telah dikeluarkan (diturunkan)." Tradisi MAKA dalam Budaya Bima dilakukan dalam dua momen: Saat seorang anak laki-laki selesai menjalani upacara Compo Sampari (ritual upacara kedewasaan anak laki-laki Bima), sebagai simbol bahwa ia siap membela tanah air di berbagai bidang yang digelutinya. Seharusnya dilakukan sendiri oleh si anak, namun tingkat kedewasaan anak zaman dulu dan...

avatar
Aji_permana
Gambar Entri
Wisma Muhammadiyah Ngloji
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

Wisma Muhammadiyah Ngloji adalah sebuah bangunan milik organisasi Muhammadiyah yang terletak di Desa Sendangagung, Kecamatan Minggir, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Wisma ini menjadi pusat aktivitas warga Muhammadiyah di kawasan barat Sleman. Keberadaannya mencerminkan peran aktif Muhammadiyah dalam pemberdayaan masyarakat melalui pendekatan dakwah dan pendidikan berbasis lokal.

avatar
Bernadetta Alice Caroline