|
|
|
|
Masjid Raya Bandar Khalifah Tanggal 19 Sep 2014 oleh Oase . |
Selain Masjid Jami’ Ismailiyah dan Masjid as-Syakirin, di Deli Serdang masih terdapat masjid bersejarah lain, yakni Masjid Raya Bandar Khalifah. Terletak di pinggir Jalan Bandar Khalifah dan secara administratif masuk ke dalam Desa Gelam, Kecamatan Banda, Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara. Masjid ini berdiri di antara permukiman penduduk yang mayoritas bermata pencaharian petani. Berdasarkan informasi dari masyarakat, masjid dibangun sekitar tahun 1890 oleh Tengku Haji Nurdin yang bergelar Maharaja Muda Wazir Negeri Deli. Gelar tersebut merupakan pemberian Sultan Deli, dimana Tengku Haji Nurdin merupakan generasi kedelapan dari kerajaan Negeri Padang yang berpusat di Bandar Khalifah.
Kerajaan tersebut bernama ‘Padang’ karena raja selalu memerintahkan rakyatnya untuk membuka ladang, dimana dalam istilah Melayu padang berarti ladang. Oleh karena itu, kerajaan tersebut lebih dikenal dengan nama Negeri Padang. Adapun kepengurusan masjid sampai saat ini dikelola oleh keturunan Tengku Haji Nurdin dari Kerajaan Negeri Padang. Pemugaran pernah dilaksanakan pada tahun 1996 oleh Tengku Nursih Sah (keturunan Tengku Haji Nurdin). Pemugaran dilakukan pada bagian atap, plafon serambi depan yang semula kayu diganti beton dan diperluas, penggantian lantai yang semula tegel menjadi keramik, dan pembangunan tempat wudhu baru. Bangunan masjid terdiri dari serambi, ruang utama, tempat wudhu dan tempat bedug.
Halaman masjid memiliki luas 45 x 30 m, sementara bangunan masjidnya berbentuk persegi dengan luas 12,5 x 12,5 m dan tinggi 15 m. Masjid meghadap ke sebelah utara dan pintu masuk berupa gapura beratap genteng dengan bentuk limasan berada di sebelah barat. Serambi dan ruang utama masjid memiliki tinggi 60 cm dari permukaan tanah. Serambi tersebut berada di sisi timur, selatan, dan utara sebagai serambi terluas. Serambi utara merupakan serambi tambahan baru pada saat pemugaran. Sisi barat tidak berserambi karena terdapat mihrab bertiang enam. Untuk masuk ke dalam serambi terdapat dua buah tangga berlantai keramik. Bagian depan berdiri dua tiang besar dan empat tiang lebih kecil serta dikelilingi pagar beton.
Ruang utama masjid memiliki tiga pintu di setiap sisi yang berserambi. Pintu terbuat dari kayu dan memiliki dua daun pintu dengan hiasan bunga dan sulur-suluran di bagian atasnya. Sedangkan di sisi barat terdapat dua buah jendela di sebelah kiri dan kanan mihrab. Di dalam ruang utama masjid berdiri empat tiang yang terbuat dari kayu, mihrab dan mimbar. Mihrab berbentuk segi enam, disusun dari enam pilar tiang yang berukuran sama, dan menjorok ke sisi barat. Sama seperti mihrab, mimbar juga didukung enam tiang dan terbuat dari kayu. Mimbar terdiri dari tiga bagian dan memiliki dua anak tangga. Diantara bagiannya adalah bagian bawah yang berpagar kayu, bagian tengah tidak berdinding, dan bagian atas yang dihiasi sulur-suluran serta bunga. Atap mimbar terbuat dari kayu berbentuk sisik ikan, dimana pada setiap sudut atap dihiasi sulur-suluran.
Masjid Raya Bandar Khalifah dikelilingi 28 buah pilar besar yang mengindikasikan sebagai pengaruh dari arsitektur Belanda. Atap masjid berbentuk tumpang atau tingkat dua terbuat dari genteng. Sedangkan bagian mihrab memiliki atap sendiri. Sekeliling atap memiliki hiasan bentuk tumpal dari bahan kayu. Pada plafon ruang utama masjid menempel hiasan medalion dari kayu berbentuk bulat dan berhiaskan bunga teratai serta sulur-sulur daun di dalamnya. Sebelah utara masjid terdapat bangunan baru yang difungsikan sebagai tempat wudhu. Adapun di sudut barat daya halaman masjid terdapat bangunan sederhana sebagai tempat bedug lama yang umurnya diperkirakan sama dengan umur masjid.
Sumber: http://kebudayaanindonesia.net/kebudayaan/1348/masjid-raya-bandar-khalifah
Gambus
Oleh
agus deden
| 21 Jun 2012.
Gambus Melayu Riau adalah salah satu jenis instrumental musik tradisional yang terdapat hampir di seluruh kawasan Melayu.Pergeseran nilai spiritual... |
Hukum Adat Suku...
Oleh
Riduwan Philly
| 23 Jan 2015.
Dalam upaya penyelamatan sumber daya alam di kabupaten Aceh Tenggara, Suku Alas memeliki beberapa aturan adat . Aturan-aturan tersebut terbagi dal... |
Fuu
Oleh
Sobat Budaya
| 25 Jun 2014.
Alat musik ini terbuat dari bambu. Fuu adalah alat musik tiup dari bahan kayu dan bambu yang digunakan sebagai alat bunyi untuk memanggil pend... |
Ukiran Gorga Si...
Oleh
hokky saavedra
| 09 Apr 2012.
Ukiran gorga "singa" sebagai ornamentasi tradisi kuno Batak merupakan penggambaran kepala singa yang terkait dengan mitologi batak sebagai... |