Masjid At-Taqwa adalah salah satu masjid paling terkenal sekaligus terbesar kedua di Kota Balikpapan, Masjid ini berdiri di lahan sebesar 5.628 m2 yang terletak di daerah pesisir pantai Balikpapan dan juga terletak di pinggir jalanan utama Kota Balikpapan.
Masjid ini berdiri pada sekitar tahun 1950 ketika daerah Balikpapan masih dikuasai oleh Belanda, pembangunan masjid ini diprakarsai oleh beberapa ulama, yaitu: Al Habib Ghasim Bahasim, Al Habib Ali Assegaf, H. Abdul Malik, H. Kai Kintang, H. Bahrun, H. Abdul Ghani, H. Abdul Ramli, dan beberapa ulama serta tokoh masyarakat lainnya. Sejak awal dibangun, masjid ini sudah mengalami empat kali renov besar besaran serta berubah-ubah namanya. mulai pada tahun 1950, nama masjid ini adalah Masjid Jami' At-Taqwa, kemudian setelah renovasi pada tahun 1970-an, nama masjid ini diubah menjadi Masjid Raya At-Taqwa, lalu pada tahun 1998 masjid ini direnovasi lagi dan diubah namanya menjadi Masjid Agung At-Taqwa Balikpapan, namun masyarakat setempat biasa menyebutnya hanya dengan "Masjid At-Taqwa". Terakhir pada tahun 2004, masjid ini direnovasi lagi hingga berhasil menjadi masjid terbesar di Balikpapan hingga pada tahun 2017. Karena pada tahun 2017, Masjid Islamic Center Balikpapan telah diresmikan sekaligus pula menjadi masjid terbesar di Balikpapan sejak saat itu dan mengalahkan Masjid At-Taqwa.
Masjid ini terletak di posisi yang sangat strategis, yaitu di pinggir jalan protokol dan di sebelah kantor walikota Balikpapan , maka banyak hal yang dilakukan oleh panitia untuk menjadikan masjid ini sangat menarik untuk dikunjungi, salah satu hal paling menonjol dari masjid ini adalah 4 menaranya yang menjulang tinggi, dan juga berada di daerah yang cenderung datar dibandingkan daerah lain di Balikpapan yang berbukit membuat 4 menara ini menjadi sangat menonjol pada siang hari, terlebih saat malam hari. saat malam hari, 4 menara masjid ini dengan konstan dan lembut berganti warna secara perlahan, mulai dari biru, hijau, hingga ungu.
Ketika memasuki masjid ini, kita akan menemukan bahwa ruang sholat utama berda pada lantai 2. Lantai 1 masjid ini digunakan sebagai ruang sekunder untuk sholat yang biasa digunakan untuk orang yang terlambat datang sholat dan sudah tidak sempat untuk sholat di lantai 2. Di lantai 2, ada lantai tambahan yang diperuntukkan untuk menampung lebih banyak orang sehingga keseluruhan masjid ini memiliki 3 lantai.
Ketika memasuki masjid ini, kita akan kagum luas dan tingginya ruangan utama masjid ini, serta bagian dalam kubah dengan diameter 16 meter yang diberi lukisan geometris yang sangat menarik mata. Lalu kita akan menemukan tempat imam yang sangat luas, diisi dengan sajadah untuk imam kemudian mimbar yang sangat besar dibandingkan mimbar mimbar di masjid lain. Letak masjid ini yang berada di daerah pesisir didukung oleh jendela masjid dengan jumlah yang banyak dan ukuran yang besar membuat masjid ini tidak memerlukan AC meskipun Balikpapan adalah kota dengan suhu rata-rata harian yang cukup tinggi. Ada juga hiasan di dinding tempat imam yang terbuat dari marmer berwarna hitam. Secara keseluruhan, masjid ini menganut gaya arsitektur turki utsmani dan masjid nabawi.
Terakhir, di luar masjid ini juga terdapat beberapa took yang menjajakan makanan dan barang barang khas islam seperti songkok/kopiah, kemudian baju gamis, siwak, dan parfum khas arab. Dan juga pada hari Jum’at, tepat sebelum sholat Jum’at, masjid ini menyediakan kolak pisang serta teh dan kopi.
Selamat Berkunjung!
source : langitkaltim.com,plongsite.wodpress.com, gomuslim.co.id
Bahan: 1 buah tomat, potong dadu 2 ekor ikan tongkol ukuran sedang (1/2kg) 1/2 bks bumbu marinasi bubuk 1 sdt bawang putih Secukupnya garam Secukupnya gula 7 siung bawang merah, iris 5 buah cabe rawit, iris 2 batang sereh, ambil bagian putihnya, iris 3 lembar daun jeruk, iris tipis-tipis 1 bks terasi ABC Minyak untuk menumis Secukupnya air Cara memasak: Cuci bersih ikan tongkol. Taburi bumbu marinasi desaku, garam secukupnya, air 2 sdm ke ikan tongkol. Siapkan bahan-bahan. Iris tipis bawang merah, daun jeruk, seret, cabe rawit. Kukus ikan tongkol selama 10 menit. Lapisi dengan daun pisang atau daun kunyit. Boleh jg tidak d lapisi. Setelah ikan di kukus, goreng ikan. Tumis bawang merah dan bahan lainnya. Masukkan terasi yg telah dihancurkan. Setelah matang, masukkan ikan yang telah digoreng. Aduk hingga rata. Sajikan dengan nasi hangat. Sumber: https://cookpad.com/id/resep/24995999?ref=search&search_term=dabu+dabu
Bahan-bahan Porsi 2 orang Bumbu Ikan bakar : 2 ekor ikan peda 1 sdm kecap 1/2 sdm Gula merah 1/2 sdt garam Minyak goreng Bahan sambal dabu-dabu : 7 buah cabe rawit merah, iris kecil 1 buah tomat merah, iris dadu 3 siung bawang merah,iris halus 2 lembar daun jeruk, buang tulang tengah daun, iris tipis 2 sdm minyak goreng panas Cara Membuat: Marinasi ikan dengan air perasan jeruk nipis dan garam secukupnya, diamkan 20 menit, kemudian panggang diatas teflon(aku di happycall yang dialasi daun pisang) sesekali olesi minyak plus bumbu ke ikannya(aku pakai bumbu kecap dan gula merah) panggang sampai matang. Cara bikin Sambal dabu-dabu : Campurkan semua bahan sambal dabu-dabu ke dalam mangkok kecuali minyak kelapa, panaskan minyak kelapa, kemudian siram diatas sambal tadi, sajikan ikan peda bakar dengan sambal dabu-dabu. Sumber: https://cookpad.com/id/resep/15232544?ref=search&search_term=peda+bakar
MAKA merupakan salah satu tradisi sakral dalam budaya Bima. Tradisi ini berupa ikrar kesetiaan kepada raja/sultan atau pemimpin, sebagai wujud bahwa ia bersumpah akan melindungi, mengharumkan dan menjaga kehormatan Dou Labo Dana Mbojo (bangsa dan tanah air). Gerakan utamanya adalah mengacungkan keris yang terhunus ke udara sambil mengucapkan sumpah kesetiaan. Berikut adalah teks inti sumpah prajurit Bima: "Tas Rumae… Wadu si ma tapa, wadu di mambi’a. Sura wa’ura londo parenta Sara." "Yang mulia tuanku...Jika batu yang menghadang, batu yang akan pecah, jika perintah pemerintah (atasan) telah dikeluarkan (diturunkan)." Tradisi MAKA dalam Budaya Bima dilakukan dalam dua momen: Saat seorang anak laki-laki selesai menjalani upacara Compo Sampari (ritual upacara kedewasaan anak laki-laki Bima), sebagai simbol bahwa ia siap membela tanah air di berbagai bidang yang digelutinya. Seharusnya dilakukan sendiri oleh si anak, namun tingkat kedewasaan anak zaman dulu dan...
Wisma Muhammadiyah Ngloji adalah sebuah bangunan milik organisasi Muhammadiyah yang terletak di Desa Sendangagung, Kecamatan Minggir, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Wisma ini menjadi pusat aktivitas warga Muhammadiyah di kawasan barat Sleman. Keberadaannya mencerminkan peran aktif Muhammadiyah dalam pemberdayaan masyarakat melalui pendekatan dakwah dan pendidikan berbasis lokal.