×

Akun anda bermasalah?
Klik tombol dibawah
Atau
×

DATA


Kategori

Arsitektur

Elemen Budaya

Produk Arsitektur

Provinsi

Jawa Tengah

Asal Daerah

Kota Solo

Masjid Agung Surakarta

Tanggal 08 Aug 2014 oleh Anwarefendi .

Masjid Agung Surakarta terletak di Kelurahan Kauman, Kecamatan Pasar Kliwon, Kotamadia Surakarta, Provinsi Jawa Tengah. Sebagai masjid Keraton, Masjid Agung Surakarta berada di dekat alun-alun, di tengah-tengah kota. Sebelah utara berbatasan dengan pemukiman penduduk kampung Kauman. Sebelah selatan terdapat Pasar Klewer. Di sebelah timur berbatasan dengan alun-alun utara keraton Kasunanan Surakarta, sedangkan sebelah barat terdapat pemukiman penduduk.

Masjid Agung dibangun pada massa Sunan Paku Buwono III tahun 1763M atau 1689 tahun Jawa dan selesai pada tahun 1768. Masjid Agung merupakan kompleks bangunan seluas 19.180 meter persegi yang dipisahkan dari lingkungan sekitar dengan tembok pagar keliling setinggi 3,25 meter. Bangunan Masjid Agung Surakarta secara keseluruhan berupa bangunan tajug yang beratap tumpang tiga dan berpuncak mustaka. Seluruh kompleks tersebut dapat dibagi atas :

·   Serambi

Ruangan serambi berupa bangunan terbuka yang mempunyai lima anak tangga naik, yaitu tiga anak tangga ada di sisi timur dan masing-masing satu anak tangga di sisi utara dan selatan. Ruangan serambi memiliki 40 tiang dari kayu yang berpenampang lintang bujur sangkar. Umpak tiang berupa pualam merah tua yang dibentuk seperti piramid terpenggal.

Di serambi ini terdapat dua buah bedug dan sebuah kentongan. Bedug yang berada di sudut timur laut dinamai Kyai Wahyu Tenggoro. Bedug yang hanya dipukul pada malam hari dalam bulan Ramadhan yaitu bedug yang digantung di sudut tenggara.

·  Ruang Utama

Ada tujuh pintu masuk ke ruang utama dari serambi, yaitu tiga pintu di sisi utara, tiga pintu di sisi selatan, dan satu pintu di tengah-tengah. Ruang utama ditopang oleh empat sakaguru dari kayu dan 12 sakarawa (tiang tambahan). Seperti halnya masjid-masjid lain, Masjid Agung Surakarta juga memiliki kelengkapan yaitu mihrab dan mimbar. Mihrab adalah tempat imam memimpin shalat, bentuknya relung setengah lingkaran dan datar ujungnya. Mihrab masjid terdapat di sisi barat. Mimbar Masjid Agung Surakarta dibagi menjadi tiga bagian, yaitu bagian dasar, dudukan dan sandaran, serta bagian atas.

·  Pawestren

Pawestren adalah tempat shalat untuk kaum wanita di dalam ruangan masjid. Pawestren ini mempunyai satu pintu penghubung ke serambi dan satu pintu di sisi selatan untuk menuju ke tempat wudhu wanita.

· Bangunan lain

Menara adzan terletak di timur laut masjid, bangunan ini mempunyai corak arsitektur menara Kutub Minor di Newe Delhi, India. Pagongan adalah bangunan tempat gamelan pada waktu diadakan upacara sekaten yang diadakan setahun sekali pada bulan Maulud. Upacara sekaten tersebut dipusatkan di Masjid Agung Surakarta. Di dalam Masjid ini terdapat makam yang letaknya di belakang masjid.  Seluruhnya terdapat tujuh buah makam, enam buah terdapat di sebelah selatan mihrab dan sebuah di sebelah utara mihrab. Selain terdapat makam, dalam masjid ini terdapat tugu jam istiwak. Bangunan ini berbentuk seperti tugu yang pada bagian atasnya terdapat dua buah alat berbentuk cekungan dari tembaga untuk menentukan waktu shalat/istiwak. Bangunan wudhu dalam masjid ini terdapat tiga buah yang terdiri dari sebuah tempat wudhu untuk wanita dan dua buah tempat wudhu untuk pria.

Masjid Agung Surakarta merupakan elemen yang tidak dapat dipisahkan begitu saja dari proses perkembangan sejarah Islam di Jawa umumnya dan Keraton Surakarta Hadiningrat khususnya. Karena seperti kita ketahui bahwa menurut tradisi Islam suatu pusat pemerintahan harus memiliki unsur-unsur antara lain Keraton sebagai pusat pemerintahan dan tempat tinggal raja, Masjid sebagai tempat ibadah utama dan berkumpulnya mukmin, Alun-alun sebagai tempat rakyat bertemu dengan rajanya dan Pasar sebagai tempat kegiatan ekonomi.

Sumber : Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. (1999). Masjid Kuno Indonesia. Jakarta: ProyekPembinaan Peninggalan Sejarah dan Kepurbakalaan Pusat. 

DISKUSI


TERBARU


Ulos Jugia

Oleh Zendratoteam | 14 Dec 2024.
Ulos

ULOS JUGIA Ulos Jugia disebut juga sebagai " Ulos na so ra pipot " atau pinunsaan. Biasanya adalah ulos "Homitan" yang disimp...

Tradisi Sekaten...

Oleh Journalaksa | 29 Oct 2024.
Tradisi Sekaten Surakarta

Masyarakat merupakan kesatuan hidup dari makhluk-makhluk manusia saling terikat oleh suatu sistem adat istiadat (Koentjaraningrat, 1996: 100). Masyar...

Seni Tari di Ci...

Oleh Aniasalsabila | 22 Oct 2024.
Seni Tari Banyumasan

Seni tari merupakan salah satu bentuk warisan budaya yang memiliki peran penting dalam kehidupan masyarakat Cilacap. Tari-tarian tradisional yang ber...

Wayang Banyumas...

Oleh Aniasalsabila | 22 Oct 2024.
Wayang Banyumasan

Wayang merupakan salah satu warisan budaya tak benda Indonesia yang memiliki akar dalam sejarah dan tradisi Jawa. Sebagai seni pertunjukan, wayang te...

Ekspresi Muda K...

Oleh Journalaksa | 19 Oct 2024.
Ekspresi Muda Kota

Perkembangan teknologi yang semakin pesat tidak hanya ditemui pada bidang informasi, komunikasi, transportasi, konstruksi, pendidikan, atau kesehatan...

FITUR


Gambus

Oleh agus deden | 21 Jun 2012.
Alat Musik

Gambus Melayu Riau adalah salah satu jenis instrumental musik tradisional yang terdapat hampir di seluruh kawasan Melayu.Pergeseran nilai spiritual...

Hukum Adat Suku...

Oleh Riduwan Philly | 23 Jan 2015.
Aturan Adat

Dalam upaya penyelamatan sumber daya alam di kabupaten Aceh Tenggara, Suku Alas memeliki beberapa aturan adat . Aturan-aturan tersebut terbagi dal...

Fuu

Oleh Sobat Budaya | 25 Jun 2014.
Alat Musik

Alat musik ini terbuat dari bambu. Fuu adalah alat musik tiup dari bahan kayu dan bambu yang digunakan sebagai alat bunyi untuk memanggil pend...

Ukiran Gorga Si...

Oleh hokky saavedra | 09 Apr 2012.
Ornamen Arsitektural

Ukiran gorga "singa" sebagai ornamentasi tradisi kuno Batak merupakan penggambaran kepala singa yang terkait dengan mitologi batak sebagai...