|
|
|
|
Masjid Agung Banten, Masjid Paling Bersejarah Tanggal 02 Jan 2016 oleh Muthi Ashriyanti Tarya. |
Masjid Agung Banten, Masjid Paling Bersejarah
Masjid Agung Banten termasuk salah satu masjid tertua di Indonesia yang penuh dengan nilai sejarah. Masjid Agung Banten terletak di Kecamatan Kasemen, daerah Banten Lama atau tepatnya 10 km arah utara dari Kota Serang yang dibangun antara tahun 1552-1570 saat Sultan Maulana Hasanuddin memerintah. Bangunan masjid ini memadukan unsur Jawa Kuno dan Tiongkok yang dapat terlihat dari serambi yang lapang dan atap yang bertingkat dengan atap masjid menyerupai tumpeng. Setiap hari masjid ini ramai dikunjungi para peziarah yang datang tidak dari Banten dan Jawa Barat saja, tetapi juga dari berbagai daerah di Pulau Jawa. Masjid ini masuk dalam kategori bangunan cagar budaya yang dilindungi.
Masjid ini dibangun pada masa pemerintahan Sultan Maulana Hasanuddin (1552-1570), sultan pertama dari Kesultanan Banten. Ia adalah putra pertama dari Sunan Gunung Jati. Namun, terdapat dua versi yang menceritakan siapa arsitektur pembangunan masjid ini. Versi pertama menyebutkan, Masjid Agung Banten dibangun oleh arsitek keturunan Tiongkok yang bernama Tjek ban Tjut yang terlihat dari atap bangunan utama yang bertumpuk lima, mirip pagoda China. Sedangkan versi lainnya menyebutkan, masjid ini diarsiteki oleh Raden Sepat yang berasal dari Demak.
Serambi utama masjid di hiasi dengan tiang-tiang penyangga yang secara keseluruhan berjumlah 24 buah. Sedangkan serambi di sisi kiri masjid terdapat kompleks makam sultan dan keluarga kerajaan. Di masjid ini juga terdapat kompleks pemakaman sultan-sultan Banten serta keluarganya. Yaitu makam Sultan Maulana Hasanuddin dan istrinya, Sultan Ageng Tirtayasa, dan Sultan Abu Nasir Abdul Qohhar. Sementara di sisi utara serambi selatan terdapat makam Sultan Maulana Muhammad dan Sultan Zainul Abidin, dan lainnya.
Bagian dalam masjid ini berbentuk bujur sangkar dengan tiang-tiang yang disebut saka guru sebagai penyangga. Tiang-tiang ini disangga dengan umpak yang terbuat dari batu andesit dan berbentuk motif buah labu. Tidak ketinggalan mimbar yang terbuat dari kayu bertangga marmer berada di paling depan. Mimbar ini dahulu berfungsi sebagai tempat berdirinya khotib saat menyiarkan agama islam. Sedangkan di sisi depan dan samping dibatasi dengan pintu yang berjumlah 5 buah. Jumlah ini mengikuti rukun islam sebagai sumber acuan.
Masjid Agung Banten juga memiliki paviliun tambahan yang terletak di sisi selatan bangunan inti Masjid ini. Paviliun dua lantai ini dinamakan Tiyamah. Berbentuk persegi panjang dengan gaya arsitektur Belanda kuno, bangunan ini dirancang oleh seorang arsitek Belanda bernama Hendick Lucasz Cardeel. Masjid ini dikenali dari bentuk menaranya yang sangat mirip dengan bentuk sebuah bangunan mercusuar.
Menara yang menjadi ciri khas Masjid Banten terletak di sebelah timur masjid. Menara ini terbuat dari batu bata dengan ketinggian kurang lebih 24 meter, diameter bagian bawahnya kurang lebih 10 meter. Semua berita Belanda tentang Banten hampir selalu menyebutkan menara tersebut, membuktikan menara itu selalu menarik perhatian pengunjung Kota Banten masa lampau.
Untuk mencapai ujung menara, ada 83 buah anak tangga yang harus ditapaki dan melewati lorong yang hanya dapat dilewati oleh satu orang. Pemandangan di sekitar masjid dan perairan lepas pantai dapat terlihat di atas menara, karena jarak antara menara dengan laut yang hanya sekitar 1,5 km. Dahulu, selain digunakan sebagai tempat mengumandangkan adzan, menara yang juga dibuat oleh Hendick Lucasz Cardeel ini digunakan sebagai tempat menyimpan senjata.
Sumber :
https://id.wikipedia.org/wiki/Masjid_Agung_Banten diakses pada 29 Desember 2015 , diakses pada
http://www.indonesiakaya.com/kanal/detail/perpaduan-arsitektur-budaya-di-masjid-agung-banten , diakses pada 29 Desember 2015
http://www.masjid.asia/2013/04/mengenal-tentang-masjid-agung-banten.html , diakses pada 29 Desember 2015
Gambus
Oleh
agus deden
| 21 Jun 2012.
Gambus Melayu Riau adalah salah satu jenis instrumental musik tradisional yang terdapat hampir di seluruh kawasan Melayu.Pergeseran nilai spiritual... |
Hukum Adat Suku...
Oleh
Riduwan Philly
| 23 Jan 2015.
Dalam upaya penyelamatan sumber daya alam di kabupaten Aceh Tenggara, Suku Alas memeliki beberapa aturan adat . Aturan-aturan tersebut terbagi dal... |
Fuu
Oleh
Sobat Budaya
| 25 Jun 2014.
Alat musik ini terbuat dari bambu. Fuu adalah alat musik tiup dari bahan kayu dan bambu yang digunakan sebagai alat bunyi untuk memanggil pend... |
Ukiran Gorga Si...
Oleh
hokky saavedra
| 09 Apr 2012.
Ukiran gorga "singa" sebagai ornamentasi tradisi kuno Batak merupakan penggambaran kepala singa yang terkait dengan mitologi batak sebagai... |