×

Akun anda bermasalah?
Klik tombol dibawah
Atau
×

DATA


Kategori

Permainan Tradisional

Elemen Budaya

Permainan Tradisional

Provinsi

Sumatera Utara

Asal Daerah

Daerah Tapanuli Utara, Tengah, Selatan

Marsilo (Marsilo-silo)

Tanggal 05 Apr 2015 oleh Besli Malanton Situngkir.

Rona geografis di kepulauan Indonesia memiliki kontur yang sangat beragam. Hal ini dapat berupa gunung gemunung, dataran tinggi, dataran rendah, hingga sampai ke daerah pesisir. Dari puncak gunung sampai ke pesisir memiliki bermacam karakteristik alam berupa hutan belantara, padang rumput yang luas, daerah bukit berbatu atau bukit kapur serta danau dan sungai. Topografi semacam ini sangat khas mengingat  Indonesia memiliki iklim tropis, yang mempengaruhi bentuk daratan disekitarnya.

Di daerah Sumatera Utara yang banyak dihuni oleh etnis Batak, Melayu dan Nias, sungai sangat mempengaruhi cara ciri hidup penduduk sekitarnya. Hal ini terkait dengan siklus kehidupan masyarakatnya yang tak lepas dari keharmonisan dengan alam dan lingkungan. Sungai sangat berjasa dalam ritual kebudayaan atau keagamaan, dalam peran fungsi pengairan dan penghasil ikan untuk kebutuhan pangan, dalam peran transportasi pada sungai-sungai besar, dan juga secara pribadi memiliki manfaat untuk kebutuhan rumah tangga dari mandi, mencuci, serta buang air.

Mandi di sungai tidak hanya berupa kegiatan untuk bebersih diri atau rutinitas saja. Bagi anak-anak yang tinggal dekat dengan aliran sungai, waktu untuk mandi terkadang digunakan untuk bermain. Salah satu permainan yang sering dilakukan adalah Marsilo.

Marsilo merupakan sebuah permainan yang sering dimainkan anak-anak Tapanuli ketika waktu mandi disungai dirasa agak santai. Kondisi dimana tidak ada pekerjaan atau tugas dari orang tua yang harus segera dilakukan. Anak-anak Tapanuli atau Batak sering menggunakan kesempatan ini untuk bermain disungai sampai satu atau dua jam penuh. Berkejaran dalam air, menyelam dan muncul ke permukaan adalah bagian dari permainannya. Marsilo dalam terjemahan bahasa Indonesianya bermakna "menyelam dan muncul ke permukaan".

Permainan ini tidak saja bermanfaat untuk mengisi waktu luang, tetapi dengan sendirinya dapat melatih anak-anak untuk bisa berenang secara tangkas dan gesit. Terkadang jika musim penghujan dirasa cukup lama dan curahnya sangat tinggi, daerah sekitar sungai akan meluap. Hal ini cukup menjadi kekhawatiran bagi penduduk disekitarnya. Oleh sebab itu kemampuan berenang merupakan modal pertahanan hidup dalam menghadapi ganasnya alam yang sewaktu-waktu bisa melebihi dari biasanya. Kemampuan berenang sangat penting dimiliki oleh anak anak yang tinggal didaerah aliran air sungai. Untuk menyemangatinya terkadang para tetua kampung mengadakan perlombaan untuk permainan rakyat ini.

Marsilo merupakan permainan yang menyenangkan dan terkadang bisa sangat ramai oleh peserta dan penonton. Untuk kepesertaannya hanya dibolehkan bagi laki-laki saja. Hal ini erat kaitannya dengan norma dan nilai tatakrama orang Batak/Tapanuli dimana pihak laki-laki dan perempuan tidak boleh terlalu berbaur satu sama lainnya dalam permainan yang penuh dengan ciri kebebasan serta berpenampilan setengah telanjang. Jumlah peserta dalam satu set permainan antara 5 sampai 6 orang. Untuk memulai permainan, mereka harus melakukan sut atau gambreng terlebih dahulu. Bagi siapa yang kalah dalam sesi sut terakhir, maka dialah yang berperan sebagai pengejar peserta lainnya. Kawasan untuk permainan ditetapkan batas-batasnya dengan memberi tanda sesuai persetujuan. Hal ini untuk menghindari para peserta tidak berenang terlalu jauh. Bagi setiap perenang diberikan daerah kekuasaan berupa batas pelindung yang tidak bisa dilanggar  si pengejar, akan tetapi siperenang tidak bisa berlama-lama dalam satu batas kekuasaan. Waktu untuk diam dalam batas kekuasaan diberikan kira-kira 30 detik. Setelah lewat tenggatnya perenang harus pindah ke batas kekuasaan lainnya atau memilih tempat lain yang jauh dari tangkapan si pengejar. Jika waktu ini dilanggar, maka dikenakan sanksi oleh tetua pengamat permainan. Sanksi yang dijatuhkan adalah otomatis menjadi si pengejar. Keputusan tetua pengamat tidak bisa dibantah. Permainan ini bisa menjadi sangat ramai dalam waktu-waktu tertentu, ketika sebuah kampung memiliki sebuah perayaan  yang berhubungan dengan kebiasaan setempat.

Begitulah sebuah ringkasan gambaran sebuah permainan yang biasa dilakukan di daerah Sumatera Utara dimasa lalu hingga sekarang, terkhususnya pada anak-anak yang tinggal didaerah aliran sungai. Untuk dimasa depan, hal ini mungkin akan dapat tergerus oleh waktu, dan jarang dimainkan. Modernitas jenis permainan baru serta kebersihan aliran air sungai dapat mempengaruhi keinginan anak-anak untuk bermain disungai.

 

DISKUSI


TERBARU


Ulos Jugia

Oleh Zendratoteam | 14 Dec 2024.
Ulos

ULOS JUGIA Ulos Jugia disebut juga sebagai " Ulos na so ra pipot " atau pinunsaan. Biasanya adalah ulos "Homitan" yang disimp...

Tradisi Sekaten...

Oleh Journalaksa | 29 Oct 2024.
Tradisi Sekaten Surakarta

Masyarakat merupakan kesatuan hidup dari makhluk-makhluk manusia saling terikat oleh suatu sistem adat istiadat (Koentjaraningrat, 1996: 100). Masyar...

Seni Tari di Ci...

Oleh Aniasalsabila | 22 Oct 2024.
Seni Tari Banyumasan

Seni tari merupakan salah satu bentuk warisan budaya yang memiliki peran penting dalam kehidupan masyarakat Cilacap. Tari-tarian tradisional yang ber...

Wayang Banyumas...

Oleh Aniasalsabila | 22 Oct 2024.
Wayang Banyumasan

Wayang merupakan salah satu warisan budaya tak benda Indonesia yang memiliki akar dalam sejarah dan tradisi Jawa. Sebagai seni pertunjukan, wayang te...

Ekspresi Muda K...

Oleh Journalaksa | 19 Oct 2024.
Ekspresi Muda Kota

Perkembangan teknologi yang semakin pesat tidak hanya ditemui pada bidang informasi, komunikasi, transportasi, konstruksi, pendidikan, atau kesehatan...

FITUR


Gambus

Oleh agus deden | 21 Jun 2012.
Alat Musik

Gambus Melayu Riau adalah salah satu jenis instrumental musik tradisional yang terdapat hampir di seluruh kawasan Melayu.Pergeseran nilai spiritual...

Hukum Adat Suku...

Oleh Riduwan Philly | 23 Jan 2015.
Aturan Adat

Dalam upaya penyelamatan sumber daya alam di kabupaten Aceh Tenggara, Suku Alas memeliki beberapa aturan adat . Aturan-aturan tersebut terbagi dal...

Fuu

Oleh Sobat Budaya | 25 Jun 2014.
Alat Musik

Alat musik ini terbuat dari bambu. Fuu adalah alat musik tiup dari bahan kayu dan bambu yang digunakan sebagai alat bunyi untuk memanggil pend...

Ukiran Gorga Si...

Oleh hokky saavedra | 09 Apr 2012.
Ornamen Arsitektural

Ukiran gorga "singa" sebagai ornamentasi tradisi kuno Batak merupakan penggambaran kepala singa yang terkait dengan mitologi batak sebagai...