Suku Batak adalah sebuah suku yang berasal dari Provinsi Sumatera Utara. Selain memiliki keragaman budaya seperti lagu daerah, rumah adatalat musik, dan bahasa daerah, Suku Batak juga memiliki bela diri khas suku tersebut yang disebut dengan Marmoncak.
Marmoncak adalah suatu bela diri khas yang digunakan oleh leluhur Suku Batak pada zaman dahulu kala dalam menghadapi kehidupan mereka sehari hari baik dalam bidang hiburan,melatih pernafasan, maupun dalam menghadapi tantangan dalam kehidupannya, serta untuk menjaga kesehatan tubuh layaknya berolahraga. Pada umumnya, seni bela diri ini lebih identik dengan pengobatan dan pernafasan dalam penyatuan darah manusia dengan Tuhan hingga dapat menguasai tenaga dalam dan tenaga murni. Tenaga tersebut dibagi atas 3 yaitu tenaga benua atas, benua tengah, dan benua bawah. Setiap manusia pada zaman dahulu diwajibkan untuk mempelajari ilmu pengobatan dan ilmu perbintangan. Marmoncak Batak ini dirangkai dengan langkah langkah dan jurus jurus untuk menghidupkan dan mengaktifkan 9999 urat pada tubuh manusia. Salah satu tenaga dalam berguna untuk membela diri dan juga menjaga kesehatan tubuh.
Selain untuk menjaga kesehatan dan membela diri, seni bela diri ini juga bisa digunakan sebagai sarana hiburan dan atraksi pada pesta pesta besar seperti upacara dalam menyambut raja batak dan uoacara kenegaraan. Dalam Marmoncak terdapat sembilan peringkat atau biasa dikenal dengan sabuk dalam seni bela diri. Sabuk sabuk tersebut terdiri atas :
1. Sabuk Tapak Pagar
Dipelajari dasar seni bela diri batak yaitu langkah langkah yang harus dilakukan dalam pergerakan ke kiri,kanan,muka, dan belakang
2. Sabuk Dewa Nawalu
Dipelajari langkah delapan penjuru mata angin dan langkah pane nabolon yang berada dalam satu desa selama tiga blan sesuai dengan kitab Pane Bolon.
3. Sabuk Bintang Tuju
Dipelajari langkah dan jurus dengan menggunakan pancaindra.
4. Sabuk Tapak Seleman
Dipelajari langkah dan jurus kekuatan dari tiga benua yang telah disebutkan sebelumnya yaitu atas,tengah, dan bawah.
5. Sabuk Bintang Lima
Dipelajari langkah dan jurus ilmu lima jari dan lima darah manusia yang dapat disatukan dengan darah Tuhan.
6. Sabuk Siopat Suhi
Dipelajari langkah dan jurus mengenai kekuatan yang ada pada urat dan tubuh manusia.
7. Sabuk Bintang Tolu
Dipelajari langkah dan jurus serta kekuatan bumi.
8. Sabuk Bolat
Dipelajari langkah dan jurus serta menggunakan udara kesaktian dan kesucian.
9. Sabuk Ingsun
Dipelajari langkah dan jurus inti dan kunci rahasia dari seluruh sabuk yang delapan. Jadi sabuk yang kesembilan ini adalahinduk dari seluruh marmoncak batak.
Marmoncak dalam Suku Batak memiliki sembilan jurus pada setiap tingkatannya. Apabila dilihat dari adanya 9 tingkat maka marmoncak memiliki 81 jurus. Namun disamping itu masih terdapat 19 jurus Aksara Batak. Maka apabila ditotalkan, Maroncak memiliki 100 jurus yang harus dipelajari. 100 jurus tersebut harus dikuasai oleh setiap orang yang ingin mahir dalam seni bela diri tersebut.
Namun sangat disayangkan bahwa saat ini, kesenian bela diri ini dapat dikatakan sebagai seni bela diri yang langka. Kenangan tentang pendekat dan pahlawan batak dengan seni bela diri moncaknya kini hanya terdengar sebagai sebuah cerita. Seni bela diri yang menunjukkan ketangkasan, keberanian, dan ketegasan tersebut mulai terkikis oleh zaman. Apabila budaya bela diri ini tidak dikembangkan dan dilestarikan oleh penduduk setempat terutama suku batak maka suatu saat nanti ilmu bela diri mamoncak hanya tinggallah sebuah cerita. Oleh sebab itu, marilah kita bersama-sama dalam melestarikan budaya. Kita tidak boleh membiarkan budaya budaya asli Indonesia terikis oleh majunya zaman. Marilah besama-sama kita tunjukkan rasa cinta kita terhadap budaya kita dengan cara melestarikannya bukan meninggalkannya
Resep Sambal Matah Bahan-bahan: Bawang Merah Cabai Rawit Daun Jeruk Sereh Secukupnya garam Minyak panas Pembuatan: Cincang bawang merah, cabai rawit, daun jeruk, dan juga sereh Campur semua bahan yang sudah dicincang dalam satu wadah Tambahkan garam secukupnya atau sesuai selera Masukkan minyak panas Aduk semuanya Sambal matah siap dinikmati
Bangunan GKJ Pakem merupakan bagian dari kompleks sanatorium Pakem, yang didirikan sebagai respon terhadap lonjakan kasus tuberculosis di Hindia-Belanda pada awal abad ke-20, saat obat dan vaksin untuk penyakit ini belum ditemukan. Sanatorium dibangun untuk mengkarantina penderita tuberculosis guna mencegah penularan. Keberadaan sanatorium di Indonesia dimulai pada tahun 1900-an, dengan pandangan bahwa tuberculosis adalah penyakit yang jarang terjadi di negara tropis. Kompleks Sanatorium Pakem dibangun sebagai solusi untuk mengatasi kekurangan kapasitas di rumah sakit zending di berbagai kota seperti Solo, Klaten, Yogyakarta, dan sekitarnya. Lokasi di Pakem, 19 kilometer ke utara Yogyakarta, dipilih karena jauh dari keramaian dan memiliki udara yang dianggap mendukung pemulihan pasien. Pembangunan sanatorium dimulai pada Oktober 1935 dan dirancang oleh kantor arsitektur Sindoetomo, termasuk pemasangan listrik dan pipa air. Sanatorium diresmikan oleh Sultan Hamengkubuwono VIII pada 23...
Bahan-bahan 4 orang 2 bungkus mie telur 4 butir telur kocok 1 buah wortel potong korek api 5 helai kol 1 daun bawang 4 seledri gula, garam, totole dan merica 1 sdm bumbu dasar putih Bumbu Dasar Putih Praktis 1 sdm bumbu dasar merah Meal Prep Frozen ll Stok Bumbu Dasar Praktis Merah Putih Kuning + Bumbu Nasi/ Mie Goreng merica (saya pake merica bubuk) kaldu jamur (totole) secukupnya kecap manis secukupnya saus tiram Bumbu Pecel 1 bumbu pecel instant Pelengkap Bakwan Bakwan Kriuk bawang goreng telur ceplok kerupuk Cara Membuat 30 menit 1 Rebus mie, tiriskan 2 Buat telur orak arik 3 Masukkan duo bumbu dasar, sayuran, tumis hingga layu, masukkan kecap, saus tiram, gula, garam, lada bubuk, penyedap, aduk hingga kecap mulai berkaramel 4 Masukkan mie telur, kecilkan / matikan api, aduk hingga merata 5 Goreng bakwan, seduh bumbu pecel 6 Siram diatas mie, sajikan dengan pelengkap
Wisma Gadjah Mada terletak di Jalan Wrekso no. 447, Kelurahan Hargobinangun, Kecamatan Pakem, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Wisma Gadjah Mada dimiliki oleh Universitas Gadjah Mada yang dikelola oleh PT GAMA MULTI USAHA MANDIRI. Bangunan ini didirikan pada tahun 1919 oleh pemiliknya orang Belanda yaitu Tuan Dezentje. Salah satu nilai historis wisma Gadjah Mada yaitu pada tahun 1948 pernah digunakan sebagai tempat perundingan khusus antara pemerintahan RI dengan Belanda yang diwakili oleh Komisi Tiga Negara yang menghasilkan Notulen Kaliurang. Wisma Gadjah Mada diresmikan oleh rektor UGM, Prof. Dr. T. Jacob setelah di pugar sekitar tahun 1958. Bangunan ini dikenal oleh masyarakat sekitar dengan Loji Cengger, penamaan tersebut dikarenakan salah satu komponen bangunan menyerupai cengger ayam. Wisma Gadjah Mada awalnya digunakan sebagai tempat tinggal Tuan Dezentje, saat ini bangunan tersebut difungsikan sebagai penginapan dan tempat rapat. Wisma Gadjah Mada memiliki arsitektur ind...
Bangunan ini dibangun tahun 1930-an. Pada tahun 1945 bangunan ini dibeli oleh RRI Yogyakarta, kemudian dilakukan renovasi dan selesai tanggal 7 Mei 1948 sesuai dengan tulisan di prasasti yang terdapat di halaman. Bangunan bergaya indis. Bangunan dilengkapi cerobong asap.