|
|
|
|
Marhottas Tanggal 14 Nov 2018 oleh Hamzahmutaqinf . |
"Parung Simardagul-dagul…Sahali Mamarung, gok apanggok bahul-bahul."
Itu merupakan senandung warga adat Batak Parlilitan, sebelum penyadapan getah kemenyan di Tanah Batak, Kabupaten Humbang Hasundutan (Humbahas), Sumatera Utara.
Senandung dilakukan dua kali, berarti sekali menyadap atau sekali menusuk pohon kemenyan, hasil lebih dan banyak. Bakul bawan dari kampung penuh berisi sadapan getah kemenyan.
Belum lama lama ini, masyarakat adat Parlilitan, menyadap getah kemenyan. Dian Haposan Sihotang, warga adat Parlilitan juga petani kemenyan, mengatakan, senandung ini sudah tradisi.
Menyadap getah kemenyan, perlu ritual, yang bermakna menghormati dan menghargai alam. Getah kemenyan ada dan pohon tumbuh karena proses alam. Tak bisa dipupuk atau dengan cara lain.
Pengerjaan juga harus dengan hati bersih, dan adab baik. Mereka percaya, menyadap getah tak boleh berkata kotor agar getah keluar banyak dengan kualitas baik.
Menurut cerita nenek moyang, kemenyan ini jelmaan Boru Raja atau gadis anak raja. Hingga dalam menyadap harus sopan dan bersih hati.
"Kalau gak pakai ritual hasil jauh berbeda. Jika pakai ritual bisa banyak dapat karena sudah dapat restu Sang Maha Pencipta,"kata Dian.
Bagi orang Batak, katanya, ritual awal mengelola hutan kemenyan, dikenal dengan marhottas (Bahasa Batak Parlilitan).
Ritual Marhottas, sesaji ada makanan hitak gurgur terbuat dari tepung, dan daging babi. Istilahnya, namarmiyak miyak. Ia berarti harapan hasil sadap getah kemenyan bisa berlimpah dan terbekati dalam kesehatan.
Dalam ritual ini, terlihat sesajian diletakkan di depan para petani persis di sebelah sebatang kemenyan muda yang sehat. Mereka duduk bersila sambil memanjatkan doa-doa atau dikenal dengan martonggo. Panjatan doa kepada debata mulajadi nabolon, atau Sang Maha Pencipta melalui leluhur-leluhur yang selalu menemani perjalanan hidup mereka.
Sebelum acara makan bersama, kata Dian, sesajian diletakkan sejenak di dekat pohon kemenyan, selang beberapa menit barulah bisa menyantap sambil berdoa.
Setelah makan bersama, lanjut menyadap pohon. Setelah sadapan bersama, mereka bersenandung. Dian bilang, walau kemenyan sudah banyak hancur menjadi eukaliptus oleh PT Toba Pulp Lestari (TPL), mereka berusaha berjuang demi kelestarian kemenyan. Ritual akan terus dilakukan sampai kapanpu
Sumber:
http://pelitabatak.com/budaya/Tradisi-Marhottas--Ritual-Sadap-Kemenyan-yang-Unik-dari-Tanah-Batak
Gambus
Oleh
agus deden
| 21 Jun 2012.
Gambus Melayu Riau adalah salah satu jenis instrumental musik tradisional yang terdapat hampir di seluruh kawasan Melayu.Pergeseran nilai spiritual... |
Hukum Adat Suku...
Oleh
Riduwan Philly
| 23 Jan 2015.
Dalam upaya penyelamatan sumber daya alam di kabupaten Aceh Tenggara, Suku Alas memeliki beberapa aturan adat . Aturan-aturan tersebut terbagi dala... |
Fuu
Oleh
Sobat Budaya
| 25 Jun 2014.
Alat musik ini terbuat dari bambu. Fuu adalah alat musik tiup dari bahan kayu dan bambu yang digunakan sebagai alat bunyi untuk memanggil pend... |
Ukiran Gorga Si...
Oleh
hokky saavedra
| 09 Apr 2012.
Ukiran gorga "singa" sebagai ornamentasi tradisi kuno Batak merupakan penggambaran kepala singa yang terkait dengan mitologi batak sebagai... |