|
|
|
|
Mandi Syafar Tanggal 18 Nov 2018 oleh Ekadila . |
Mandi syafar adalah mandi berendam atau menyiram sekujur tubuh dengan air yang telah direndam wafaq di suatu tempat – sungai, kolam ataupun sumur. Ritual bernuansa religi ini dilaksanakan setiap tahun pada hari rabu minggu ke IV pada bulan syafar tahun Hijriah.
Mandi syafar telah dilaksanakan turun temurun yang berlangsung sejak Sultan Lingga – Riau yang terakhir, Sultan Abdurrahman Muazamsyah ( 1883 – 1911 ). Kegiatan mandi syafar ini mengandung makna tentang intropeksi diri baik Jasmani maupun Rohani dan memohon ampun dan perlindungan kepada Allah SWT agar selamat dari musibah dan malapetaka. Sedangkan makna social dari ritual ini adalah terjalinya hubungan silaturahmi antar keluarga dan masyarakat yang ditandai dengan kelompok dan kebersamaan baik ketika di rumah-rumah ibadah maupun ditempat-tempat pemandian. Umumnya tempat pemandian yang dijadikan lokasi mandi syafar adalah air terjun Resun di kecamatan Lingga Utara, Pantai Serim di Kecamatan Lingga, Pemandian Lubuk Papan di Kecamatan Lingga, Pasir Panjang Karang Bersulam di Kecamatan Lingga, Pantai mempanak Desa Sungai Pinang Kecamatan Lingga, Desa sungai Buluh Kecamatan Singkep Barat.
Kegiatan mandi syafar ini di gelar setiap tahunya oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Lingga dan masyarakat di replika istana Damnah, di Daik Lingga. Kegiatan ini bertujuan untuk melestarikan adat budaya tradisi Melayu di Lingga dan juga sebagai potensi objek wisata sejarah dan budaya di negeri Bunda Tanah Melayu.
Dari berbagai pendapat dan sumber Mandi syafar yang ditulis oleh seorang ulama Kerajaan Lingga ” Tengku Saleh ” diturunkan bala’ pada tiap-tiap tahun tiga ratus dan dua puluh ribu dari pada bala’ dan sekalian itu pada hari rabu yang akhir pada bulan syafar, maka hari itu terlebih payah dari setahun bencana.
Persipan Upacara Mandi Syafar :
Penulisan wafaq dilakukan pada malam jum’at, berwudhu, dan melakukan shalat sunat tahajud. Tulisan yang dituliskan pada wafaq adalah : Surat Yasin ayat 58, Surat Ash-Ahaffat ayat 79, ayat 109, Ayat 120, Ayat 130, Surat Az-Zumar Ayat 73, Surat Al-Qadr. Kemudian disetiap sudut segi empat yang merupakan tulisan Arab yang saling terikat Ayat Al-Qur’an surat Al-An’am ayat 73. Pada malam sebelum hari rabu wafaq direndam ke sumur atau tempayan yang berisi air untuk mandi atau minum.
Cara Pelaksanaannya :
Proses penyiraman biasanya dilakukan Oleh Tokoh/Ulama/Cerdik Pandai dan setiap ketua dusun kepada setiap warganya.
Sumber : Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kab. Lingga
#SBJ
Gambus
Oleh
agus deden
| 21 Jun 2012.
Gambus Melayu Riau adalah salah satu jenis instrumental musik tradisional yang terdapat hampir di seluruh kawasan Melayu.Pergeseran nilai spiritual... |
Hukum Adat Suku...
Oleh
Riduwan Philly
| 23 Jan 2015.
Dalam upaya penyelamatan sumber daya alam di kabupaten Aceh Tenggara, Suku Alas memeliki beberapa aturan adat . Aturan-aturan tersebut terbagi dala... |
Fuu
Oleh
Sobat Budaya
| 25 Jun 2014.
Alat musik ini terbuat dari bambu. Fuu adalah alat musik tiup dari bahan kayu dan bambu yang digunakan sebagai alat bunyi untuk memanggil pend... |
Ukiran Gorga Si...
Oleh
hokky saavedra
| 09 Apr 2012.
Ukiran gorga "singa" sebagai ornamentasi tradisi kuno Batak merupakan penggambaran kepala singa yang terkait dengan mitologi batak sebagai... |