Dalam hal filosofi atau pemaknaan dalam setiap bagian Barong Kemiren mengandung sebuah pengetahuan akan kehidupan masyarakat Osing yang lebih sering dikenal dengan kearifan lokal. Bagian-bagian Barong Kemiren beserta makna yang terkandung didalamnya yaitu sebagai berikut:
ï· Mulut Barong yang mangap (terbuka) mengandung makna bahwa dalam menjalani kehidupan di bumi manusia dilarang untuk merasa hebat dan sombong. Pemaknaan mangap bukan berarti manusia kurang bersyukur atas nikmat yang diberikan Tuhan akan tetapi lebih ke arah manusia harus giat dalam berusaha dan bekerja namun tidak boleh menyombongkan diri atas hasil yang diraih setelah bekerja keras.
ï· Mahkota mengandung filosofi bahwa mempunyai cita-cita harus setinggi-tingginya.
ï· Sayap mempunyai filosofi bahwa agar dapat terbang setinggi-tingginya.
ï· Mata barong yang melotot mempunyai filosofi bahwa pandangan harus selalu jauh kedepan dalam hal ini bisa diartikan visioner.
ï· Kumis Barong atau Brengos Barong mengandung makna bahwa ketika berbicara tidak boleh mengos-mengos atau mengada-ada harus sesuai dengan kenyataan yang terjadi.
ï· Tanduk Barong atau Sungut Barong mengandung makna bahwa siapapun yang datang di Desa Kemiren baik itu laki-laki maupun perempuan termasuk keluarga atau seduluran dengan masyarakat Desa Kemiren. Sungut juga mengandung makna filosofi agar manusia tidak boleh berengut atau cemberut.
ï· Angsang Kuning Barong mengandung makna bahwa manusia tidak boleh iri dan dengki.
ï· Keling hitam dan burung garuda menghadap kebelakang mengandung makna ketika manusia menghadapi cobaan atau godaan yang berada di depan mata mereka maka mereka harus iling atau ingat kepada Yang Maha Kuasa.
ï· Selebrak putih mengandung makna bahwa semua garis keturunan manusia dikumpulkan menjadi satu (bersatu) maka manusia akan kuat. Jika lahir batin manusia berwarna putih dalam menjalani keluarga akan menjadi keluarga yang sakinnah, mawaddah, dan warammah.
Semua komponen-komponen diatas dibentuk menjadi satu yaitu dalam wujud Barong yang mengandung makna ajakan ayok bareng-bareng ngelestarikno budaya iki atau ayo bersama-sama kita turut serta melestarikan budaya ini. Jadi semua komponen yang membentuk Barong mempunyai makna filosofi sendiri-sendiri yang berasal dari kehidupan masyarakat pada zaman dahulu dan mengandung nilai-nilai kearifan lokal dalam masyarakat Osing. Terkadang kita sebagai manusia yang hidup pada zaman globalisasi sering menganggap pengetahuan lokal seperti pemaknaan Barong tersebut sebagai sesuatu yang kuno dan ketinggalan zaman namun bukankah kehidupan kita dari dulu sampai masa sekarang ini dibentuk oleh hal-hal yang kuno sedemikian itu.
sumber :
Inventarisasi Kebudayaan, Kesenian dan Kuliner Desa Kemiren, KKN UM 2017
http://kemiren.com/informasi/buku-inventarisasi-kebudayaan-desa-kemiren/
MAKA merupakan salah satu tradisi sakral dalam budaya Bima. Tradisi ini berupa ikrar kesetiaan kepada raja/sultan atau pemimpin, sebagai wujud bahwa ia bersumpah akan melindungi, mengharumkan dan menjaga kehormatan Dou Labo Dana Mbojo (bangsa dan tanah air). Gerakan utamanya adalah mengacungkan keris yang terhunus ke udara sambil mengucapkan sumpah kesetiaan. Berikut adalah teks inti sumpah prajurit Bima: "Tas Rumae… Wadu si ma tapa, wadu di mambi’a. Sura wa’ura londo parenta Sara." "Yang mulia tuanku...Jika batu yang menghadang, batu yang akan pecah, jika perintah pemerintah (atasan) telah dikeluarkan (diturunkan)." Tradisi MAKA dalam Budaya Bima dilakukan dalam dua momen: Saat seorang anak laki-laki selesai menjalani upacara Compo Sampari (ritual upacara kedewasaan anak laki-laki Bima), sebagai simbol bahwa ia siap membela tanah air di berbagai bidang yang digelutinya. Seharusnya dilakukan sendiri oleh si anak, namun tingkat kedewasaan anak zaman dulu dan...
Wisma Muhammadiyah Ngloji adalah sebuah bangunan milik organisasi Muhammadiyah yang terletak di Desa Sendangagung, Kecamatan Minggir, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Wisma ini menjadi pusat aktivitas warga Muhammadiyah di kawasan barat Sleman. Keberadaannya mencerminkan peran aktif Muhammadiyah dalam pemberdayaan masyarakat melalui pendekatan dakwah dan pendidikan berbasis lokal.
SMP Negeri 1 Berbah terletak di Tanjung Tirto, Kelurahan Kalitirto, Kecamatan Berbah, Sleman. Gedung ini awalnya merupakan rumah dinas Administratuur Pabrik Gula Tanjung Tirto yang dibangun pada tahun 1923. Selama pendudukan Jepang, bangunan ini digunakan sebagai rumah dinas mandor tebu. Setelah Indonesia merdeka, bangunan tersebut sempat kosong dan dikuasai oleh pasukan TNI pada Serangan Umum 1 Maret 1949, tanpa ada yang menempatinya hingga tahun 1951. Sejak tahun 1951, bangunan ini digunakan untuk kegiatan sekolah, dimulai sebagai Sekolah Teknik Negeri Kalasan (STNK) dari tahun 1951 hingga 1952, kemudian berfungsi sebagai STN Kalasan dari tahun 1952 hingga 1969, sebelum akhirnya menjadi SMP Negeri 1 Berbah hingga sekarang. Bangunan SMP N I Berbah menghadap ke arah selatan dan terdiri dari dua bagian utama. Bagian depan bangunan asli, yang sekarang dijadikan kantor, memiliki denah segi enam, sementara bagian belakangnya berbentuk persegi panjang dengan atap limasan. Bangunan asli dib...
Pabrik Gula Randugunting menyisakan jejak kejayaan berupa klinik kesehatan. Eks klinik Pabrik Gula Randugunting ini bahkan telah ditetapkan sebagai cagar budaya di Kabupaten Sleman melalui SK Bupati Nomor Nomor 79.21/Kep.KDH/A/2021 tentang Status Cagar Budaya Kabupaten Sleman Tahun 2021 Tahap XXI. Berlokasi di Jalan Tamanmartani-Manisrenggo, Kalurahan Tamanmartani, Kapanewon Kalasan, Kabupaten Sleman, pabrik ini didirikan oleh K. A. Erven Klaring pada tahun 1870. Pabrik Gula Randugunting berawal dari perkebunan tanaman nila (indigo), namun, pada akhir abad ke-19, harga indigo jatuh karena kalah dengan pewarna kain sintesis. Hal ini menyebabkan perkebunan Randugunting beralih menjadi perkebunan tebu dan menjadi pabrik gula. Tahun 1900, Koloniale Bank mengambil alih aset pabrik dari pemilik sebelumnya yang gagal membayar hutang kepada Koloniale Bank. Abad ke-20, kemunculan klinik atau rumah sakit di lingkungan pabrik gula menjadi fenomena baru dalam sejarah perkembangan rumah sakit...
Kompleks Panti Asih Pakem yang terletak di Padukuhan Panggeran, Desa Hargobinangun, Kecamatan Pakem, Kabupaten Sleman, merupakan kompleks bangunan bersejarah yang dulunya berfungsi sebagai sanatorium. Sanatorium adalah fasilitas kesehatan khusus untuk mengkarantina penderita penyakit paru-paru. Saat ini, kompleks ini dalam kondisi utuh namun kurang terawat dan terkesan terbengkalai. Beberapa bagian bangunan mulai berlumut, meskipun terdapat penambahan teras di bagian depan. Kompleks Panti Asih terdiri dari beberapa komponen bangunan, antara lain: Bangunan Administrasi Paviliun A Paviliun B Paviliun C Ruang Isolasi Bekas rumah dinas dokter Binatu dan dapur Gereja