Lao Yu Sheng atau yang biasa kita kenal dengan Yu Sheng saja, adalah sebuah masakan khas suku Tionghoa ataupun Hokkien yang sering dihidangkan pada saat hari raya imlek. Biasa Lao Yu Sheng dilakukan oleh para keluarga untuk menjaga hubungan kekerabatan antar keluarga ataupun dalam suatu keluarga sendiri. Orang - orang memiliki cara sendiri dalam memakan Lao Yu Sheng ini, yaitu dengan berdiri dan mengangkat sumpit tinggi - tinggi, kemudian mengaduk Lao Yu Sheng dengan tinggi - tinggi pula sambil meneriakkan kata - kata "Yam Seng" yang artinya Cheers atau Toast, menunjukkan kebahagiaan mereka. Orang - orang percaya bahwa semakin tinggi mengangkat Lao Yu Sheng, maka semakin baik pula keberuntungan yang akan didapat pada tahun yang baru.
Lao Yu Sheng sendiri sebenarnya lebih diidentikkan berasal dari suku Hokkien, karena menurut cerita, orang - orang Hokkien pada zaman dahulu pergi menangkap ikan ke laut, dan mereka terkena gelombang yang besar, sehingga tidak keburu pulang saat imlek untuk berkumpul bersama keluarga. Para nelayan pun baru bisa pulang ke daratan pada hari imlek ke 7, maka untuk merayakan hari mereka pulang bersama keluarga, mereka merayakan hari itu juga dengan sebutan "Lao Yu Sheng", dimana artinya mengaduk daging ikan segar.
Yang paling utama sendiri dari Lao Yu Sheng ini adalah irisan ikan segar yang dihidangkan, namaya Yu Sheng. Yu dalam aksara cina, atau mandarin, memiliki arti ikan, dan memiliki nada bacanya sendiri. Tetapi Yu juga bisa diartikan sebagai kelimpahan, karena nada bacanya sama dengan Yu versi ikan. Sehingga orang - orang menganggap pula makanan ini diharapkan bisa memberikan kelimpahan dan kemakmuran bagi keluarga yang memakannya. Selain bahan utama berupa irisan daging ikan, terdapat pula irisan - irisan sayuran lain, seperti daun bawang, wortel, lobak putih, dan sayuran lainnya, kemudian ditambah minyak wijen beserta sedikit biji wijennya, dan kerupuk pangsit kecil untuk menambah cita rasa dari Lao Yu Sheng sendiri, sehingga rasanya pun akan beragam. Teriakan - teriakan yang dilakukan saat mengaduk Lao Yu Sheng sendiri, menurut kepercayaan tradisi orang - orang Hokkien adalah untuk mengungkapkan kebahagiaan mereka.
Lao Yu Sheng memiliki harga yang relatif mahal karena menggunakan irisan daging ikan salmon ataupun daging ikan tuna, yang relatif memiliki harga tinggi di pasaran. Lao Yu Sheng sendiri selama ini tidak pernah terlihat dalam bentuk porsi untuk makan 1 orang, porsinya menggunakan piring besar, biasa untuk porsi makan 8 orang sehingga se-keluarga bisa memakannya bersama - sama. Walaupun banyak juga orang - orang yang tidak menyukai rasa dari Lao Yu Sheng, terutama anak - anak, tetapi setidaknya menyicipi se-suap dari Lao Yu Sheng karena memiliki nilai kebersamaan dan budaya yang kental untuk orang- orang suku Tionghoa serta Hokkien.
#OSKMITB2018
Wisma Muhammadiyah Ngloji adalah sebuah bangunan milik organisasi Muhammadiyah yang terletak di Desa Sendangagung, Kecamatan Minggir, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Wisma ini menjadi pusat aktivitas warga Muhammadiyah di kawasan barat Sleman. Keberadaannya mencerminkan peran aktif Muhammadiyah dalam pemberdayaan masyarakat melalui pendekatan dakwah dan pendidikan berbasis lokal.
SMP Negeri 1 Berbah terletak di Tanjung Tirto, Kelurahan Kalitirto, Kecamatan Berbah, Sleman. Gedung ini awalnya merupakan rumah dinas Administratuur Pabrik Gula Tanjung Tirto yang dibangun pada tahun 1923. Selama pendudukan Jepang, bangunan ini digunakan sebagai rumah dinas mandor tebu. Setelah Indonesia merdeka, bangunan tersebut sempat kosong dan dikuasai oleh pasukan TNI pada Serangan Umum 1 Maret 1949, tanpa ada yang menempatinya hingga tahun 1951. Sejak tahun 1951, bangunan ini digunakan untuk kegiatan sekolah, dimulai sebagai Sekolah Teknik Negeri Kalasan (STNK) dari tahun 1951 hingga 1952, kemudian berfungsi sebagai STN Kalasan dari tahun 1952 hingga 1969, sebelum akhirnya menjadi SMP Negeri 1 Berbah hingga sekarang. Bangunan SMP N I Berbah menghadap ke arah selatan dan terdiri dari dua bagian utama. Bagian depan bangunan asli, yang sekarang dijadikan kantor, memiliki denah segi enam, sementara bagian belakangnya berbentuk persegi panjang dengan atap limasan. Bangunan asli dib...
Pabrik Gula Randugunting menyisakan jejak kejayaan berupa klinik kesehatan. Eks klinik Pabrik Gula Randugunting ini bahkan telah ditetapkan sebagai cagar budaya di Kabupaten Sleman melalui SK Bupati Nomor Nomor 79.21/Kep.KDH/A/2021 tentang Status Cagar Budaya Kabupaten Sleman Tahun 2021 Tahap XXI. Berlokasi di Jalan Tamanmartani-Manisrenggo, Kalurahan Tamanmartani, Kapanewon Kalasan, Kabupaten Sleman, pabrik ini didirikan oleh K. A. Erven Klaring pada tahun 1870. Pabrik Gula Randugunting berawal dari perkebunan tanaman nila (indigo), namun, pada akhir abad ke-19, harga indigo jatuh karena kalah dengan pewarna kain sintesis. Hal ini menyebabkan perkebunan Randugunting beralih menjadi perkebunan tebu dan menjadi pabrik gula. Tahun 1900, Koloniale Bank mengambil alih aset pabrik dari pemilik sebelumnya yang gagal membayar hutang kepada Koloniale Bank. Abad ke-20, kemunculan klinik atau rumah sakit di lingkungan pabrik gula menjadi fenomena baru dalam sejarah perkembangan rumah sakit...
Kompleks Panti Asih Pakem yang terletak di Padukuhan Panggeran, Desa Hargobinangun, Kecamatan Pakem, Kabupaten Sleman, merupakan kompleks bangunan bersejarah yang dulunya berfungsi sebagai sanatorium. Sanatorium adalah fasilitas kesehatan khusus untuk mengkarantina penderita penyakit paru-paru. Saat ini, kompleks ini dalam kondisi utuh namun kurang terawat dan terkesan terbengkalai. Beberapa bagian bangunan mulai berlumut, meskipun terdapat penambahan teras di bagian depan. Kompleks Panti Asih terdiri dari beberapa komponen bangunan, antara lain: Bangunan Administrasi Paviliun A Paviliun B Paviliun C Ruang Isolasi Bekas rumah dinas dokter Binatu dan dapur Gereja
Jembatan Plunyon merupakan bagian dari wisata alam Plunyon-Kalikuning yang masuk kawasan TNGM (Taman Nasional Gunung Merapi) dan wisatanya dikelola Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) setempat, yaitu Kalikuning Park. Sargiman, salah seorang pengelola wisata alam Plunyon-Kalikuning, menjelaskan proses syuting KKN Desa Penari di Jembatan Plunyon berlangsung pada akhir 2019. Saat itu warga begitu penasaran meski syuting dilakukan secara tertutup. Jembatan Plunyon yang berada di Wisata Alam Plunyon-Kalikuning di Cangkringan, Kabupaten Sleman. Lokasi ini ramai setelah menjadi lokasi syuting film KKN Desa Penari. Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan zoom-in-whitePerbesar Jembatan Plunyon yang berada di Wisata Alam Plunyon-Kalikuning di Cangkringan, Kabupaten Sleman. Lokasi ini ramai setelah menjadi lokasi syuting film KKN Desa Penari. Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan "Syuting yang KKN itu kebetulan, kan, 3 hari, yang 1 hari karena gunungnya tidak tampak dibatalkan dan diu...