Siapa yang tidak kenal Mr. Muhammad Yamin? Ya, beliau adalah salah satu tokoh pahlawan kemrdekaan. Ia memang tidak menggunakan tombak dan bambu runcing untuk memperjuangkan kemerdekaan Indonesia, tapi beliau memperjuangkan kemerdekaan Indonesia dengan diplomasi dan ide-idenya. Hal yang mungkin paling kita ingat adalah bagaimana aktifnya Mr. Muhammad Yamin dalam organisasi-organisasi persiapan kemerdekaan seperti BPUPKI,PPKI, dan Panitia Sembilan. Dalam buku-buku sejarah yang kita pelajari sejak Sekolah Dasar dulu pasti selalu mencantumkan nama beliau dalam 3 tokoh utama yang menyampaikan gagasannya dalam perumusan dasar negara Indonesia Merdeka. Sayangnya, satu hal yang sedikit ditutupi ialah fakta bahwa sehari setelah Mr. Muhammad Yamin menyampaikan idenya melalui lisan, beliau juga menyerahkan idenya melalui tulisan, yang mana isi gagasan beliau dalam tulisan tersebut sangat mirip dengan pancasila yang kita junjung sekarang. Beliau juga turut serta dalam merumuskan Piagam Jakarta bersama Panitia Sembilan waktu itu.
Barangkali banyak yang tidak tau dimana Mr. Muhammad Yamin dilahirkan. Ya, beliau dilahirkan di sebuah desa kecil, Desa Talawi, Kota Sawahlunto, Provinsi Sumatera Barat. Beliau adalah putera asli Talawi. Saking Cintanya beliau pada tanah kelahirannya, beliau menulis surat wasiat sebelum ia wafat berisikan bahwa ia ingin dikuburkan di tanah kelahirannya tepat disamping makam ayahandanya tercinta. Kini makam Mr. Muhammad Yamin menjadi sebuah situs kebudayaan bagi masyarakat Talawi khususnya dalam mengenang kiprah sang putera bangsa dahulunya. Mr. Muhammad Yamin dikenal sebagai tokoh yang peduli pada intelektual. Bahkan ia pun mendirikan sebuah perpusatakaan tepat di sebelah makamnya tersebut. Perpustakaan itu penuh dengan buku-buku zaman dahulu, buku-buku kebudayaan, dan lain lain. Perpustakaan itu juga menyimpan satu set pakaian Mr. Muhammad Yamin utuh dan masih terjaga hingga kini. Tak ayal, kawasan makam Mr. Muhammad Yamin kini ramai pengunjung, baik menziarahi makam sang pahlawan maupun berkunjung ke perpustakaannya. Terlebih baru-baru ini makam beliau baru selesai direnovasi agar menarik minat pemuda datang berkunjung ke sana. Inilah yang harus kita pertahankan, BUDAYA mengenal para pahlawan kita terdahulu, salah satunya dengan mengunjungi situs peninggalannya. Dengan mengenal lebih jauh para pahlawan Indonesia terdahulu khususnya yang berasal dari daerah kelahiran kita sendiri, semoga dapat menambah rasa patriotisme kita terhadap bangsa ini dan membuat kita menghargai jasa mereka dengan cara menjaga persatuan Indonesia ini yang beranekaragam budaya, karena kita tahu betapa sulitnya pahlawan-pahlawan kita mempersatukan Indonesia kita ini dahulunya. Kini Indonesia telah SATU, maka kita harus menjaganya tetap SATU
#OSKMITB2018
MAKA merupakan salah satu tradisi sakral dalam budaya Bima. Tradisi ini berupa ikrar kesetiaan kepada raja/sultan atau pemimpin, sebagai wujud bahwa ia bersumpah akan melindungi, mengharumkan dan menjaga kehormatan Dou Labo Dana Mbojo (bangsa dan tanah air). Gerakan utamanya adalah mengacungkan keris yang terhunus ke udara sambil mengucapkan sumpah kesetiaan. Berikut adalah teks inti sumpah prajurit Bima: "Tas Rumae… Wadu si ma tapa, wadu di mambi’a. Sura wa’ura londo parenta Sara." "Yang mulia tuanku...Jika batu yang menghadang, batu yang akan pecah, jika perintah pemerintah (atasan) telah dikeluarkan (diturunkan)." Tradisi MAKA dalam Budaya Bima dilakukan dalam dua momen: Saat seorang anak laki-laki selesai menjalani upacara Compo Sampari (ritual upacara kedewasaan anak laki-laki Bima), sebagai simbol bahwa ia siap membela tanah air di berbagai bidang yang digelutinya. Seharusnya dilakukan sendiri oleh si anak, namun tingkat kedewasaan anak zaman dulu dan...
Wisma Muhammadiyah Ngloji adalah sebuah bangunan milik organisasi Muhammadiyah yang terletak di Desa Sendangagung, Kecamatan Minggir, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Wisma ini menjadi pusat aktivitas warga Muhammadiyah di kawasan barat Sleman. Keberadaannya mencerminkan peran aktif Muhammadiyah dalam pemberdayaan masyarakat melalui pendekatan dakwah dan pendidikan berbasis lokal.
SMP Negeri 1 Berbah terletak di Tanjung Tirto, Kelurahan Kalitirto, Kecamatan Berbah, Sleman. Gedung ini awalnya merupakan rumah dinas Administratuur Pabrik Gula Tanjung Tirto yang dibangun pada tahun 1923. Selama pendudukan Jepang, bangunan ini digunakan sebagai rumah dinas mandor tebu. Setelah Indonesia merdeka, bangunan tersebut sempat kosong dan dikuasai oleh pasukan TNI pada Serangan Umum 1 Maret 1949, tanpa ada yang menempatinya hingga tahun 1951. Sejak tahun 1951, bangunan ini digunakan untuk kegiatan sekolah, dimulai sebagai Sekolah Teknik Negeri Kalasan (STNK) dari tahun 1951 hingga 1952, kemudian berfungsi sebagai STN Kalasan dari tahun 1952 hingga 1969, sebelum akhirnya menjadi SMP Negeri 1 Berbah hingga sekarang. Bangunan SMP N I Berbah menghadap ke arah selatan dan terdiri dari dua bagian utama. Bagian depan bangunan asli, yang sekarang dijadikan kantor, memiliki denah segi enam, sementara bagian belakangnya berbentuk persegi panjang dengan atap limasan. Bangunan asli dib...
Pabrik Gula Randugunting menyisakan jejak kejayaan berupa klinik kesehatan. Eks klinik Pabrik Gula Randugunting ini bahkan telah ditetapkan sebagai cagar budaya di Kabupaten Sleman melalui SK Bupati Nomor Nomor 79.21/Kep.KDH/A/2021 tentang Status Cagar Budaya Kabupaten Sleman Tahun 2021 Tahap XXI. Berlokasi di Jalan Tamanmartani-Manisrenggo, Kalurahan Tamanmartani, Kapanewon Kalasan, Kabupaten Sleman, pabrik ini didirikan oleh K. A. Erven Klaring pada tahun 1870. Pabrik Gula Randugunting berawal dari perkebunan tanaman nila (indigo), namun, pada akhir abad ke-19, harga indigo jatuh karena kalah dengan pewarna kain sintesis. Hal ini menyebabkan perkebunan Randugunting beralih menjadi perkebunan tebu dan menjadi pabrik gula. Tahun 1900, Koloniale Bank mengambil alih aset pabrik dari pemilik sebelumnya yang gagal membayar hutang kepada Koloniale Bank. Abad ke-20, kemunculan klinik atau rumah sakit di lingkungan pabrik gula menjadi fenomena baru dalam sejarah perkembangan rumah sakit...
Kompleks Panti Asih Pakem yang terletak di Padukuhan Panggeran, Desa Hargobinangun, Kecamatan Pakem, Kabupaten Sleman, merupakan kompleks bangunan bersejarah yang dulunya berfungsi sebagai sanatorium. Sanatorium adalah fasilitas kesehatan khusus untuk mengkarantina penderita penyakit paru-paru. Saat ini, kompleks ini dalam kondisi utuh namun kurang terawat dan terkesan terbengkalai. Beberapa bagian bangunan mulai berlumut, meskipun terdapat penambahan teras di bagian depan. Kompleks Panti Asih terdiri dari beberapa komponen bangunan, antara lain: Bangunan Administrasi Paviliun A Paviliun B Paviliun C Ruang Isolasi Bekas rumah dinas dokter Binatu dan dapur Gereja