|
|
|
|
Permainan Tutup Botol Kaleng #DaftarSB19 Tanggal 13 Feb 2019 oleh Agungherdiana01 . |
Permainan tutup botol kaleng ini sudah ada dari jaman dahulu. Tidak diketahui pasti kapan permainan tradisional ini ada atau diciptakan namun yang pasti secara turun temurun permainan ini sudah menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari anak-anak kecil di Jawa Barat, khususnya di daerah Kec. Pameungpeuk Kab. Garut sebagai permainan keseharian. Permainan tutup botol ini sebenarnya sama dengan bermain kelereng, percis sekali. Hanya perbedaan nya terletak pada jenis alat dan tempat yang digunakan. Kelereng menggunakan bulatan kaca padat atau kelereng untuk digunakan sebagai media permainannya sementara permainan tutup botol ini menggunakan media tutup botol kaleng sebagai bahan permainannya. Selain itu, alas yang digunakan atau tempat bermain kelerang yakni menggunakan media pasir atau tanah sebagai alas permainan sementara permainan tutup botol kaleng menggunakan teras rumah atau alas semen sebagai tempat bermainnya.
Tatacara permaninan
Sama halnya dengan bermain kelereng, tutup botol ini dimainkan dengan jumlah pemain yang tidak terbatas. Tapi biasanya karena ketersediaan ruang yang terbatas, permainan ini hanya dimainkan beberapa orang saja. Cara bermainnya sangat sederhana sekali, antara lain :
1. Buatlah "kalang" atau lingkaran ditengah permukaan bermain menggunakan kapur pada permukaan permainan. Biasanya kalau bermain di teras rumah yang berbentuk kotak, maka yang dijadikan "kalang" nya adalah bidang kotak teras itu sendiri;
2. Simpan beberapa tutup botol kaleng di tengah "kalang" tersebut (tidak boleh melebihi garis);
3. Jumlah tutup botol yang disimpan tersebut di tentukan berdasarkan kesepakatan para pemain sebagai imbalan untuk pemenang permainan;
4. Masing-masing pemain mempunyai satu buah tutup botol untuk disentilkan / diarahkan kearah tutup botol pada "kalang" atau pemain lawan;
5. Maing-masing pemain harus mengarahkan tutup botolnya kearah tumpukan tutup botol kaleng yang disimpan di tengah area permainan tadi / "kalang";
6. Apabila tutup botol yang pemain arahkan ke "kalang" menyentuh dan mementalkan tutup kaleng yang lain, pemain berhak melanjutkan permainan, kalau tidak, maka pemain lain dipersilahkan untuk melakukan giliran;
7. Apabila tutup botol pemain mnyentuh / menabrak kumpulan tutup botol pada "kalang", maka pemain tersebut dinyatakan kalah dan tidak bisa melanjutkan permainan;
8. Setelah itu, para pemain harus mengarahkan tutup botol kalengnya ke arah lawan yang apabila disentil/dilontarkan menyentuh tutup botol pemain lawan, maka lawan dinyatakan kalah dan tidak bisa melanjutkan permainan selanjutnya dan seterusnya;
9. Pemain yang bertahan sampai akhir permaianan, yakni pemain terakhir, dinyatakan sebagai pemenang dan berhak menjadi pemilik tutup botol yang ada dalam kalang (milik lawan).
Informasi tambahan
Apabila permainan hanya menyisakan dua atau tiga pemain, maka permainan bisa di berhentikan dan tutup botol didalam kalang di pukul rata kemudian dibagikan kepada pemain terakhir yang bertahan dalam permaianan tersebut.
Selain hanya sebagai permainan sehari-hari anak-anak kecil, permainan ini mengajarkan arti kebersamaan karena permainan ini melibatkan banyak anak-anak yang lain, bahkan tak jarang anak dewasa pun menjadi bagian dari permainan ini. Akhirnya proses sosialisasi terjadi. Anak-anak biasanya mencari tutup botol kaleng pada siang hari setelah pulang sekolah, atau pagi hari saat libur sekolah. Tempat mencari tutup botol bisa dimana saja. Tak jarang anak-anak mencari tutup botol di warung-warung, pasar, halaman rumah atau bahkan sungai pemukiman karena biasanya terdapat bekas tutup botol kaleng di dasar sungai dangkal yang tertimbun pasir yang terbuang sebagai limbah rumah tangga. Tutup botol dicari sebanyak mungkin dan dimasukan kedalam kantong keresek kemudian dibersihkan bersama-sama.
Demikianlah penjelasan mengenai permainan tradisional yang berasal dari daerah Jawa Barat. Semoga permainan tradisional ini terus lestari secara turun temurun dan tidak hilang ditelan zaman yang semakin berkembang dan perlahan meninggalkan kebudayaan lokal.
Semoga juga, artikel yang saya muat ini dapat menghantarkan saya sebagai bagian dari Sobat Budaya karena saya sangat ingin sekali berkontribusi menyelamatkan kebudayaan lokal. Mari menjaga kebudayaan dan kearifan lokal bersama-sama ! Ngabret menuju generasi penjaga budaya yang juara !
Salam.
Penulis,
Agung Herdiana
Gambus
Oleh
agus deden
| 21 Jun 2012.
Gambus Melayu Riau adalah salah satu jenis instrumental musik tradisional yang terdapat hampir di seluruh kawasan Melayu.Pergeseran nilai spiritual... |
Hukum Adat Suku...
Oleh
Riduwan Philly
| 23 Jan 2015.
Dalam upaya penyelamatan sumber daya alam di kabupaten Aceh Tenggara, Suku Alas memeliki beberapa aturan adat . Aturan-aturan tersebut terbagi dal... |
Fuu
Oleh
Sobat Budaya
| 25 Jun 2014.
Alat musik ini terbuat dari bambu. Fuu adalah alat musik tiup dari bahan kayu dan bambu yang digunakan sebagai alat bunyi untuk memanggil pend... |
Ukiran Gorga Si...
Oleh
hokky saavedra
| 09 Apr 2012.
Ukiran gorga "singa" sebagai ornamentasi tradisi kuno Batak merupakan penggambaran kepala singa yang terkait dengan mitologi batak sebagai... |