Permainan Tradisional
Permainan Tradisional
Permainan Tradisional Lampung Lampung
Main Karet Rakyat Lmpung
- 2 Januari 2016

MAIN KARET ; salah satu permainan rakyat Lampung

Segala puji bagi Rabb semesta alam yang telah memberikan kesempatan kepada SIKAM LAMPUNG UNJ untuk kembali menulis artikel di blog ini.
Apa kabar para pembaca semua? mudah-mudahan selalu sehat wal afiat.

Pada kesempatan kali ini SIKAM LAMPUNG UNJ akan membahas salah satu permainan rakyat Lampung, yaitu main karet. Pada zaman sekarang permainan tradisional seperti ini semakin ditinggalkan karena teknologi yang semakin canggih dan anak-anak lebih menyukai itu. Akan tetapi kami sebagai mahasiswa Lampung merasa terpanggil untuk menulis ulang pembahasan ini agar permainan ini tetap dikenal oleh generasi mendatang masyarakat Lampung. Pembahasan ini dikutip dari:

Permainan Rakyat Daerah Lampung. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Proyek Inventarisasi dan Dokumentasi Kebudayaan Daerah. Jakarta. 1982

silahkan dibaca…

1. Nama Permainan
Nama permainan ini disesuaikan dengan peralatan yang digunakan dalam permainan yaitu karet gelang sebagai taruhan dalam permainan.

2. Hubungan Permainan dengan Peristiwa lain
Permainan ini biasanya dilakukan pada siang hari dan pelaksanaannya tidak ada hubungannya sama sekali dengan suatu peristiwa sosial tertentu ataupun yang bersifat religius magis tetapi hanya merupakan rekreasi belaka.

3. Latar Belakang Sosial Budaya
Permainan dapat dilakukan oleh siapa saja dan dari segala lapisan atau tingkatan masyarakat.

4. Latar Belakang Sejarah Perkembangan
Tentang latar belakang sejarah perkembangan permainan ini tidak diketahui, hanya yang jelas bahwa permainan ini telah dilakukan sejak masa kanak-kanaknya informan.

5. Peserta/ Pelaku Permainan
Permainan biasa dilakukan baik oleh anak laki-laki maupun anak perempuan dan dimainkan oleh sekurang-kurangnya dua orang atau lebih tergantung dari versi permainannya. Usia permainan berkisar antara 7 – 13 tahun.

6. Peralatan/ perlengkapan Permainan
Alat permainan yang digunakan adalah karet-karet gelang yang dimiliki peserta yang akan digunakan sebagai taruhan dalam permaianan ini, sepotong kapur atau arang untuk menggmbar denah permainan, sebuah kaleng susu dan lidi.

7. Iringan Permainan
Penyelenggraan permainan ini tidak disertai suatu iringan apapun, baik berupa bunyi-bunyian, alat musik ataupun lagu.

8. Jalannya Permainan
Dalam permainan karet ini terdapat bermacam-macam versi, antara lain:
a. Main Pacet
b. Main Jelentik
c. Main Bandar
d. Main Kaleng Susu
e. Main Lidi

a. MAIN PACET

Permianan ini adalah permainan karet dalam lingkaran. Bila seseorang dalam menembak karet yang berada dalam lingkaran tersebut ternyata karetnya berhasil keluar, tetapi alat penembak (gaconnya) terus menyenggol kaki kawan/ lawan sepermainan atau penonton, maka dia berhak kembali menembak karet-karet taruhan yang ada dalam lingkaran. Jadi yang dikatakan pacet di sini adalah bila sewaktu menembak, alat penembak terkena orang lain.

Jalannya Permainan

Permainan ini dimulai setelah masing-masing peserta, misalnya tiga orang, masing-masing melemparkan gacon (alat penembaknya) dari dekat lingkaran ke garis tempat menembak sebagai berikut:
a. Gacon yang paling dekat dengan garis mendapatkan urutan nomor satu dalam menembak.
b. Gacon yang tepat di garis mendapat urutan main/ menembak paling akhir. Ataupun boleh juga gacon yang lepas lewat garis mendapat urutan terakhir.
c. Gacon yang tidak mencapai garis mendapat urutan kedua. Kalau misalnya hanya ada tiga pemain yaitu A, B, C. Bila gacon si A jatuhnya dekat betul dengan garis, dia mendapat urutan pertama. Gacon si B misalnya ternyata tepat jatuhnya di atas garis maka dia mendapat urutan terakhir ; melihat keadaan letak gacon kawan-kawannya, si C melemparkan gaconnya garis untuk memperoleh urutan pemain kedua.
Untuk jelasnya pada halaman berikut ini digambarkan skets permainan serta posisi gacon masing-masing dan memperoleh urutan pemain. Berdasarkan mufakat, ditentukan beberapa buah karet gelang yang menjadi taruhan, misalnya ditentukan 10 buah bagi masing-masing peserta sehingga jumlah karet yang ditaburkan di dalam lingkaran ada 30 buah. Sekarang si A yang mendapat urutan pertama menembak (melempar) karet dalam lingkaran dari garis tembak, ternyata misalnya ada karet yang keluar lingkaran. Untuk karet-karet yang keluar yang boleh diambil adalah karet-karet yang keluar dengan ukuran jarak dari garis lingkaran sepanjang satu tekukan ruas atau jari jempol tangan kalau taruhan sedikit, dan selebar lingkaran karet dari garis lingkaran bila taruhan banyak.
Bila ada karet yang berhasil didapat oleh si A dari lemparan yang pertama tdi, dia berhak melanjutkan melempar/ menembak dari tempat berhentinya gacon pada tembakan pertama tadi.
Demikianlah seterusnya si A berhak terus menembak karet selagi karet-karet taruhan masih ada dalam lingkaran. Kalau dalam penembakan selanjutnya si A tidak berhasil, maka pemain kedualah yang menembak dari garis tembak. Bila karet-karet taruhandalam lingkaran sudah habis semua, permainan dimulai lagi dari awal, yaitu mencari urutan menembak, mengisi karet taruhan, dan seterusnya.
Bila si A dalam menembak pertama tadi (dari garis tembak), karet keluar lingkaran tetapi gaconnya nyelonong lalu menyenggol kaki kawan sepermainan ataupun kaki penonton hal inilah yang dikatakan pacet dan si A boleh menembak kembali tetapi dari garis tembak.
Kalau dalam tembakan pertama tadi oleh si A tidak ada karet yang keluar, sedang gaconnya menyenggol kaki lawan atau penonton, juga dikatakan pacet dan berhak kembali menembak dari garis tembak tetapi dengan giliran terakhir asal karet taruhan dalam lingkaran masih ada.
Kalau dalam tembakan pertama tadi oleh si A tidak ada karet yang keluar lingkaran, maka gaconnya tidak boleh diangkat/ dipindahkan dari tempat jatuhnya. Hal ini karena bila dia mendapat gaconnya tersebut. Selanjutnya kalau si A gagal, giliran si C yang bermain.
Bila dianggap si C lebih mudah menembak gacon si A dari pada menembak karet-karet dalam lingkaran, maka dia lalu menembak gacon si A lebih dahulu sebagai batu loncatan untuk menembak lingkaran baila gacon si A berhasil dikenai gacon si C, maka si A dinyatakan mati (tidak berhak lagi dalam permainan babak tersebut). Berarti tinggallah si C dan si B yang memperubuyka karet-karet yang masih ada dalam lingkaran. Setelah si A dinyatakan mati, si C lalu melanjutkan permainannya. Dia kini lebih mudah menembak lingkaran karena lebih dekat. Kalau dalam penembakan-penembakan karet oleh si C berhasil terus sampai habis semua karet taruhan dalam lingkaran, permainan babak tersebut selesai. Berarti dalm hal ini si B yang mendapat urutan terakhir tidak sempat bermain dan permainan dimulai lagidengan taruhan yang baru.

b. MAIN JELENTIK
Permainan ini dinamakn main jelentik karena di dalam permianan tersebut dipergunakan telunjuk menjentik karet yang dipermainkan.

Jalannya Permainan

Antara peserta terlebih dahulu diadakan semacam undian yang disebut “suit”. Barangsiapa yang menang dalam suit ini, dialah yang berhak untuk lebih dahulu memulai permainan. Misalnya pemain ada dua orang yaitu si A dan si B. Dalam undian suit, ternyata si A menang, berarti si A berhak lebih dahulu main. Taruhan karet masing-masing sebuah. Lalu jarak antara kedua karet gelang diukur dengan lebarnya ujung jari telunjuk yang dilakukan dengan cara seolah-olah membuat garis dengan ujung telunjuk di antara kedua karet taruhan mengukur/ menggaris antara kedua karet tadi tidak tersentuh oleh ujung jari telunjuk, maka karet pelaku dijentik dari luar untuk ditindihkan di atas karet lawan mainnya. Apabila karetnya berhasil menindih, maka lawan mainnyalah yang mendapat giliran melakukan hal itu. Tetapi bila lawan mainnyapun tidak berhasil pula, maka diadakan suit kembali. Dalam mengukur jarak antara kedua karet yang dibantingkan ke tanah tadi, bila ujung jari telunjuk yang mengukur menyinggung kedua karet tersebut, maka kedua karet tadi harus diulang dibanting ke tanah. Kalau salah seorang berhasil menjentik karet tadi sehingga menindih karet lawan mainnya, maka karet lawan tersebut menjadi milikinya dan permainan diteruskan dengan taruhan yang baru dan diadakan undian suit kembali dan seterusnya. Jadi setiap kali main, taruhan hanya karet gelang saja.

c. MAIN BANDAR

Dinamakan “main bandar” karena dalam permainan karet versi ini ada pemain yang jadi bandar berdasarkan pemilik karet terbanyak di antara para peserta, dan dapat terdiri dari satu orang atau dua orang. Anggota pemain lain yang tidak terbatas jumlahnya adalah pemasang taruhan.

Jalannya Permainan

Mula-mula digambarkan di tanah dengan sepotong arang/ kapur, sebuah segi empat dengan panjang sisi masing-masing lebih kurang 30 cm, kemudian segi empat tersebut dibagi menjadi empat pula. Segi empat yang empat buah tadi diberi nomor satu sampai empat. Selanjutnya jarak lebih kurang tiga meter dari segi empat tersebut dibuat suatu garis batas, dari mana para pemain melemparkan karet yang telah digulung di lengannya ke dalam segi empat tersebut. Bila seseorang pemain berhasil melemparkan karet gelangnya ke segi empat tersebut tadi, misalnya masuk di nomor tiga, maka si bandar harus membayarnya dengan memberikan karet gelang sebnayak tiga buah sesuai di nomor berapa jatuhnya karet si pemain tadi. Tetapi bila lemparan si pemain tidak berhasil, jatuhnya tidak masuk ke dalam salah satu segi empat yang bernomor tadi, maka karet tersebut menjadi milik bandar permainan.

d. MAIN KALENG SUSU

Disebut demikian karena alat yang dipergunakan dalam main karet jenis ini adalah sebuah kaleng susu sebagai tempat meletakkan karet-karet taruhan, di samping pecahan genteng atau batu yang digunakan masing-masing pemain.
Misalnya ada tiga pemain, mula-mula mereka mencari/ menentukan urutan pemain dengan jalan melemparkan gacon/ alat pelempar dari tempat kaleng susu diletakkan ke garis tempat berdiri untuk menembak kaleng yang berjarak lebih kurang 7 meter. Gacon yang terdekat dengan garis tersebut, pemiliknya memperoleh urutan pertama dalam menembak/ melempar kaleng, dan seterusnya semakin jauh gacon dari garis semakin akhir urutan pemain itu. Kemudian ditentukan berapa buah karet gelang sebagai taruhan masing-masing pemain. Kalau misalnya ditentukan masing-masing pemain atau peserta sebanyak 5 buah, sedang peserta ada 3 orang, berarti karet gelang yang ditaruh di atas kaleng susu itu ada sebanyak 15 buah. Sekarang pemain pertama dari garis batas melemparkan gaconnya pada kaleng susu, bila kena dan rubuh maka semua karet taruhan itu menjadi miliknya semua kecuali karet gelang yang tertindih kaleng tersebut.

e. MAIN LIDI

Nama permainan karet jenis ini disesuaikan pula dengan alat yang dipakai pada permainan yaitu sebuah lidi yang ditancapkan di tanah sepanjang lebih kurang sejengkal dari tanah.

Jalannya Permainan

Sebuah lidi ditancapkan di tanah sepanjang sejengkal dengan jarak satu meter dari lidi dibuat stu garis yang gunanya sebagai batas tempat berdirinya pemain untuk memasukkan karet gelang pada lidi. Urutan pemain dilaksanakan dengan jalan semacam undian. Misalkan ada 3 orang pemain, mula-mula mereka melakukan um-pi-pa, mendapat urutan pertama, dan mennag dalam suit mendapat urutan kedua sedang satunya lagi mendapat urutan terakhir. Kemudian mereka menentukan berapa karet taruhan bagi masing-masing pemain. Kalau misalnya masing-masing taruhan limakaret gelang berarti terdapat karet taruhan sebanyak 15 buah.
Pemain pertama melemparkan sekaligus ke 15 karet tersebut kea rah lidi dari garis batas. Kalau ada karet yang masuk/ mengalung pada lidi, maka karet tersebut menjadi miliknya. Karet yang masih sisa/ tidak mengalung pada lidi dimainkan oleh pemain kedua. Dan bila masih bersisa, dimainkan oleh pemain terakhir. Bila dalam pelemparan oleh masing-masing anggota tadi tidak ada karet yang masuk/ mengalung pada lidi, karet-karet tersebut masih tetap dimainkan oleh mereka sesuai dengan urutan masing-masing. Bila telah habis diadakan taruhan baru sesuai dengan persetujuan, yang kemudian mencari urutan pemain kembali dengan jalan undian seperti di atas.

Diskusi

Silahkan masuk untuk berdiskusi.

Daftar Diskusi

Rekomendasi Entri

Gambar Entri
Tradisi MAKA
Seni Pertunjukan Seni Pertunjukan
Nusa Tenggara Barat

MAKA merupakan salah satu tradisi sakral dalam budaya Bima. Tradisi ini berupa ikrar kesetiaan kepada raja/sultan atau pemimpin, sebagai wujud bahwa ia bersumpah akan melindungi, mengharumkan dan menjaga kehormatan Dou Labo Dana Mbojo (bangsa dan tanah air). Gerakan utamanya adalah mengacungkan keris yang terhunus ke udara sambil mengucapkan sumpah kesetiaan. Berikut adalah teks inti sumpah prajurit Bima: "Tas Rumae… Wadu si ma tapa, wadu di mambi’a. Sura wa’ura londo parenta Sara." "Yang mulia tuanku...Jika batu yang menghadang, batu yang akan pecah, jika perintah pemerintah (atasan) telah dikeluarkan (diturunkan)." Tradisi MAKA dalam Budaya Bima dilakukan dalam dua momen: Saat seorang anak laki-laki selesai menjalani upacara Compo Sampari (ritual upacara kedewasaan anak laki-laki Bima), sebagai simbol bahwa ia siap membela tanah air di berbagai bidang yang digelutinya. Seharusnya dilakukan sendiri oleh si anak, namun tingkat kedewasaan anak zaman dulu dan...

avatar
Aji_permana
Gambar Entri
Wisma Muhammadiyah Ngloji
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

Wisma Muhammadiyah Ngloji adalah sebuah bangunan milik organisasi Muhammadiyah yang terletak di Desa Sendangagung, Kecamatan Minggir, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Wisma ini menjadi pusat aktivitas warga Muhammadiyah di kawasan barat Sleman. Keberadaannya mencerminkan peran aktif Muhammadiyah dalam pemberdayaan masyarakat melalui pendekatan dakwah dan pendidikan berbasis lokal.

avatar
Bernadetta Alice Caroline
Gambar Entri
SMP Negeri 1 Berbah
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

SMP Negeri 1 Berbah terletak di Tanjung Tirto, Kelurahan Kalitirto, Kecamatan Berbah, Sleman. Gedung ini awalnya merupakan rumah dinas Administratuur Pabrik Gula Tanjung Tirto yang dibangun pada tahun 1923. Selama pendudukan Jepang, bangunan ini digunakan sebagai rumah dinas mandor tebu. Setelah Indonesia merdeka, bangunan tersebut sempat kosong dan dikuasai oleh pasukan TNI pada Serangan Umum 1 Maret 1949, tanpa ada yang menempatinya hingga tahun 1951. Sejak tahun 1951, bangunan ini digunakan untuk kegiatan sekolah, dimulai sebagai Sekolah Teknik Negeri Kalasan (STNK) dari tahun 1951 hingga 1952, kemudian berfungsi sebagai STN Kalasan dari tahun 1952 hingga 1969, sebelum akhirnya menjadi SMP Negeri 1 Berbah hingga sekarang. Bangunan SMP N I Berbah menghadap ke arah selatan dan terdiri dari dua bagian utama. Bagian depan bangunan asli, yang sekarang dijadikan kantor, memiliki denah segi enam, sementara bagian belakangnya berbentuk persegi panjang dengan atap limasan. Bangunan asli dib...

avatar
Bernadetta Alice Caroline
Gambar Entri
Pabrik Gula Randugunting
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

Pabrik Gula Randugunting menyisakan jejak kejayaan berupa klinik kesehatan. Eks klinik Pabrik Gula Randugunting ini bahkan telah ditetapkan sebagai cagar budaya di Kabupaten Sleman melalui SK Bupati Nomor Nomor 79.21/Kep.KDH/A/2021 tentang Status Cagar Budaya Kabupaten Sleman Tahun 2021 Tahap XXI. Berlokasi di Jalan Tamanmartani-Manisrenggo, Kalurahan Tamanmartani, Kapanewon Kalasan, Kabupaten Sleman, pabrik ini didirikan oleh K. A. Erven Klaring pada tahun 1870. Pabrik Gula Randugunting berawal dari perkebunan tanaman nila (indigo), namun, pada akhir abad ke-19, harga indigo jatuh karena kalah dengan pewarna kain sintesis. Hal ini menyebabkan perkebunan Randugunting beralih menjadi perkebunan tebu dan menjadi pabrik gula. Tahun 1900, Koloniale Bank mengambil alih aset pabrik dari pemilik sebelumnya yang gagal membayar hutang kepada Koloniale Bank. Abad ke-20, kemunculan klinik atau rumah sakit di lingkungan pabrik gula menjadi fenomena baru dalam sejarah perkembangan rumah sakit...

avatar
Bernadetta Alice Caroline
Gambar Entri
Kompleks Panti Asih Pakem
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

Kompleks Panti Asih Pakem yang terletak di Padukuhan Panggeran, Desa Hargobinangun, Kecamatan Pakem, Kabupaten Sleman, merupakan kompleks bangunan bersejarah yang dulunya berfungsi sebagai sanatorium. Sanatorium adalah fasilitas kesehatan khusus untuk mengkarantina penderita penyakit paru-paru. Saat ini, kompleks ini dalam kondisi utuh namun kurang terawat dan terkesan terbengkalai. Beberapa bagian bangunan mulai berlumut, meskipun terdapat penambahan teras di bagian depan. Kompleks Panti Asih terdiri dari beberapa komponen bangunan, antara lain: Bangunan Administrasi Paviliun A Paviliun B Paviliun C Ruang Isolasi Bekas rumah dinas dokter Binatu dan dapur Gereja

avatar
Bernadetta Alice Caroline