Cerita Rakyat
Cerita Rakyat
Cerita Rakyat Papua Papua
Maaruma dan Wangan Nei
- 28 Desember 2018

Di kampung Bamot tinggallah dua orang laki-laki bersaudara, Maaruma dan Wangan Nei. Setiap hari mereka berburu binatang menggunakan anjing pemburu. Pada suatu malam, Maaruma dan Wangan Nei duduk di bawah serumpun pohon pisang. Mereka membicarakan tempat perburuan untuk besok pagi. Setelah tempat berburu itu disepakati, mereka pulang ke rumah masing-masing untuk beristirahat.

Kedua bersaudara itu tidur dengan pulasnya di rumah masing-masing. Setan yang mendengar pembicaraan Maaruma dan Wangan Nei datang ke rumah Maaruma. Ia hendak menipu Maaruma. Setan itu mengubah dirinya menyerupai Wangan Nei. Ketika sampai di halaman rumah Maaruma, ia memanggil-manggil Maaruma.

"Kakak Maaruma, bangunlah, hari mulai pagi. Mari kita segera berangkat berburu," kata setan yang menyemar sebagai Wangan Nei. Maaruma terbangun. Ia sangat terkejut dan heran. "Rasa-rasanya aku baru saja tidur, tetapi mengapa sekarang adikku telah datang membangunkanku," kata Maaruma. Dengan suara berat Maaruma menjawab, "Adikku Wangan Nei, mengapa tengah malam begini kau bangunkan aku?"

"Kakak Maaruma cepatlah keluar, hari hampir siang. Kalau kesiangan, kita tidak akan mendapat binatang buruan," kata Wangan Nei palsu. Wangan Nei palsu terus berusaha meyakinkan Maaruma hingga akhirnya dia percaya kepada Wangan Nei palsu.

Kemudian, istri Maaruma membantu suaminya mengumpulkan perlengkapan berburu, seperti tombak, parang kayu, pemukul kayu, dan beberapa anjing pemburu. Maaruma keluar rumah menemui Wangan Nei palsu. Ia heran karena adiknya tidak membawa seekor pun anjing pemburu. Wangan Nei palsu cepat-cepat berkata, "Bukankah Kakak telah banyak membawa anjing pemburu? Kebanyakan anjing pemburu hanya akan merepotkan kita saja."

Maaruma mulai curiga kepada adiknya, tetapi ia diam saja. Setelah semua perlengkapan berburu dinaikkan ke atas perahu, mereka pun segera berangkat. Perahu meluncur ke hulu sungai, ke tempat perburuan yang terletak diantara rawa-rawa. Maaruma merasa heran karena anjing-anjingnya tidak mau mendekati adiknya.

"Benarkah dia adikku?" tanya Maaruma dalam hati. Maaruma dan adik palsunya itu kemudian bercapa-cakap seperti tidak terjadi apa-apa. Mereka merundingkan siasat perburuan. Setelah memasuki daerah perburuan, mereka beristirahat. Maaruma semakin curiga kepada adik palsunya karena pagi tidak kunjung datang. Setelah matahari terbit, mereka membagi tugas. Wangan Nei bertugas membuat bifak (pondok) ditepi sungai dan Maaruma berburu dengan anjing-anjingnya.

Setelah Maaruma pergi, si setan membuat sebuah bifak besar dan bagus. Ketika Maaruma berhasil menombak seekor kanguru, Wangan Nei telah sampai situ. Maaruma semakin curiga. "Rasanya baru saja Wangan Nei membuat bifak, tetapi mengapa sekarang dia telah sampai di sini. Barangkali dia bukan adikku," pikir Maaruma.

Maaruma semakin yakin bahwa teman berburunya itu bukan adiknya."Aku tidak percaya dia adikku, Wangan Nei, karena dia selalu datang begitu aku menombak seekor binatang," pikir Maruma dalam hati.

Setelah berhasil membunuh sepuluh ekor binatang, mereka kembali ke bifak. Maaruma berjalan melalui darat. Wangan Nei palsu bertugas mengangkat hasil buruan itu dengan perahu. Selain itu, ia juga diberi tugas membuat para-para untuk mengasapi daging.

Kecurigaan Maaruma bertambah ketika ia sampai di bifak. Ternyata, Wangan Nei telah selesai membuat para-para. Maaruma tetap tenang agar si setan tidak menaruh curiga kepadanya.

Kemudian, Maaruma menyembelih hasil buruannya untuk diasap. Sementara si setan memasak. Maaruma meletakkan daging-daging itu diatas para-para. Setelah itu, mereka makan malam, Maaruma duduk diujung para-para yang satu dan si setan duduk diujung para-para yang lain. Maaruma terus memperhatikan si setan.
"Sialan, aku telah ditipu setan. Dia makan dengan lahapnya. Kanguru satu ekor dimakannya habis dengan tulang-tulannya ,"gerutu Maaruma.

Setelah malam tiba, Maaruma menyuruh adik palsunya untuk mengasap daging buruan itu. Wangan Nei palsu sangat senang mendapat tugas itu. Setelah Maaruma tidur pulas dengan dikelilingi anjingnya, Wangan Nei palsu pun melahap daging-daging yang sedang diasap. Untunglah sebelum tidur Maaruma telah membagi hasil buruannya itu menjadi dua bagian.   Selesai melahap daging itu. Wangan Nei palsu pun bermain-main di ujung pepohonan sekitar bifak.

Tengah malam Maaruma terbangun. Ia heran karena "adiknya" tidak ada di tempat dan daging bagiannya telah habis. Maaruma keluar dari bifak. Ia terkejut melihat lidah-lidah api di ujung pepohonan.

"Benar, aku telah ditipu setan yang menyamar sebagai adikku," desah Maaruma. Maaruma segera berkemas meninggalkan tempat itu karena takut akan bahaya yang mengancam. Setelah semua daging dan anjingnya dibawa ke dalam perahu. Maaruma segera mendayung perahu menuju kampungnya.

"Aduh, aku salah membawa dayung milik setan itu," kata Maaruma dalam hati. Si setan kembali ke bifak. Akan tetapi, ia tidak menemukan Maaruma kerena Maaruma telah pergi. Kemudian, ia mengejar dan berteriak memanggil Maaruma, Maaruma tidak menghiraukan panggilan itu.

Setelah sampai di Yogawa, Maaruma memanggil istrinya. Ia takut setan itu dapat mencapai perahunya dan membunuhnya. Istrinya cepat membuka pintu dan segera berlari membantu suaminya membongkar muatan. Mereka segera masuk rumah dan naik ke loteng. Si setan tidak melihat dayungnya yang tenggelam di rawa-rawa. Dia terus menggedor pintu rumah Maaruma, tetapi segera menghilang karena matahari terbit.

Berita tentang setan itu cepat menyebar ke seluruh kampung. Maaruma masih takut pada ancaman setan sehingga selama beberapa bulan ia tidak keluar rumah. Pada suatu hari, ketika Maaruma sedang berendam di dalam rawa, si setan datang dan meminta dayungnya yang dibawa Maaruma. Maaruma menyerahkan dayung milik setan itu. Setelah itu, si setan lenyap. Maaruma merasa aman. Ia mulai berburu dan berladang seperti dahulu.

Kesimpulan :
Dongeng ini mengisahkan Maaruma yang diperdaya setan. Berkat keberanian dan kesabarannya, akhirnya ia tahu bahwa ia diperdaya setan dan ia dapat mengalahkan setan itu. Hikmah yang dapat kita ambil dari dongeng ini adalah orang yang berani dan sabar akan dapat mengalahkan orang yang memperdaya dirinya.
 

 


Sumber : Cerita Rakyat Dari Irian Jaya oleh Muhammad Jaruki dan Mardiyanto

Diskusi

Silahkan masuk untuk berdiskusi.

Daftar Diskusi

Rekomendasi Entri

Gambar Entri
Bobor Kangkung
Makanan Minuman Makanan Minuman
Jawa Tengah

BAHAN-BAHAN 1 ikat kangkung bumbu halus : 5 siung bawang merah 2 siung bawang putih 2 butir kemiri 1 sdt ketumbar bubuk seruas kencur aromatic : 2 lembar daun salam 2 lembar daun jeruk 1 btg sereh seruas lengkuas,geprek seasoning : 1 sdt garam (sesuai selera) 1/2 sdt kaldu bubuk 1/2 sdm gula jawa sisir 1 sdt gula pasir Rose Brand 1 bungkus santan cair instan Rose Brand 1 liter air 3 sdm minyak goreng untuk menumis CARA MEMASAK: Siangi kangkung cuci bersih,tiriskan Haluskan bumbu Tumis bumbu halus hingga harum dengan secukupnya minyak goreng,masukkan aromatic,masak hingga layu,beri air 1 lt Masukkan kangkung,beri seasoning,aduk rata Koreksi rasa Sajikan Sumber: https://cookpad.com/id/resep/25030546?ref=search&search_term=kangkung

avatar
Deni Andrian
Gambar Entri
Ikan Tongkol Sambal Dabu Dabu Terasi
Makanan Minuman Makanan Minuman
Sulawesi Utara

Bahan: 1 buah tomat, potong dadu 2 ekor ikan tongkol ukuran sedang (1/2kg) 1/2 bks bumbu marinasi bubuk 1 sdt bawang putih Secukupnya garam Secukupnya gula 7 siung bawang merah, iris 5 buah cabe rawit, iris 2 batang sereh, ambil bagian putihnya, iris 3 lembar daun jeruk, iris tipis-tipis 1 bks terasi ABC Minyak untuk menumis Secukupnya air Cara memasak: Cuci bersih ikan tongkol. Taburi bumbu marinasi desaku, garam secukupnya, air 2 sdm ke ikan tongkol. Siapkan bahan-bahan. Iris tipis bawang merah, daun jeruk, seret, cabe rawit. Kukus ikan tongkol selama 10 menit. Lapisi dengan daun pisang atau daun kunyit. Boleh jg tidak d lapisi. Setelah ikan di kukus, goreng ikan. Tumis bawang merah dan bahan lainnya. Masukkan terasi yg telah dihancurkan. Setelah matang, masukkan ikan yang telah digoreng. Aduk hingga rata. Sajikan dengan nasi hangat. Sumber: https://cookpad.com/id/resep/24995999?ref=search&search_term=dabu+dabu

avatar
Deni Andrian
Gambar Entri
Peda bakar sambal dabu-dabu
Makanan Minuman Makanan Minuman
Sulawesi Selatan

Bahan-bahan Porsi 2 orang Bumbu Ikan bakar : 2 ekor ikan peda 1 sdm kecap 1/2 sdm Gula merah 1/2 sdt garam Minyak goreng Bahan sambal dabu-dabu : 7 buah cabe rawit merah, iris kecil 1 buah tomat merah, iris dadu 3 siung bawang merah,iris halus 2 lembar daun jeruk, buang tulang tengah daun, iris tipis 2 sdm minyak goreng panas Cara Membuat: Marinasi ikan dengan air perasan jeruk nipis dan garam secukupnya, diamkan 20 menit, kemudian panggang diatas teflon(aku di happycall yang dialasi daun pisang) sesekali olesi minyak plus bumbu ke ikannya(aku pakai bumbu kecap dan gula merah) panggang sampai matang. Cara bikin Sambal dabu-dabu : Campurkan semua bahan sambal dabu-dabu ke dalam mangkok kecuali minyak kelapa, panaskan minyak kelapa, kemudian siram diatas sambal tadi, sajikan ikan peda bakar dengan sambal dabu-dabu. Sumber: https://cookpad.com/id/resep/15232544?ref=search&search_term=peda+bakar

avatar
Deni Andrian
Gambar Entri
Tradisi MAKA
Seni Pertunjukan Seni Pertunjukan
Nusa Tenggara Barat

MAKA merupakan salah satu tradisi sakral dalam budaya Bima. Tradisi ini berupa ikrar kesetiaan kepada raja/sultan atau pemimpin, sebagai wujud bahwa ia bersumpah akan melindungi, mengharumkan dan menjaga kehormatan Dou Labo Dana Mbojo (bangsa dan tanah air). Gerakan utamanya adalah mengacungkan keris yang terhunus ke udara sambil mengucapkan sumpah kesetiaan. Berikut adalah teks inti sumpah prajurit Bima: "Tas Rumae… Wadu si ma tapa, wadu di mambi’a. Sura wa’ura londo parenta Sara." "Yang mulia tuanku...Jika batu yang menghadang, batu yang akan pecah, jika perintah pemerintah (atasan) telah dikeluarkan (diturunkan)." Tradisi MAKA dalam Budaya Bima dilakukan dalam dua momen: Saat seorang anak laki-laki selesai menjalani upacara Compo Sampari (ritual upacara kedewasaan anak laki-laki Bima), sebagai simbol bahwa ia siap membela tanah air di berbagai bidang yang digelutinya. Seharusnya dilakukan sendiri oleh si anak, namun tingkat kedewasaan anak zaman dulu dan...

avatar
Aji_permana
Gambar Entri
Wisma Muhammadiyah Ngloji
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

Wisma Muhammadiyah Ngloji adalah sebuah bangunan milik organisasi Muhammadiyah yang terletak di Desa Sendangagung, Kecamatan Minggir, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Wisma ini menjadi pusat aktivitas warga Muhammadiyah di kawasan barat Sleman. Keberadaannya mencerminkan peran aktif Muhammadiyah dalam pemberdayaan masyarakat melalui pendekatan dakwah dan pendidikan berbasis lokal.

avatar
Bernadetta Alice Caroline