Pada mulanya langit dan bumi belum berbentuk, bumi hanya sebesar sulau dan langit sebesar picis. Maka Tuhan Allah Ta’alla mulai membentuk langit dan bumi dengan menyerukan Ketiga EntitasNya yaitu AYAN TAMUN TUNRAN, TUNTUT TAMUN AUN, dan BEYEY TAMUN TUYO. Ketiga Pribadi Illahi ini kemudian bersepakat mengumpulkan bahan-bahan untuk menambah langit dan bumi, Tuntut Tamun Aun bertugas menjadi Tukang angkut keseluruhan bahan-bahan yang telah dikumpulkan oleh Ayan Tamun Tunran dan Beyey Tamun Tuyo. Bahan-bahan yang diambil adalah Lampung Kuit, Lampung Kudau, Lampung Sendru, Lampung Sendrak
Setelah semua bahan terkumpulkan maka Yang Maha Kuasa Allah Ta’Alla memberikan wahyu kepada salah satu MalaikatNya SENGKEREANG SENGKEREPANG untuk mengolah dan menjadikan bahan itu, maka langsung dikerjakan oleh Sengkereang Sengkerepang dan menempa benda yang berupa tanah, namun berkali-kali ditempa ternyata tanah itu tidak dapat bersatu. Maka diperintahkan oleh Allah Ta’ Alla kepada Sengkereang Sengkerepang; untuk menangkap ikan LONGKINGMONENG dan ikan SELEGIGIN LANGIT kemudian dipotong dan darahnya, ditumpahkan ke tanah yang dibuatnya itu lalu diaduk dan baru ditempa lagi, maka sempurnalah tanah itu sampai sekarang.
Setelah terjadinya Bumi dan Langit, ternyata ada sisa dari pekerjaan SENGKEREANG SENGKEREPANG yaitu segenggam langit dan segenggam tanah, lalu Allah Ta’Alla menciptakan dua manusia dari sisa bahan tadi, berupa tubuh manusia yang belum dapat bergerak dan bernapas. Setelah jadi limbagan tubuh manusia itu, maka Maha Kuasa Allah Ta’ Alla memasukkan roh-Nya kepada kedua orang limabagan manusia itu, mulailah keduanya dapat bergerak dan bernafas, ternyata keduanya laki-laki semuanya yang dapat berbicara serta menyebut namanya masing-masing.
Yang berasal dari tanah bernama LEWIN TANA dan yang berasal dari langit bernama LEWIN LANGIT.Setelah mereka memiliki nama lalu mereka mengucapkan SENGKEREROTUS atau sebuah ‘pantun Teka-Teki’ :
“KULAT URE KULAT TUHA ali OSI BAWE OSI SOONG”
lalu jawab LEWIN TANA :
“MATE TIYA, MATE TUHA ali MATE BAWE MATE UPO”
Ternyata LEWIN TANA salah menjawab, harusnya:
“TIA-TIA, TUHA-TUHA, UPO-UPO, BAWE-BAWE”
kalau di Indonesiakan :
“MUDA-MUDA, TUA-TUA, LAKI-LAKI, PEREMPUAN-PEREMPUAN”
Itulah sebab si LEWIN LANGIT menjadi penghuni dunia atas. Kemudian mereka membuat kesepakatan, bila LEWIN TANA ingin bertemu dengan LEWIN LANGIT, maka LEWIN TANA dan keturunannya harus membakar dupa dan menuangkan minyak kelapa lalu memanggil nama LEWIN LANGIT maka LEWIN LANGIT akan datang dan semampunya memberi pertolongan.
Karena rasa kasihnya si LEWIN LANGIT kepada si LEWIN TANA sehingga diberilah oleh si LEWIN LANGIT buah TUO BUROK kepada si LEWIN TANA. Maksud pemberian dari si LEWIN LANGIT agar buah itu dimakan oleh si LEWIN TANA tetapi tidak kesampaian maksud hati si LEWIN TANA buah pemberian tersebut hanya dicubitnya saja, diusapkan kekepalanya dan kerambutnya. Disitulah awal terbentuknya kuku, walau dipotong tetap akan muncul demikian juga dengan rambut,walau dicukur tetap bisa panjang.
Lalu LEWIN TANA melaksanakan apa yang dikatakan LEWIN LANGIT, agar mendapat seorang perempuan. Setelah mendapat seorang perempuan maka LEWIN TANA membawanya pulang ke dalam rumah. Lalu nama LEWIN TANA berubah nama menjadi SEMPIRANG LA’ANG. Kemudian perempuan yang dibawanya tadi diambil menjadi isteri diberi nama APE BUNGEN TANA. Setelah beberapa lama mereka berkumpul dalam satu rumah maka hamilah istrinya, karena dilihatnya istrinya hamil maka oleh SEMPIRANG LA’ANG dilarang pergi kemana-mana atau pergi turun ke tanah. Untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga, berangkatlah SEMPIRANG LA’ANG mencari nafkah ke TANA OLUNG OLAU tetapi larangan-larang yang diucapkan oleh SEMPIRANG LA’ANG tidak diingat atau diindahkan oleh APE BUNGEN TANA.
Semenjak ditinggal olehnya, isterinya turun ke tanah dan melahirkan di bawah tangga ketika suaminya tiba dari mencari nafkah ia tidak bisa menemukan kemana-mana hanya setumpuk tanah dibawah tangga. Melihat kejadian ini maka SEMPIRANG LA’ANG meminta petunjuk dari Maha Kuasa Allah Ta’ Alla dan menerima wahyu dari-Nya, kata Maha Kuasa Allah Ta’ Alla : “hai, SEMPIRANG LA’ANG tutuplah olehmu tumpukan tanah yang ada dibawah tangga itu dengan UYUNG, selama sembilan bulan sembilan hari. Setelah itu baru bisa dibuka olehmu”. Dan apa yang diperintahkan oleh Maha Kuasa dilaksanakan oleh SEMPIRANG LA’ANG. Setelah genap sembilan bulan dan sembilan hari lalu SEMPIRANG LA’ANG membuka UYUNG tersebut dan ternyata ada seorang anak kecil berjenis kelamin perempuan kemudian anak kecil itu dibawa dan dipeliharanya. Singkat cerita, seiring waktu perjalanan hidup anak kecil tumbuh menjadi perempuan dewasa dan diambillah perempuan itu menjadi isterinya lalu diberi nama TEBILUNG UYUNG, sejak itu nama SEMPIRANG LA’ANG berubah menjadi SERAKIN PINANG. Sepasang suami-isteri tersebut memperanakkan 41 orang.
Mereka hanya memakan tanah OLUNG OLAU. Suatu hari mereka menemukan KULAT LAMBAT BAYAN di sebuah gunung dan langsung dibawa oleh mereka berdua untuk dimasak menjadi makanan yang dinamakan SATU JAHAU JAJAU LA’ANG. Kemudian makanan itu disantap oleh anak-anaknya. Setelah mereka memakan makanan itu, mereka menjadi mabuk dan ke-41 dan membuat bahasa mereka kacau. Hanya anak yang paling tua yang berbicara dan berkata-kata menurut ragam bahasa ibu dan bapaknya yang bernama KAKAH ONGAP LIANG , sedangkan saudara-saudara lainnya berbicara dalam berbagai macam bahasa. Bahasa yang dipakai oleh anaknya ini adalah bahasa Luwangan saat ini. Itulah sejarah asal mula manusia dan bahasanya yang dipergunakan sampai sekarang.
sumber: https://folksofdayak.wordpress.com/2014/03/21/mite-penciptaan-dayak-luwangan/
#SBJ
1. Rendang (Minangkabau) Rendang adalah hidangan daging (umumnya sapi) yang dimasak perlahan dalam santan dan bumbu rempah-rempah yang kaya selama berjam-jam (4–8 jam). Proses memasak yang sangat lama ini membuat santan mengering dan bumbu terserap sempurna ke dalam daging. Hasilnya adalah daging yang sangat empuk, padat, dan dilapisi bumbu hitam kecokelatan yang berminyak. Cita rasanya sangat kompleks: gurih, pedas, dan beraroma kuat. Rendang kering memiliki daya simpan yang panjang. Rendang adalah salah satu hidangan khas Indonesia yang paling terkenal dan diakui dunia. Berasal dari Minangkabau, Sumatera Barat, masakan ini memiliki nilai budaya yang tinggi dan proses memasak yang unik. 1. Asal dan Filosofi Asal: Rendang berasal dari tradisi memasak suku Minangkabau. Secara historis, masakan ini berfungsi sebagai bekal perjalanan jauh karena kemampuannya yang tahan lama berkat proses memasak yang menghilangkan air. Filosofi: Proses memasak rendang yang memakan waktu lama mela...
Ayam goreng adalah salah satu menu favorit keluarga yang tidak pernah membosankan. Namun, jika kamu ingin mencoba variasi yang lebih gurih dan harum, ayam goreng bawang putih renyah adalah pilihan yang tepat. Ciri khasnya terletak pada aroma bawang putih yang kuat serta kriukannya yang renyah saat digigit. Resep ini juga sangat mudah dibuat, cocok untuk menu harian maupun ide jualan. Bahan-Bahan Bahan Ayam Ungkep ½ kg ayam (boleh potong kecil agar lebih cepat matang) 5 siung bawang putih 4 siung bawang merah 1 sdt ketumbar bubuk 1 ruas kunyit (opsional untuk warna) Garam secukupnya Kaldu bubuk secukupnya Air ± 400 ml Bahan Kriuk Bawang 5–6 siung bawang putih, cincang halus 3 sdm tepung maizena ¼ sdt garam ¼ sdt lada Minyak banyak untuk menggoreng Cara Membuat Ungkep ayam terlebih dahulu Haluskan bawang putih, bawang merah, kunyit, dan ketumbar. Tumis sebentar hingga harum. Masukkan ayam, aduk rata, lalu tuang air. Tambahkan garam dan kaldu...
Ayam ungkep bumbu kuning adalah salah satu menu rumahan yang paling praktis dibuat. Rasanya gurih, aromanya harum, dan bisa diolah lagi menjadi berbagai hidangan seperti ayam goreng, ayam bakar, hingga pelengkap nasi kuning. Keunggulan lainnya, resep ini termasuk cepat dan cocok untuk kamu yang ingin memasak tanpa ribet namun tetap enak. Berikut resep ayam ungkep bumbu kuning cepat yang bisa kamu coba di rumah. Bahan-Bahan ½ kg ayam, potong sesuai selera 4 siung bawang putih 5 siung bawang merah 1 ruas kunyit 1 ruas jahe 1 ruas lengkuas (geprek) 2 lembar daun salam 2 lembar daun jeruk 1 batang serai (geprek) 1 sdt ketumbar bubuk (opsional) Garam secukupnya Kaldu bubuk secukupnya Air ± 400–500 ml Minyak sedikit untuk menumis Cara Membuat Haluskan bumbu Blender atau ulek bawang merah, bawang putih, kunyit, jahe, dan ketumbar bubuk (jika dipakai). Semakin halus bumbunya, semakin meresap ke ayam. Tumis bumbu hingga harum Panaskan sedikit m...
Sumber daya air merupakan sebuah unsur esensial dalam mendukung keberlangsungan kehidupan di bumi. Ketersediaan air dengan kualitas baik dan jumlah yang cukup menjadi faktor utama keseimbangan ekosistem serta kesejahteraan manusia. Namun, pada era modern saat ini, dunia menghadapi krisis air yang semakin mengkhawatirkan (Sari et al., 2024). Berkurangnya ketersediaan air disebabkan oleh berbagai faktor global seperti pemanasan, degradasi lingkungan, dan pertumbuhan penduduk yang pesat. Kondisi tersebut menuntut adanya langkah-langkah strategis dalam pengelolaan air dengan memperhatikan berbagai faktor yang tidak hanya teknis, tetapi juga memperhatikan sosial dan budaya masyarakat. Salah satu langkah yang relevan adalah konservasi air berbasis kearifan lokal. Langkah strategis ini memprioritaskan nilai-nilai budaya masyarakat sebagai dasar dalam menjaga sumber daya air. Salah satu wilayah yang mengimplementasikan konservasi berbasis kearifan lokal yaitu Goa Ngerong di kecamatan Rengel,...
Kelahiran seorang anak yang dinantikan tentu membuat seorang ibu serta keluarga menjadi bahagia karena dapat bertemu dengan buah hatinya, terutama bagi ibu (melahirkan anak pertama). Tetapi tidak sedikit pula ibu yang mengalami stress yang bersamaan dengan rasa bahagia itu. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan tentang makna dari pra-kelahiran seseorang dalam adat Nias khusunya di Nias Barat, Kecamatan Lahomi Desa Tigaserangkai, dan menjelaskan tentang proses kelahiran anak mulai dari memberikan nama famanoro ono khora sibaya. Metode pelaksanaan dalam penelitian ini adalah menggunakan metode observasi dan metode wawancara dengan pendekatan deskriptif. pendekatan deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan fakta sosial dan memberikan keterangan yang jelas mengenai Pra-Kelahiran dalam adat Nias. Adapun hasil dalam pembahasan ini adalah pra-kelahiran, pada waktu melahirkan anak,Pemberian Nama (Famatorõ Tõi), acara famangõrõ ono khõ zibaya (Mengantar anak ke rumah paman),...