Senjata dan Alat Perang
Senjata dan Alat Perang
Senjata Kalimantan Tengah Kalimantan Tengah
MANDAU DAS KAHAYAN
- 14 November 2018

Kali ini penulis ingin membahas mengenai Mandau khususnya Mandau DAS Kahayan, sebab setiap aliran sungai memiliki gaya dan filosofi yang berbeda-beda. Setiap bentuk ukiran, anyaman, jenis kayu, ukuran bilah, jenis bilah semua memiliki makna khusus dan tidak sembarangan dibuat. Mandau itu dibuat khusus buat sang pemilik. Analoginya sama seperti kita membuat baju, jika tidak kita buat sesuai ukuran kita maka baju itu bisa saja terlalu besar atau terlalu sempit buat kita. Demikian juga Mandau, jika Mandau itu dibuat tidak sesuai ukuran kita maka bisa saja Mandau ini menjadi senjata makan tuan.

Penulis mengoleksi banyak senjata dan Mandau dari beberap daerah, ada salah satu Mandau dari Serawak yang penulis koleksi. Sebelumnya penulis tidak tahu menahu tentang ukuran Mandau, namun setiap kali Mandau ini penulis bawa atau bersihkan selalu melukai penulis, setelah penulis faham mengenai ukuran Mandau dan mengukur Mandau ini memang jatuhnya buat penulis adalah “Senjata Makan Tuan”, namun belum tentu buat orang lain. Perlu diketahui, satu-satunya yang menjadi milik kita di bagian Mandau adalah bagian gagangnya, sisanya adalah bagian musuh – jika tidak sesuai dengan kita maka senjata ini bukan melindungi sang pemakai tetapi akan melukai sang pemakai itu sendiri. Namun penulis tidak akan mencantumkan jenis perhitungan Mandau disini – sebab pengetahuan ini tergolong rahasia atau masuk ranah kaji.

Tidak semua pembuat Mandau itu tahu ukuran dan filosofi pembuatan Mandau, setiap ukiran itu memiliki makna dan doanya. Bahkan ketika sang pembuat Mandau mengukir dan menempa Mandau ia akan mengucapkan doa tertentu bagi sang pemilik supaya Mandau ini bukan menjadi senjata yang panas. Dan Ia akan mencari hari yang tepat untuk menempa Mandau ini – prosesnya sama dengan pembuatan Keris pada budaya Jawa. Itulah dalam menempa Mandau yang asli akan memakan waktu yang cukup lama. Selama proses menempa ia juga akan memanggil “hambaruan” atau “semangat” sang pemesan Mandau, sehingga sang penempa Mandau hanyalah perantara saja.

Ketika kita mendatangi pembuat Mandau yang asli, kita akan menyerahkan duit pangaras, biasanya berbentuk logam. Maka sang Panasal / Penempa Mandau ini ketika membuatkan Mandau akan mengikatkan uang itu dilengannya sebagai syarat supaya tidak menjadi tulah buat sang pembuat. Kemudian ia akan mengumpulkan beberapa jenis baja dan kita harus mengukur dengan lengan kita, baja manakah yang akan cocok dengan kita karena tidak semua jenis baja akan cocok dengan sang pemilik nantinya. Ketika ia sudah menemukan jenis baja yang tepat, proses selanjutnya adalah mencari jenis tanduk yang pas untuk membuat gagang Mandau. Tidak semua tanduk bisa dipakai untuk membuat gagang Mandau yang bagus – itulah harga pembuatan Mandau cukup mahal karena saat ini sukar mencari tanduk rusa yang memiliki kualitas yang bagus.

Tugas pemesan Mandau adalah mencari duit kapit berupa uang logam belanda 1/10 cent dua buah dan ¼ cent satu buah selain itu tidak bisa menjadi duit kapit, kemudian buntut kuda untuk ditaruhkan pada gagang Mandau. Hanya Mandau yang pernah memakan korbanlah yang boleh menggunakan rambut manusia, itupun rambut yang menjadi korbannya. Pada masa lalu rambut yang digunakan bisa buntut kuda atau rambut orang utan. Lalu bebarapa syarat khusus untuk ditaruhkan didalam gagang Mandau yang penulis tidak dapat tuliskan disini.

Untuk sarung Mandau, bisa menggunakan jenis kayu tabalien atau ronggang, kadang dalam membuat sarung Mandau bisa digunakan dua jenis kayu yang berbeda, namun tidak mesti, seperti yang dialami penulis, Mandau yang aku pesan tidak mau dibuatkan dari dua jenis kayu yang berbeda. Setiap kali dibuat kayu ini rusak atau pecah. Di sarung ini juga diberikan ukiran, dan tentunya tidak sembarangan ukiran – yang umum di dalam DAS Kahayan adalah ukiran Tambun. Tambun adalah makluk menyerupai ular besar, namun ada juga ukiran pengayau dan berbagai jenis ukiran lainnya.

Pada bagian sarung juga akan diberikan pengikat atau disebut sebagai tampuser undang tempuser undeng sendiri selain sebagai pengikat kumpang Mandau, juga menandakan status sosial si pemegang Mandau. Kalau tempuser undeng ada 3 berarti Mandau pegangan prajurit atau rakyat biasa, tapi kalau tempuser undengnya ada 4 berarti dipegang oleh “Mamut Menteng” atau orang yang gagah berani, dalam artian sederhana seorang panglima perang suku Dayak. Tempuser undang sendiri ada tempuser undeng hatue (laki-laki) dan tempuser undeng bawi (perempuan). Pemasangan tampuser undang laki atau perempuan tergantung dari karakter pemiliknya nanti – jika memiliki karakter sabar biasanya tempuser undeng yang 3 biji terdiri dari 2 tempuser undeng bawi (paling atas dan paling bawah) serta 1 tempuser undeng hatue di tengah kumpang. Tampuser undang inipun tidak sembarangan bahannya, ia dibuat dari bajakah jangang – namun saat ini jenis bajakah jangang ini sudah sangat susah didapati lagi.

Dibagian kumpang juga akan dipasang kulit kayu untuk rumah Langgei, jeniskulit kayunya ialah UPAK LEPU – penggunaan upak lepu ini ini memiliki tujuan supaya lawannya menjadi gugup atau kagum terhadap si pengguna Mandau. Didalam filosofi Dayak Ngaju DAS Kahayang hanya Mandau yang memiliki ONGOH atau pernah memakan korban lah yang boleh dipasangkan pisau langgeinya . Langgei adalah sejenis pisau kecil untuk menyerut kayu atau mengelupas kulit binatang buruan yang gagangnya terbuat dari tanduk atau tulang. Jika belum pernah memakan korban maka langgeinya tidak memiliki pisau.

Untuk ikat mandaupun tidak sembarangan, pada bagian ikatan Mandau akan dibuatkan BUHUL KUNCI. Buhul kunci ini bagi penulis adalah bentuk rajahan tiga dimensi, dimana ia berguna sebagai salah satu “ilmu perunduk” dan dipercaya bisa memperlemah, mengunci gerakan dan melumpuhkan lawan. Untuk menganyam buhul kuncipun tidak sembarangan ada tata caranya dan ada namanya. Pada bagian ikatan Mandau ini bisa diisikan benda-benda bertuah semaca kayu manang, atau jenis lainnya. Selain buhul kunci, biasanya Mandau yang dipakai perang dilengkapi dengan “Peteng Penyang”. Penyang atau Ponyang adalah benda bertuah / azimatnya yang biasanya berupa kayu-kayuan, batu-batuan, botol-botol kecil yang berisi minyak yang ditutup, taring-taring binatang, cangkang kerang, patung-patung bahkan tulang tengkorak manusia, dimana barang-barang ini diyakini oleh orang Dayak mengandung kekuatan magis diantara lain untuk mengobarkan semangat perang, tidak punya rasa takut terhadap musuh, untuk menolak bala, penolak racun, penolak gangguan makhluk halus, mengobati orang sakit dan masih banyak lagi.

sumber: https://folksofdayak.wordpress.com/2015/01/30/mandau-das-kahayan/

#SBJ

Diskusi

Silahkan masuk untuk berdiskusi.

Daftar Diskusi

Rekomendasi Entri

Gambar Entri
Dari Rendang Hingga Gudeg: 10 Mahakarya Kuliner Indonesia yang Mengguncang Lidah
Makanan Minuman Makanan Minuman
DKI Jakarta

1. Rendang (Minangkabau) Rendang adalah hidangan daging (umumnya sapi) yang dimasak perlahan dalam santan dan bumbu rempah-rempah yang kaya selama berjam-jam (4–8 jam). Proses memasak yang sangat lama ini membuat santan mengering dan bumbu terserap sempurna ke dalam daging. Hasilnya adalah daging yang sangat empuk, padat, dan dilapisi bumbu hitam kecokelatan yang berminyak. Cita rasanya sangat kompleks: gurih, pedas, dan beraroma kuat. Rendang kering memiliki daya simpan yang panjang. Rendang adalah salah satu hidangan khas Indonesia yang paling terkenal dan diakui dunia. Berasal dari Minangkabau, Sumatera Barat, masakan ini memiliki nilai budaya yang tinggi dan proses memasak yang unik. 1. Asal dan Filosofi Asal: Rendang berasal dari tradisi memasak suku Minangkabau. Secara historis, masakan ini berfungsi sebagai bekal perjalanan jauh karena kemampuannya yang tahan lama berkat proses memasak yang menghilangkan air. Filosofi: Proses memasak rendang yang memakan waktu lama mela...

avatar
Umikulsum
Gambar Entri
Resep Ayam Goreng Bawang Putih Renyah, Gurih Harum Bikin Nagih
Makanan Minuman Makanan Minuman
Jawa Barat

Ayam goreng adalah salah satu menu favorit keluarga yang tidak pernah membosankan. Namun, jika kamu ingin mencoba variasi yang lebih gurih dan harum, ayam goreng bawang putih renyah adalah pilihan yang tepat. Ciri khasnya terletak pada aroma bawang putih yang kuat serta kriukannya yang renyah saat digigit. Resep ini juga sangat mudah dibuat, cocok untuk menu harian maupun ide jualan. Bahan-Bahan Bahan Ayam Ungkep ½ kg ayam (boleh potong kecil agar lebih cepat matang) 5 siung bawang putih 4 siung bawang merah 1 sdt ketumbar bubuk 1 ruas kunyit (opsional untuk warna) Garam secukupnya Kaldu bubuk secukupnya Air ± 400 ml Bahan Kriuk Bawang 5–6 siung bawang putih, cincang halus 3 sdm tepung maizena ¼ sdt garam ¼ sdt lada Minyak banyak untuk menggoreng Cara Membuat Ungkep ayam terlebih dahulu Haluskan bawang putih, bawang merah, kunyit, dan ketumbar. Tumis sebentar hingga harum. Masukkan ayam, aduk rata, lalu tuang air. Tambahkan garam dan kaldu...

avatar
Apitsupriatna
Gambar Entri
Resep Ayam Ungkep Bumbu Kuning Cepat, Praktis untuk Masakan Harian
Makanan Minuman Makanan Minuman
Jawa Barat

Ayam ungkep bumbu kuning adalah salah satu menu rumahan yang paling praktis dibuat. Rasanya gurih, aromanya harum, dan bisa diolah lagi menjadi berbagai hidangan seperti ayam goreng, ayam bakar, hingga pelengkap nasi kuning. Keunggulan lainnya, resep ini termasuk cepat dan cocok untuk kamu yang ingin memasak tanpa ribet namun tetap enak. Berikut resep ayam ungkep bumbu kuning cepat yang bisa kamu coba di rumah. Bahan-Bahan ½ kg ayam, potong sesuai selera 4 siung bawang putih 5 siung bawang merah 1 ruas kunyit 1 ruas jahe 1 ruas lengkuas (geprek) 2 lembar daun salam 2 lembar daun jeruk 1 batang serai (geprek) 1 sdt ketumbar bubuk (opsional) Garam secukupnya Kaldu bubuk secukupnya Air ± 400–500 ml Minyak sedikit untuk menumis Cara Membuat Haluskan bumbu Blender atau ulek bawang merah, bawang putih, kunyit, jahe, dan ketumbar bubuk (jika dipakai). Semakin halus bumbunya, semakin meresap ke ayam. Tumis bumbu hingga harum Panaskan sedikit m...

avatar
Apitsupriatna
Gambar Entri
Konsep Ikan Keramat Sebagai Konservasi Lokal Air Bersih Kawasan Goa Ngerong Tuban
Cerita Rakyat Cerita Rakyat
Jawa Timur

Sumber daya air merupakan sebuah unsur esensial dalam mendukung keberlangsungan kehidupan di bumi. Ketersediaan air dengan kualitas baik dan jumlah yang cukup menjadi faktor utama keseimbangan ekosistem serta kesejahteraan manusia. Namun, pada era modern saat ini, dunia menghadapi krisis air yang semakin mengkhawatirkan (Sari et al., 2024). Berkurangnya ketersediaan air disebabkan oleh berbagai faktor global seperti pemanasan, degradasi lingkungan, dan pertumbuhan penduduk yang pesat. Kondisi tersebut menuntut adanya langkah-langkah strategis dalam pengelolaan air dengan memperhatikan berbagai faktor yang tidak hanya teknis, tetapi juga memperhatikan sosial dan budaya masyarakat. Salah satu langkah yang relevan adalah konservasi air berbasis kearifan lokal. Langkah strategis ini memprioritaskan nilai-nilai budaya masyarakat sebagai dasar dalam menjaga sumber daya air. Salah satu wilayah yang mengimplementasikan konservasi berbasis kearifan lokal yaitu Goa Ngerong di kecamatan Rengel,...

avatar
Muhammad Rofiul Alim
Gambar Entri
Upacara Kelahiran di Nias
Ritual Ritual
Sumatera Utara

Kelahiran seorang anak yang dinantikan tentu membuat seorang ibu serta keluarga menjadi bahagia karena dapat bertemu dengan buah hatinya, terutama bagi ibu (melahirkan anak pertama). Tetapi tidak sedikit pula ibu yang mengalami stress yang bersamaan dengan rasa bahagia itu. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan tentang makna dari pra-kelahiran seseorang dalam adat Nias khusunya di Nias Barat, Kecamatan Lahomi Desa Tigaserangkai, dan menjelaskan tentang proses kelahiran anak mulai dari memberikan nama famanoro ono khora sibaya. Metode pelaksanaan dalam penelitian ini adalah menggunakan metode observasi dan metode wawancara dengan pendekatan deskriptif. pendekatan deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan fakta sosial dan memberikan keterangan yang jelas mengenai Pra-Kelahiran dalam adat Nias. Adapun hasil dalam pembahasan ini adalah pra-kelahiran, pada waktu melahirkan anak,Pemberian Nama (Famatorõ Tõi), acara famangõrõ ono khõ zibaya (Mengantar anak ke rumah paman),...

avatar
Admin Budaya