Cerita Rakyat
Cerita Rakyat
Cerita Rakyat Jawa Barat Jawa Barat
Lutung Kasarung
- 2 September 2016 - direvisi ke 4 oleh Bangindsoft pada 12 November 2021
Alkisah, zaman dahulu ada sebuah kerajaan bernama Kerajaan Pasir Batang, di daerah Jawa Barat sekarang. Kerajaan Pasir Batang dipimpin oleh Prabu Tapa Agung. Prabu Tapa Agung memiliki tujuh orang putri yaitu Purbararang, Purbadewata, Purbaendah, Purbakancana, Purbamanik, Purbaleuih, dan si bungsu Purbasari.
 
Menurut legenda, Putri sulung Prabu Tapa Agung, yaitu Purbararang, memiliki sifat buruk, kasar, sombong, kejam dan sering iri pada siapapun. Bertolak belakang dengan Si Sulung, putri bungsu yaitu Purbasari memiliki sifat baik, ramah, rendah hati, lembut lagi suka menolong orang lain.
Setelah sekian lama memimpin kerajaan, tibalah waktunya bagi Prabu Tapa Agung untuk memikirkan pengganti dirinya. Ia memutuskan si bungsu Purbasari pantas menggantikan dirinya memimpin kerajaan Pasir Batang. Raja tidak mau menyerahkan tampuk kekuasaan pada putri sulungnya Purbararang. Karena memiliki sifat buruk, ia dianggap tidak pantas memimpin kerajaan. Sang Prabu khawatir, jika Purbararang memimpin kerajaan, maka kedamaian hidup rakyat Pasir Batang akan rusak.
Sang Prabu memanggil seluruh putrinya juga seluruh pembesar kerajaan untuk menyerahkan tahta Kerajaan Pasir Batang pada putri bungsunya, Purbasari. Prabu Tapa Agung kemudian meninggalkan istana kerajaan Pasir Batang untuk memulai kehidupan baru sebagai pertapa.
Purbararang sebagai putri sulung marah bukan alang kepalang terhadap keputusan ayahnya memberikan tampuk kekuasaan bukan pada dirinya, tetapi pada adik bungsunya. Sifat buruknya muncul. Sehari setelah pelantikan Purbasari sebagai Ratu Kerajaan Pasir Batang, Purbararang menghubungi tunangannya Indrajaya. Mereka berdua pergi meminta bantuan nenek sihir jahat untuk mencelakai Purbasari.
Setelah bertemu nenek sihir jahat, disampaikanlah maksud kedatangan mereka. Nenek sihir jahat kemudian memberikan bubuk hitam pada mereka berdua. Nenek sihir jahat berpesan agar mereka berdua menyemburkan bubuk hitam tersebut ke seluruh tubuh Purbasari.
Sesampainya di kerajaan, mereka berdua segera mencari kesempatan untuk menyemburkan bubuk hitam kepada Purbasari. Setelah berhasil menyemburkan bubuk hitam, di seluruh tubuh Purbasari termasuk wajahnya, muncullah bercak-bercak hitam sangat mengerikan. Orang dikerajaan tidak ada satupun mengetahui bahwa pelakunya adalah Purbararang.
Purbararang mengatakan bahwa Purbasari telah dikutuk hingga memiliki penyakit mengerikan sehingga tidak pantas menjadi Ratu Kerajaan Pasir Batang. Purbararang lantas mengambil tahta kerajaan Pasir Batang. Ia segera mengasingkan Purbasari ke hutan. Purbararang beralasan agar penyakitnya tidak menular pada orang lain. Uwak Batara Lengser selaku penasehat kerajaan tak mampu berbuat apa-apa selain menuruti perintah Purbararang.
Sementara di Kahyangan tengah terjadi kehebohan. Pangeran Guruminda enggan menikahi bidadari Kahyangan seperti permintaan ibunya, Sunan Ambu. Ia hanya mau menikahi gadis cantik seperti kecantikan ibunya. Sunan Ambu memang memiliki kecantikan luar biasa.
Sunan Ambu menjelaskan bahwa wanita secantik dirinya hanya ada di dunia manusia. Jika Pangeran Guruminda bersikeras ingin menikahi wanita secantik dirinya, maka syaratnya adalah, Pangeran harus mau turun ke dunia manusia. Ia harus menyamar sebagai seekor lutung. “Engkau harus mau turun ke bumi sebagai seekor lutung. Di dunia manusian namamu adalah Lutung Kasarung. Apakah engkau sanggup menjalaninya?” tanya Sunan Ambu pada pangeran Guruminda.
Pangeran Guruminda bersedia menjalani syarat menjadi seekor lutung karena penasaran ingin tahu siapa gadis di dunia manusia yang secantik ibunya. Setelah berubah menjadi seekor lutung, Pangeran Guruminda kemudian pergi melompat ke dunia manusia. Di dunia manusia, berkat kesaktiannya, Lutung Kasarung berhasil mengalahkan semua lutung-lutung. Dalam waktu singkat, Lutung Kasarung diangkat sebagai pemimpin bangsa lutung.
Dari cerita-cerita yang ia dengar, Lutung Kasarung akhirnya mengetahui bahwa Kerajaan Pasir Batang dipimpin oleh seorang Ratu jahat bernama Purbararang. Ia berniat memberikan pelajaran pada Ratu Purbararang. Lutung Kasarung kemudian bersiasat saat mengetahui bahwa Ratu Purbararang hendak melakukan perburuan hewan kurban di hutan. Ia sengaja membiarkan dirinya ditangkap oleh orang suruhan Ratu Purbararang. Lutung Kasarung kemudian di bawa ke istana Kerajaan Pasir Batang.
Di istana kerajaan, saat hendak dijadikan hewan kurban, Lutung Kasarung tiba-tiba mengamuk luar biasa hingga menimbulkan kerusakan dimana-mana. Para prajurit Pasir Batang gagal melumpuhkannya. Lutung Kasarung menunjukan permusuhan pada Kerajaan Pasir Batang. Hanya kepada Uwak Batara Lengser saja ia terlihat menaruh hormat.
Mengetahui Lutung menaruh hormat pada Uwak Batara Lengser, Ratu Purbararang menyuruh Uwak Batara Lengser untuk menangkap Lutung Kasarung. Setelah berhasil ditangkap, Uwak Batara lengser kemudian membawa Lutung Kasarung ke hutan tempat Purbasari diasingkan. Purbararang berharap Lutung Kasarung ganas tersebut bisa dimanfaatkan untuk membunuh Purbasari.
Sesampainya di hutan, Uwak Batara Lengser berpesan pada Lutung Kasarung bahwa di hutan tersebut ada Putri Purbasari, putri bungsu Prabu Tapa Agung. “Lutung, Purbasari adalah putri baik hati. Ia seharusnya menjadi Ratu Kerajaan Pasir Batang. Namun karena kekuatan jahat akhirnya ia diasingkan ke hutan. Tolong jaga beliau baik-baik. Maukah engkau menjaganya hai Lutung sakti?” kata Uwak Batara Lengser.
Lutung Kasarung menganggukkan kepalanya tanda setuju bahwa ia akan menjaga Putri Purbasari. Sejak saat itu Lutung Kasarung menjadi penjaga sekaligus sahabat Putri Purbasari. Kesedihan perlahan-lahan mulai hilang dari wajah Putri Purbasari karena telah memiliki sahabat yang selalu menghibur dan menjaganya. Lutung Kasarung juga selalu memenuhi kebutuhan makanan Purbasari. Lutung memerintahkan para lutung bawahannya untuk mencarikan buah-buahan. Seiring waktu rasa sayang timbul diantara keduanya. Putri Purbasari menyayangi Lutung Kasarung begitu pula sebaliknya.
Tanpa disadari oleh Putri Purbasari, Lutung Kasarung memohon kepada ibunya di Kahyangan, Sunan Ambu, agar membuatkan Putri Purbasari sebuah taman indah juga tempat untuk mandi. Sunan Ambu kemudian mengirimkan para Pujangga Sakti serta Para Bidadari untuk membuat taman. Para bidadari juga membuatkan tempat mandi indah bagi Putri Purbasari. Tempat mandi Purbasari disebut Jamban Salaka. Pancurannya terbuat dari emas murni. Dinding serta lantainya terbuat dari batu pualam. Air untuk mandi berasal dari telaga sangat jernih. Para bidadari juga membuatkan pakaian untuk Purbasari, terbuat dari awan sangat indah.
Saat Putri Purbasari mencoba mandi di Jamban Salaka, keanehan pun terjadi. Bubuk hitam yang menempel di wajah dan tubuhnya hilang seketika. Lutung Kasarung pun sampai terkesima melihat kecantikan asli Putri Purbasari yang ia anggap secantik ibunya, Sunan Ambu.
Hilangnya penyakit Purbasari akhirnya terdengar hingga istana. Ratu Purbararang merasa heran, bagaimana caranya penyakit di tubuh Purbasari bisa hilang. Ia khawatir sembuhnya Purbasari akan mengancam tahtanya sebagai Ratu Kerajaan Pasir Batang. Ia kemudian mengajak tunangannya Indrajaya menuju hutan untuk menemui Purbasari. Benar saja, ia melihat dengan mata kepalanya sendiri bahwa Purbasari telah sembuh. Purbasari telah pulih kembali cantik seperti semula.
Khawatir kehilangan tahta, Ratu Purbararang kemudian memberikan Purbasari sebuah tantangan. Ia menantang  beradu panjang rambut. “Wahai Purbasari, mari kita beradu panjang rambut. Jika rambutku lebih panjang dari rambutmu, maka kepalamu akan dipenggal oleh algojo istana.” kata Purbararang. Setelah diadu ternyata rambut Purbararang masih kalah panjang dibandingkan rambut Purbasari.
Masih belum mau kalah, Purbararang kemudian mengajukan tantangan kedua. “Jika tunanganmu lebih tampan dari tunanganku, maka engkau boleh mengambil tahta sebagai Ratu Kerajaan. Tapi jika tidak, maka kepalamu akan dipenggal oleh algojo kerajaan.” kata Purbararang.
Purbasari merasa kebingungan diberi tantangan tersebut. Semua orang sudah mengetahui ketampanan Indrajaya, tunangan Purbararang. Sementara ia sendiri tidak mempunyai tunangan. Karena kebingungan, ia kemudian memegang tangan Lutung Kasarung, sahabat dekatnya. “Lutung Kasarung, engkau selalu menjadi sahabat dan menjagaku. Sudah seharusnya engkau menjadi suamiku.” kata Purbasari.
Mendengar ucapan Purbasari, Purbararang tertawa terbahak-bahak. “Jadi Lutung buruk rupa adalah tunanganmu hai Purbasari.?” kata Purbararang sambil terbahak.
“Ya.” Purbasari menjawab singkat sambil menganggukkan kepala.
Purbararang segera memerintahkan algojo kerajaan untuk memenggal kepala Purbasari, karena tunangan Purbasari hanyalah seekor Lutung buruk rupa, tidak sebanding ketampanan Indrajaya, tunangannya.
Tidak tinggal diam, Lutung Kasarung segera duduk bersila. Matanya terpejam dan mulutnya komat-kamit. Tiba-tiba asap tebal menyelimuti tubuh Lutung Kasarung. Setelah asap tersebut hilang, Lutung Kasarung telah berubah wujud menjadi Pangeran Guruminda sangat tampan. Lebih tampan dari Indrajaya.
Semua orang ditempat tersebut terperanjat kaget. Pangeran Guruminda lantas menjelaskan bahwa ia adalah Pangeran Guruminda dari Kahyangan. Ia sengaja turun ke bumi menyamar sebagai Lutung Kasarung. Ia juga mengatakan bahwa Ratu Kerajaan Pasir Batang sebenarnya adalah Ratu Purbasari. Akhirnya Ratu Purbararang  mengaku telah kalah dalam taruhan tersebut. Dengan Demikian, Ratu Purbararang harus menyerahkan tahta kerajaan pada Purbasari.
Tidak ada pilihan lain bagi Purbararang selain menyerahkan tahta kerajaan pada Purbasari. Ia meminta maaf atas semua kesalahannya. Ratu Purbasari memaafkan kesalahan kakak sulungnya. Tidak lama kemudian Ratu Purbasari menikah dengan Pangeran Guruminda. Rakyat Kerajaan Pasir Batang kini hidup dalam damai karena dipimpin oleh Ratu Purbasari adil bijaksana.

Diskusi

Silahkan masuk untuk berdiskusi.

Daftar Diskusi

Rekomendasi Entri

Gambar Entri
Tradisi MAKA
Seni Pertunjukan Seni Pertunjukan
Nusa Tenggara Barat

MAKA merupakan salah satu tradisi sakral dalam budaya Bima. Tradisi ini berupa ikrar kesetiaan kepada raja/sultan atau pemimpin, sebagai wujud bahwa ia bersumpah akan melindungi, mengharumkan dan menjaga kehormatan Dou Labo Dana Mbojo (bangsa dan tanah air). Gerakan utamanya adalah mengacungkan keris yang terhunus ke udara sambil mengucapkan sumpah kesetiaan. Berikut adalah teks inti sumpah prajurit Bima: "Tas Rumae… Wadu si ma tapa, wadu di mambi’a. Sura wa’ura londo parenta Sara." "Yang mulia tuanku...Jika batu yang menghadang, batu yang akan pecah, jika perintah pemerintah (atasan) telah dikeluarkan (diturunkan)." Tradisi MAKA dalam Budaya Bima dilakukan dalam dua momen: Saat seorang anak laki-laki selesai menjalani upacara Compo Sampari (ritual upacara kedewasaan anak laki-laki Bima), sebagai simbol bahwa ia siap membela tanah air di berbagai bidang yang digelutinya. Seharusnya dilakukan sendiri oleh si anak, namun tingkat kedewasaan anak zaman dulu dan...

avatar
Aji_permana
Gambar Entri
Wisma Muhammadiyah Ngloji
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

Wisma Muhammadiyah Ngloji adalah sebuah bangunan milik organisasi Muhammadiyah yang terletak di Desa Sendangagung, Kecamatan Minggir, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Wisma ini menjadi pusat aktivitas warga Muhammadiyah di kawasan barat Sleman. Keberadaannya mencerminkan peran aktif Muhammadiyah dalam pemberdayaan masyarakat melalui pendekatan dakwah dan pendidikan berbasis lokal.

avatar
Bernadetta Alice Caroline
Gambar Entri
SMP Negeri 1 Berbah
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

SMP Negeri 1 Berbah terletak di Tanjung Tirto, Kelurahan Kalitirto, Kecamatan Berbah, Sleman. Gedung ini awalnya merupakan rumah dinas Administratuur Pabrik Gula Tanjung Tirto yang dibangun pada tahun 1923. Selama pendudukan Jepang, bangunan ini digunakan sebagai rumah dinas mandor tebu. Setelah Indonesia merdeka, bangunan tersebut sempat kosong dan dikuasai oleh pasukan TNI pada Serangan Umum 1 Maret 1949, tanpa ada yang menempatinya hingga tahun 1951. Sejak tahun 1951, bangunan ini digunakan untuk kegiatan sekolah, dimulai sebagai Sekolah Teknik Negeri Kalasan (STNK) dari tahun 1951 hingga 1952, kemudian berfungsi sebagai STN Kalasan dari tahun 1952 hingga 1969, sebelum akhirnya menjadi SMP Negeri 1 Berbah hingga sekarang. Bangunan SMP N I Berbah menghadap ke arah selatan dan terdiri dari dua bagian utama. Bagian depan bangunan asli, yang sekarang dijadikan kantor, memiliki denah segi enam, sementara bagian belakangnya berbentuk persegi panjang dengan atap limasan. Bangunan asli dib...

avatar
Bernadetta Alice Caroline
Gambar Entri
Pabrik Gula Randugunting
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

Pabrik Gula Randugunting menyisakan jejak kejayaan berupa klinik kesehatan. Eks klinik Pabrik Gula Randugunting ini bahkan telah ditetapkan sebagai cagar budaya di Kabupaten Sleman melalui SK Bupati Nomor Nomor 79.21/Kep.KDH/A/2021 tentang Status Cagar Budaya Kabupaten Sleman Tahun 2021 Tahap XXI. Berlokasi di Jalan Tamanmartani-Manisrenggo, Kalurahan Tamanmartani, Kapanewon Kalasan, Kabupaten Sleman, pabrik ini didirikan oleh K. A. Erven Klaring pada tahun 1870. Pabrik Gula Randugunting berawal dari perkebunan tanaman nila (indigo), namun, pada akhir abad ke-19, harga indigo jatuh karena kalah dengan pewarna kain sintesis. Hal ini menyebabkan perkebunan Randugunting beralih menjadi perkebunan tebu dan menjadi pabrik gula. Tahun 1900, Koloniale Bank mengambil alih aset pabrik dari pemilik sebelumnya yang gagal membayar hutang kepada Koloniale Bank. Abad ke-20, kemunculan klinik atau rumah sakit di lingkungan pabrik gula menjadi fenomena baru dalam sejarah perkembangan rumah sakit...

avatar
Bernadetta Alice Caroline
Gambar Entri
Kompleks Panti Asih Pakem
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

Kompleks Panti Asih Pakem yang terletak di Padukuhan Panggeran, Desa Hargobinangun, Kecamatan Pakem, Kabupaten Sleman, merupakan kompleks bangunan bersejarah yang dulunya berfungsi sebagai sanatorium. Sanatorium adalah fasilitas kesehatan khusus untuk mengkarantina penderita penyakit paru-paru. Saat ini, kompleks ini dalam kondisi utuh namun kurang terawat dan terkesan terbengkalai. Beberapa bagian bangunan mulai berlumut, meskipun terdapat penambahan teras di bagian depan. Kompleks Panti Asih terdiri dari beberapa komponen bangunan, antara lain: Bangunan Administrasi Paviliun A Paviliun B Paviliun C Ruang Isolasi Bekas rumah dinas dokter Binatu dan dapur Gereja

avatar
Bernadetta Alice Caroline