Di usia yang sudah 492 tahun, Jakarta tak bisa lepas hubungannya dengan betawi juga dengan berbagai macam keseniannya. Namun, kesenian yang menjadi ciri khas jakarta mulai tergilas oleh kemajuan jaman dan teknologi juga yang lainnya. Sebagai generasi muda, menjadi sangat prihatin melihat kondisi kesenian tradisional betawi semakin redup tergilas. Semakin miris ketika kehidupan sehari hari hanya melihat ondel ondel berkeliling dari kampung ke kampung.
Apakah hanya itu kesenian betawi? Tentu tidak, ada kesenian lain yang membuat saya tertarik ketika melihatnya di Kampung Setu Babakan Jakarta Selatan. Kesenian tersebut adalah pertunjukkan lenong, khususnya lenong preman. Lenong preman adalah salah satu jenis lenong betawi yang menceritakan tentang kehidupan sehari hari di lingkungan betawi lengkap dengan anekdot dan ungkapan ungkapan lucu yang tentunya menggunakan logat betawi. Kesenian ini dulu cuma sedikit yang mampu untuk menghadirkannya karena butuh tempat yang cukup luas dan biaya yang tidak sedikit sebagai ongkos kepada grup kesenian lenong tersebut.
Lenong preman tidak hanya menampilkan sebuah pertunjukkan lenong tunggal, tetapi banyak juga diselingi dengan tari topeng dari betawi dengan pakaian yang berwarna terang dan gerakan tari yang luwes dan cepat untuk menambah daya tarik masyarakat terhadap pertunjukkan lenong tersebut. Kini, keadaan grup kesenian betawi yang menampilkan lenong semakin memprihatinkan karena hanya setia menunggu panggilan warga tetapi tetap tidak ada yang memiliki inisiatif untuk menampilkan kembali kesenian betawi ini. Bukan karena tidak ada yang menginginkan lenong ini bangkit lagi, tetapi kebutuhan tempat yang cukup luas dan biaya yang besar untuk menampilkan sebuah pertunjukkan lenong yang menjadi kendala di berbagai kampung di lingkungan DKI Jakarta. Eksistensi lenong ini pun semakin memburuk ketika pemuda pemuda betawi tidak mengenali kesenian daerahnya sendiri dan enggan untuk mempelajari apalagi melestarikan kesenian tersebut.
Salah satu pertunjukkan lenong yang dipertunjukkan membawakan cerita tentang salah satu keluarga yang memiliki pembantu dengan segala kekonyolannya dalam mengerjakan pekerjaan rumah tangga. Ada juga sebuah cerita tentang perseteruan cinta seorang anak buruh dengan seorang anak konglomerat yang tidak disetujui oleh orang tua mereka, dan kisah rakyat yang ditindas oleh tuan tanah yang semena mena hingga akhirnya datang pendekar yang taat beribadah dan sangat membela rakyat untuk melawan si tuan tanah tersebut. Bahasa percakapan yang digunakan di lenong preman ini pun menggunakan bahasa betawi sehari hari sehingga sangat familiar di telinga masyarakat jakarta.
Berbagai cara pun telah dilakukan oleh warga betawi demi menjaga lestarinya lenong ini, penampilan lenong pun semakin marak dengan adanya kemajuan teknologi sehingga informasi menyebar cepat jika ada suatu pertunjukkan lenong di suatu tempat. Dengan demikian, saya sebagai Putra Indonesia khususnya darah betawi ingin melestarikan salah satu kesenian Indonesia agar tidak punah dan tetap eksis di masyarakat.
#OSKMITB2018 #OSKM2018
Wisma Muhammadiyah Ngloji adalah sebuah bangunan milik organisasi Muhammadiyah yang terletak di Desa Sendangagung, Kecamatan Minggir, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Wisma ini menjadi pusat aktivitas warga Muhammadiyah di kawasan barat Sleman. Keberadaannya mencerminkan peran aktif Muhammadiyah dalam pemberdayaan masyarakat melalui pendekatan dakwah dan pendidikan berbasis lokal.
SMP Negeri 1 Berbah terletak di Tanjung Tirto, Kelurahan Kalitirto, Kecamatan Berbah, Sleman. Gedung ini awalnya merupakan rumah dinas Administratuur Pabrik Gula Tanjung Tirto yang dibangun pada tahun 1923. Selama pendudukan Jepang, bangunan ini digunakan sebagai rumah dinas mandor tebu. Setelah Indonesia merdeka, bangunan tersebut sempat kosong dan dikuasai oleh pasukan TNI pada Serangan Umum 1 Maret 1949, tanpa ada yang menempatinya hingga tahun 1951. Sejak tahun 1951, bangunan ini digunakan untuk kegiatan sekolah, dimulai sebagai Sekolah Teknik Negeri Kalasan (STNK) dari tahun 1951 hingga 1952, kemudian berfungsi sebagai STN Kalasan dari tahun 1952 hingga 1969, sebelum akhirnya menjadi SMP Negeri 1 Berbah hingga sekarang. Bangunan SMP N I Berbah menghadap ke arah selatan dan terdiri dari dua bagian utama. Bagian depan bangunan asli, yang sekarang dijadikan kantor, memiliki denah segi enam, sementara bagian belakangnya berbentuk persegi panjang dengan atap limasan. Bangunan asli dib...
Pabrik Gula Randugunting menyisakan jejak kejayaan berupa klinik kesehatan. Eks klinik Pabrik Gula Randugunting ini bahkan telah ditetapkan sebagai cagar budaya di Kabupaten Sleman melalui SK Bupati Nomor Nomor 79.21/Kep.KDH/A/2021 tentang Status Cagar Budaya Kabupaten Sleman Tahun 2021 Tahap XXI. Berlokasi di Jalan Tamanmartani-Manisrenggo, Kalurahan Tamanmartani, Kapanewon Kalasan, Kabupaten Sleman, pabrik ini didirikan oleh K. A. Erven Klaring pada tahun 1870. Pabrik Gula Randugunting berawal dari perkebunan tanaman nila (indigo), namun, pada akhir abad ke-19, harga indigo jatuh karena kalah dengan pewarna kain sintesis. Hal ini menyebabkan perkebunan Randugunting beralih menjadi perkebunan tebu dan menjadi pabrik gula. Tahun 1900, Koloniale Bank mengambil alih aset pabrik dari pemilik sebelumnya yang gagal membayar hutang kepada Koloniale Bank. Abad ke-20, kemunculan klinik atau rumah sakit di lingkungan pabrik gula menjadi fenomena baru dalam sejarah perkembangan rumah sakit...
Kompleks Panti Asih Pakem yang terletak di Padukuhan Panggeran, Desa Hargobinangun, Kecamatan Pakem, Kabupaten Sleman, merupakan kompleks bangunan bersejarah yang dulunya berfungsi sebagai sanatorium. Sanatorium adalah fasilitas kesehatan khusus untuk mengkarantina penderita penyakit paru-paru. Saat ini, kompleks ini dalam kondisi utuh namun kurang terawat dan terkesan terbengkalai. Beberapa bagian bangunan mulai berlumut, meskipun terdapat penambahan teras di bagian depan. Kompleks Panti Asih terdiri dari beberapa komponen bangunan, antara lain: Bangunan Administrasi Paviliun A Paviliun B Paviliun C Ruang Isolasi Bekas rumah dinas dokter Binatu dan dapur Gereja
Jembatan Plunyon merupakan bagian dari wisata alam Plunyon-Kalikuning yang masuk kawasan TNGM (Taman Nasional Gunung Merapi) dan wisatanya dikelola Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) setempat, yaitu Kalikuning Park. Sargiman, salah seorang pengelola wisata alam Plunyon-Kalikuning, menjelaskan proses syuting KKN Desa Penari di Jembatan Plunyon berlangsung pada akhir 2019. Saat itu warga begitu penasaran meski syuting dilakukan secara tertutup. Jembatan Plunyon yang berada di Wisata Alam Plunyon-Kalikuning di Cangkringan, Kabupaten Sleman. Lokasi ini ramai setelah menjadi lokasi syuting film KKN Desa Penari. Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan zoom-in-whitePerbesar Jembatan Plunyon yang berada di Wisata Alam Plunyon-Kalikuning di Cangkringan, Kabupaten Sleman. Lokasi ini ramai setelah menjadi lokasi syuting film KKN Desa Penari. Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan "Syuting yang KKN itu kebetulan, kan, 3 hari, yang 1 hari karena gunungnya tidak tampak dibatalkan dan diu...