|
|
|
|
Legenda Watu Dodol Banyuwangi: Cerita Batu Mistis Tanggal 10 Jul 2018 oleh Deni Andrian. |
Residen Schophoff berencana untuk membuat sebuah jalur dari Banyuwangi menuju Panarukan. Namun dalam menjalankan rencananya, Residen Schophoff mengalami kendala, yaitu tepat di jalur yang ingin ia bangun terdapat sebuah bukit. Dengan adanya bukit tersebut, tentu sangat tidak mungkin rencana pembuatan jalan yang ia rencanakan akan berhasil.
Rencana Residen Schophoff ini pun mendapat perhatian dari Tumenggung Wiroguno I, yang pada kali itu menjabat sebagai pemimpin di Banyuwangi. Lalu ia mengadakan sebuah sayembara, barang siapa bisa memindahkan bukit tersebut, ia akan menghadiahkan nya tanah yang luas. Tanah yang dijanjikannya meliputi bukit batu tersebut hingga daerah Sukowidi.
Sayembara sudah berjalan selama berbulan bulan, namun tak ada seorang pun yang dapat memenuhi permintaan dari Tumenggung Wiroguno I. Tumenggung pun hampir putus asa, sepanjang hari ia memikirkan bagaimana caranya supaya bukit tersebut dapat di pindahkan. Sampai suatu ketika ia ingat jika ia memiliki seorang penasehat, Ki Buyut Jaksa. Ki Buyut Jaksa merupakan seorang penasehat yang cukup sakti, dan sekaligus orang yang di anggap guru oleh Tumenggung. Ki Buyut Jaksa ini tinggal di Pinggiran Bukit Boyolangu.
Di tempat yang asing jauh dari keramaian, Ki Buyut Jaksa mengangkat seorang anak yang bernama Nur Iman, anak dari seorang yang bernama Lesmani. Nur Iman inilah yang selalu menemani keseharian Ki Buyut Jaksa selama berada di tempat pengasingan.
Tumenggung Wiroguno berupaya untuk membujuk penasehat nya yang sakti tersebut supaya mau memindahkan bukit yang menghalangi pembangunan jalan. Ki Buyut Jaksa pun menyetujuinya. Dengan dibantu oleh Nur Iman anak angkatnya dan bantuan jin, Ia mampu membuat sebuah jalan melalui bukit yang menjadi penghalang tadi.
Bantuan yang di lakukan oleh Jin ini ternyata tidak gratis, melainkan para Jin tersebut meminta 3 permintaan sebagai balas jasa atas apa yang telah dilakukannya. 3 permintaan tersebut antara lain;
Kisah ini lah yang melatar-belakangi wisata Watu Dodol. Sedang kan nama Watu Dodol jika di artikan dalam bahasa Indonesia yaitu “Watu” artinya adalah Batu, dan “Dodol” artinya membongkar.
Setiap pada tanggal 10 syawal, tempat ini selalu diadakan tradisi rutinan yang disebut “Puter Kayun”, sebuah kereta yang ditarik oleh kuda. Pada saat proses tradisi ini digelar, Watu Dodol selalu dipenuhi wisatawan yang ingin menyaksikan tradisi tersebut.
Baik teman teman, itulah sekelumit kisah tentang Legenda Watu Dodol Banyuwangi. Jika teman teman tertarik dengan wisata ini, silahkan teman teman ajak kerabat atau keluarga untuk berkunjung kesini.
Sumber: https://www.tabloidwisata.com/legenda-watu-dodol-banyuwangi/
Gambus
Oleh
agus deden
| 21 Jun 2012.
Gambus Melayu Riau adalah salah satu jenis instrumental musik tradisional yang terdapat hampir di seluruh kawasan Melayu.Pergeseran nilai spiritual... |
Hukum Adat Suku...
Oleh
Riduwan Philly
| 23 Jan 2015.
Dalam upaya penyelamatan sumber daya alam di kabupaten Aceh Tenggara, Suku Alas memeliki beberapa aturan adat . Aturan-aturan tersebut terbagi dala... |
Fuu
Oleh
Sobat Budaya
| 25 Jun 2014.
Alat musik ini terbuat dari bambu. Fuu adalah alat musik tiup dari bahan kayu dan bambu yang digunakan sebagai alat bunyi untuk memanggil pend... |
Ukiran Gorga Si...
Oleh
hokky saavedra
| 09 Apr 2012.
Ukiran gorga "singa" sebagai ornamentasi tradisi kuno Batak merupakan penggambaran kepala singa yang terkait dengan mitologi batak sebagai... |