Cerita Rakyat
Cerita Rakyat
Cerita Rakyat Riau Riau
Legenda Umbut Muda dan Cerita Rakyat Sungai Siak Sri Indrapura Riau
- 13 November 2018

Dahulu kala Sungai Siak disebut Sungai Jantan. Sementara Siak Sri Indrapuramasih bernama Mempura. Di sana hidup seorang janda setengah baya dengan seorang anak gadisnya yang bernama si Umbut Muda. Gadis ini begitu cantik rupawan. Kecantikan si Umbut Muda tidak ada bandingannya pada zaman itu. Kecantikannya tak terkalahkan mulai dari Mempura, Kuala Buantan sampai ke hulu dusun Senapelan. Karena selalu dipuji, Si Umbut Muda menjadi tinggi hati, congkak dan angkuh. Pakaiannya harus terbuat dari kain sutra yang paling mahal, kain songket tenunan Trengganu tersohor dilengkapi selendang dari kain mastuli tenunan Daik. Emas dan perak tempaan, ditempa didatangkan dari negeri Cina, itu masih belum cukup, gelang sepasang di tangannya, tersusun lima seberat delapan tail atau setengah kati.

Untunglah harta peninggalan almarhum ayahnya cukup untuk memenuhi keinginan si Umbut Muda. Kalau tidak bagaimana jadinya sedangkan ibunya hanya seorang perajin tenun yang hanya mengambil upah menenun kain songket dari sana sini untuk sekadar memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. “Mak jangan hanya bersenang-senang saja ikut menghabiskan harta peninggalan ayahku,” tegur si Umbut Muda bila suatu ketika melihat ibunya beristrahat dari menenun. Padahal saat itu ibunya sedang lelah. Tidak hanya omongannya saja, si Umbut Muda juga bermuka masam, wajahnya cemberut. Ibunya tidak diperbolehkan berada di dalam rumah mewah untuk ukuran zaman itu, dihardik dan kadang-kadang terpaksa tidur di serambi bertemankan nyamuk. “Hem, rasakan olehmu Mak!” kata si Umbut Muda, tatkala ibunya terpaksa tidur di serambi rumah seperti itu. “Umbut menyuruh mengambilkan sisir yang jatuh saja Mak tak segera mengambilnya. Tak sempatlah! Benang tenun kusutlah! Banyak alasan!” kata gadis jelita itu menghardik ibunya yang terbaring beralaskan tikar pandan yang sudah usang. Supaya ibunya menurut kepada perintahnya, ia berkata lagi. “Itu namannya hukuman bagi orang tua pemalas!” Ibu yang bernasib malang ini harus tunduk di bawah perintah si Umbut Muda satusatunya anak yang dikasihi, dimanjakan sampai gadis. “Maafkan Mak, Umbut!,” Ibunya mengiba-iba. “Mak khilaf, maafkanlah.” Bila sudah melihat orang tua itu mengalah, meminta maaf, dan ia merasa disanjungsanjung, maka si Umbut Muda mengizinkan ibunya tidur di dalam rumah menempati bilik biasanya. Keluarga apalagi famili memang agak menjauh, tak seorang pun berani menasihati si Umbut Muda yang cantik jelita. la cukup terkenal pula sebagai gadis pemilik pusaka kaya raya itu. Karena itu dia merasa paling tinggi dalam kerabatnya dan merasa sama derajatnya dengan putri raja-raja yang berkuasa pada zaman itu.

Legenda Umbut Muda

Pada suatu hari menikahlah putri salah seorang bangsawan ternama Mempura. Undangannya terdiri dari orang-orang ternama, jemputan terhormat termasuk si Umbut Muda. la tinggal di seberang Sungai Jantan berseberangan kampung dengan tempat perhelatan tersebut. “Mak, berpakaianlah Mak,” perintah si Umbut Muda kepada ibunya, sesaat akan pergi ke pesta perkawinan itu. “Mak harus berkebaya singkat. Selendang kain pelangi, dan bertapih batik Kedah. Usah berdukuh berpending, Mak adalah tukang payung Umbut hendak ke pesta pernikahan orang,” katanya. “Iyalah Umbut,” sahut ibu si Umbut Muda dengan patuhnya.

Si Umbut Muda pun mengenakan pakaian serba mahal, baju kurung dari kain songket tenunan Trengganu. Kain tudung sutra matuli berkelingkam, tenun Daik. Pinggan dililit pending emas bertampuk kulit ketam rinjung terbuat dari emas dua puluh empat karat. Dukuh terkalung di leher hingga ke paras dada, lima pasang, terbuat dari emas murni. Baju kurung berkancing kerusang permata berlian di atas leher, bergelang kaki emas giring-giring. Gentanya berdering-dering bunyinya, setiap kali melangkah. Cincin di jari tangan kiri dan kanan dipakai sepenuh kedelapan jarinya, semuanya emas permata berlian. Kerabu anting-anting permata intan gemerlapan di telinganya. Rambut labuh disanggul lipat ganda ternama, bercucuk siput suasa permata delima. Sementara itu pada kedua belah tangan terdapat gelang emas lima pasang di satu tangannya, berjumlah sepuluh gelang. Gelang ini dijadikan simbol, si Umbut Muda dengan banyak gelang semakin termasyhur. Terkenal di lingkungan Mempura, hingga ke hulu sungai desa Senapelan. Wajah si Umbut Muda bertambah cantik, anggun berjalan. la memakai payung biru muda dengan rumbai-rumbai dari manik kaca buatan Cina. Lenggang-lenggok si Umbut Muda sangat kentara, saat jembatan lintas sungai Jantan dililitnya.

“Kriut…kriut…” lantai jembatan nibung dibelah, berderit-derit. Ibunya bertugas sebagai tukang payung, berjalan di sebelah kiri. Entah apa yang menjadi penyebabnya mungkin sudah takdir, tiba-tiba dua susun gelang di tangan kanan si Umbut Muda terjatuh. Gelang-gelang itu terpelanting jatuh ke dalam sungai. “Mak… Gelang Umbut jatuh dua susun, empat jumlahnya,” kata si Umbut Muda berteriak. la menyuruh ibunya terjun ke dalam sungai. “Mak, ambilkan gelangku mak…!,” katanya sambil mendorong ibunya ke dalam sungai. “Menyelamlah, Mak…!” perintahnya. “Arus sungai begitu deras Nak…Mak tidak berani menyelam!” Si Umbut Muda begitu marah kepada ibunya. la pun mengambil sebatang kayu bercabang lalu ditekankan ke tengkuk ibunya dengan kasar sekali. “Ambilkan gelangku…menyelamlah!” bentaknya keras-keras. Byurrr…! Gelembung-gelembung air bergerak ke atas dari nafas ibunya. Burr! Arus sungai pun menggelegak. Dan pada saat itu pula turun angin puting beliung bergulunggulung. Siuuuuunggg…! Si Umbut Muda pun terbawa angin puting beliung itu. la terpelanting ke dalam sungai lalu terbenam, terdengar terikan “Maaak tolonglah aku…!” Tapi ibunya tak bisa berbuat apa-apa. Suara gadis itu semakin sayup, akhirnya gadis durhaka itu mati lemas di dalam lumpur. Sementara ibunya terangkat ke tebing sungai dengan selamat. Beliau kehilangan putri yang disayangi, dengan cara yang sangat mengenaskan. 

Pada bulan-bulan tertentu sampai sekarang selalu terlihat akar-akar dalam Sungai Siak dipermainkan arus. Akar-akar itu bergerak seperti rambut terurai panjang menggelitikgelitik. Suatu pemadangan yang dipercayai penduduk sebagai rambut si Umbut Muda Gelang Banyak muncul di situ, untuk dijadikan peringatan tentang anak durhaka. Adakalanya juga angin puting beliung menggulung di situ. Ini adalah pertanda bagi masyarakat setempat bahwa ada pelanggaran adat serta syariat agama di lingkungan Siak Sri Indrapura. Maka di sana jarang ada orang yang berani kepada ibunya, apalagi memperlakukan ibunya seperti budak atau pelayan seperti kelakuan si Umbut Muda. Demikian cerita legenda dari Riau mengenai Umbut Muda. Pesan moral cerita rakyat Riau ini adalah agar kita jangan sampai berani bertindak durhaka kepada orang tua. Amanat cerita rakyat Riau ini adalah agar setiap anak memperlakukan orang tuanya dengan sebaik-baiknya. Setiap anak tidak boleh menyiksa dan memperlakukan orang tua layaknya pembantu hanya karena kekayaan.

sumber : http://agussiswoyo.com/cerita-rakyat/legenda-umbut-muda-dan-cerita-rakyat-sungai-siak-sri-indrapura-di-riau/

Diskusi

Silahkan masuk untuk berdiskusi.

Daftar Diskusi

Rekomendasi Entri

Gambar Entri
Dari Rendang Hingga Gudeg: 10 Mahakarya Kuliner Indonesia yang Mengguncang Lidah
Makanan Minuman Makanan Minuman
DKI Jakarta

1. Rendang (Minangkabau) Rendang adalah hidangan daging (umumnya sapi) yang dimasak perlahan dalam santan dan bumbu rempah-rempah yang kaya selama berjam-jam (4–8 jam). Proses memasak yang sangat lama ini membuat santan mengering dan bumbu terserap sempurna ke dalam daging. Hasilnya adalah daging yang sangat empuk, padat, dan dilapisi bumbu hitam kecokelatan yang berminyak. Cita rasanya sangat kompleks: gurih, pedas, dan beraroma kuat. Rendang kering memiliki daya simpan yang panjang. Rendang adalah salah satu hidangan khas Indonesia yang paling terkenal dan diakui dunia. Berasal dari Minangkabau, Sumatera Barat, masakan ini memiliki nilai budaya yang tinggi dan proses memasak yang unik. 1. Asal dan Filosofi Asal: Rendang berasal dari tradisi memasak suku Minangkabau. Secara historis, masakan ini berfungsi sebagai bekal perjalanan jauh karena kemampuannya yang tahan lama berkat proses memasak yang menghilangkan air. Filosofi: Proses memasak rendang yang memakan waktu lama mela...

avatar
Umikulsum
Gambar Entri
Resep Ayam Goreng Bawang Putih Renyah, Gurih Harum Bikin Nagih
Makanan Minuman Makanan Minuman
Jawa Barat

Ayam goreng adalah salah satu menu favorit keluarga yang tidak pernah membosankan. Namun, jika kamu ingin mencoba variasi yang lebih gurih dan harum, ayam goreng bawang putih renyah adalah pilihan yang tepat. Ciri khasnya terletak pada aroma bawang putih yang kuat serta kriukannya yang renyah saat digigit. Resep ini juga sangat mudah dibuat, cocok untuk menu harian maupun ide jualan. Bahan-Bahan Bahan Ayam Ungkep ½ kg ayam (boleh potong kecil agar lebih cepat matang) 5 siung bawang putih 4 siung bawang merah 1 sdt ketumbar bubuk 1 ruas kunyit (opsional untuk warna) Garam secukupnya Kaldu bubuk secukupnya Air ± 400 ml Bahan Kriuk Bawang 5–6 siung bawang putih, cincang halus 3 sdm tepung maizena ¼ sdt garam ¼ sdt lada Minyak banyak untuk menggoreng Cara Membuat Ungkep ayam terlebih dahulu Haluskan bawang putih, bawang merah, kunyit, dan ketumbar. Tumis sebentar hingga harum. Masukkan ayam, aduk rata, lalu tuang air. Tambahkan garam dan kaldu...

avatar
Apitsupriatna
Gambar Entri
Resep Ayam Ungkep Bumbu Kuning Cepat, Praktis untuk Masakan Harian
Makanan Minuman Makanan Minuman
Jawa Barat

Ayam ungkep bumbu kuning adalah salah satu menu rumahan yang paling praktis dibuat. Rasanya gurih, aromanya harum, dan bisa diolah lagi menjadi berbagai hidangan seperti ayam goreng, ayam bakar, hingga pelengkap nasi kuning. Keunggulan lainnya, resep ini termasuk cepat dan cocok untuk kamu yang ingin memasak tanpa ribet namun tetap enak. Berikut resep ayam ungkep bumbu kuning cepat yang bisa kamu coba di rumah. Bahan-Bahan ½ kg ayam, potong sesuai selera 4 siung bawang putih 5 siung bawang merah 1 ruas kunyit 1 ruas jahe 1 ruas lengkuas (geprek) 2 lembar daun salam 2 lembar daun jeruk 1 batang serai (geprek) 1 sdt ketumbar bubuk (opsional) Garam secukupnya Kaldu bubuk secukupnya Air ± 400–500 ml Minyak sedikit untuk menumis Cara Membuat Haluskan bumbu Blender atau ulek bawang merah, bawang putih, kunyit, jahe, dan ketumbar bubuk (jika dipakai). Semakin halus bumbunya, semakin meresap ke ayam. Tumis bumbu hingga harum Panaskan sedikit m...

avatar
Apitsupriatna
Gambar Entri
Konsep Ikan Keramat Sebagai Konservasi Lokal Air Bersih Kawasan Goa Ngerong Tuban
Cerita Rakyat Cerita Rakyat
Jawa Timur

Sumber daya air merupakan sebuah unsur esensial dalam mendukung keberlangsungan kehidupan di bumi. Ketersediaan air dengan kualitas baik dan jumlah yang cukup menjadi faktor utama keseimbangan ekosistem serta kesejahteraan manusia. Namun, pada era modern saat ini, dunia menghadapi krisis air yang semakin mengkhawatirkan (Sari et al., 2024). Berkurangnya ketersediaan air disebabkan oleh berbagai faktor global seperti pemanasan, degradasi lingkungan, dan pertumbuhan penduduk yang pesat. Kondisi tersebut menuntut adanya langkah-langkah strategis dalam pengelolaan air dengan memperhatikan berbagai faktor yang tidak hanya teknis, tetapi juga memperhatikan sosial dan budaya masyarakat. Salah satu langkah yang relevan adalah konservasi air berbasis kearifan lokal. Langkah strategis ini memprioritaskan nilai-nilai budaya masyarakat sebagai dasar dalam menjaga sumber daya air. Salah satu wilayah yang mengimplementasikan konservasi berbasis kearifan lokal yaitu Goa Ngerong di kecamatan Rengel,...

avatar
Muhammad Rofiul Alim
Gambar Entri
Upacara Kelahiran di Nias
Ritual Ritual
Sumatera Utara

Kelahiran seorang anak yang dinantikan tentu membuat seorang ibu serta keluarga menjadi bahagia karena dapat bertemu dengan buah hatinya, terutama bagi ibu (melahirkan anak pertama). Tetapi tidak sedikit pula ibu yang mengalami stress yang bersamaan dengan rasa bahagia itu. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan tentang makna dari pra-kelahiran seseorang dalam adat Nias khusunya di Nias Barat, Kecamatan Lahomi Desa Tigaserangkai, dan menjelaskan tentang proses kelahiran anak mulai dari memberikan nama famanoro ono khora sibaya. Metode pelaksanaan dalam penelitian ini adalah menggunakan metode observasi dan metode wawancara dengan pendekatan deskriptif. pendekatan deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan fakta sosial dan memberikan keterangan yang jelas mengenai Pra-Kelahiran dalam adat Nias. Adapun hasil dalam pembahasan ini adalah pra-kelahiran, pada waktu melahirkan anak,Pemberian Nama (Famatorõ Tõi), acara famangõrõ ono khõ zibaya (Mengantar anak ke rumah paman),...

avatar
Admin Budaya