Cerita Rakyat
Cerita Rakyat
Cerita Rakyat Jawa Tengah Solo
Legenda Sungai Bengawan Solo
- 7 April 2015

Sebuah langgam keroncong yang klasik, syairnya ditulis sendiri oleh sang maestro Gesang, ternyata menyimpan misteri. Sudah cukup lama lagu itu berkumandang di tanah air ini, namun misterinya tak pernah terkuak di permukaan dan misteri itu tak pernah diburu orang. Di dalam lirik lagu Bengawan Solo, ternyata menyimpan sebuah misteri yang selama ini terabaikan oleh orang-orang di negeri ini, dari generasi ke generasi. Misteri dalam lagunya Gesang itu, adalah ; 1. Mata airmu dari Solo 2. Terkurung gunung seribu 3. Air mengalir sampai jauh 4. Akhirnya ke laut

Mata airmu dari Solo

Bengawan Sala adalah sebuah sungai terbesar dan terpanjang di Pulau Jawa. Dua buah kata yang artinya Bengawan = sungai besar , Solo [bhs. Jawa, ejaan klasik] yang seharusnya ditulis Sala, nama sebuah desa di wilayah eks Karesidenan Surakarta.
Pemberian nama sungai Sala [Solo] menggunakan nama desa yang terkenal pada zaman kerajaan Pajang, yaitu desa Sala. Yang kelak menjadi pusat kerajaan baru yaitu Surakarta. Mengapa tidak menggunakan nama mata airnya? Ini berbeda dengan Sungai Serayu yang mata airnya di pegunungan Dieng, memang ada sebuah dusun bernama Serayu, juga airnya mengalir sampai jauh dan akhirnya ke laut selatan.

Terkurung gunung seribu

Mata air ini berasal dari lereng gunung seribu [pegunungan Sèwu] yang terletak di sebelah tenggara wilayah eks Karesidenan Surakarta. Dari mata air tersebut mengalir ke arah barat daya dan menjadi batas antara wilayah Kabupaten Pacitan dengan Kabupaten Wonogiri. Kemudian sungai tadi membelok ke barat memasuki wilayah Kabupaten Wonogiri, setelah sampai di desa Kakap sungainya mengalir ke arah utara, dan ketika sampai di sebelah selatan kota Wonogiri, menjadi lebih besar karena adanya tumpahan air kali Keduwang yang sumbernya dari Gunung Lawu. Setelah melewati kota Wonogiri aliran sungai ini menuju ke arah barat laut, dan mendapatkan tumpahan air kali Dengkeng yang mata airnya dari Gunung Merapi. Kemudian membelok ke arah timur laut. Setelah masuk di wilayah kota Surakarta mendapatkan tumpahan air Kali Pepe yang mata airnya dari Gunung Merbabu. Kini Sungai Sala sudah menjadi lebih besar dan mengalir masih ke arah timur laut dan menerima tumpahan air Kali Kedungbang yang sumber airnya dari Gunung Lawu. Setelah sampai di sebelah utara Kota Sragen yaitu di desa Sukawati, sungai Sala berkelok ke timur sampai di perbatasan wilayah Kabupaten Ngawi dan Kabupaten Sragen, mendapatkan tumpahan kali Kedungbanteng, yang mata airnya juga dari Gunung Lawu.

Air mengalir sampai jauh

Kemudian dari Ngawi sungai Sala ini mengalir ke arah timur bertemu dengan Kali Gentong atau kini terkenal dengan nama Sungai Madiun. Dari situlah Sungai Sala menjadi lebih besar, karena semua sungai dari Wilayah Panaraga, Madiun, Magetan dan Ngawi masuk ke Bengawan Madiun semua. Dari kota Ngawi bengawan Sala mengalir ke arah utara memasuki wilayah kabupaten Rembang, diantara Kabupaten Blora dan Kabupaten Bojanegara, terus ke utara sampai di wilayah Cepu mendapatkan tambahan dari Kali Batokan yang sumbernya dari mata air Gunung Gamping sebelah utara kota Blora. Dari situ Bengawan Sala airnya berkelok-kelok ke arah timur masuk wilayah Kabupaten Bojanegara, setelah sampai di distrik Padangan, mendapat tambahan dari kali Gandongan, yang mata airnya dari Gunung Pandan. Dari kecamatan Malo aliran sungainya berkelok ke timur lurus, sampai di kota Bojanegara bertemu dengan kali Kening yang bersumber dari mata air Gunung Gamping wilayah Rembang sebelah tenggara .

Akhirnya ke laut

Kemudian terus mengalir ke arah timur dan menjadi perbatasan antara Kabupaten Bojanegara dengan Kabupaten Tuban. Setelah sampai di kecamatan Kapas, Bengawan Sala mendapatkan tambahan dari Kali Pacal, yang mata airnya dari Gunung Pandan. Setelah sampai di kawedanan Pelem membelok ke utara sampai di kawedanan Rengel dan belok ke timur sampai di Babad Kabupaten Lamongan. Dari Babad mengalir ke arah timur dan menjadi batas kabupaten Tuban dengan Kabupaten Gresik. Kemudian Bengawan Sala memasuki Kabupaten Gresik, dan masih berkelok-kelok ke arah timur sampai di kota Sedayu dan sampailah ke laut Jawa, di sebelah utara selat Madura

Itu perahu riwayatmu dulu

Bengawan Sala dahulu mulai dari Ngawi sampai ke Cepu, para pedagang selalu menggunakan jasa angkutan air yakni perahu. Memang pada zaman itu Cepu pasarnya terkenal paling besar. Menjadi pusat perdagangan yang menghubungkan Jawa Tengah dan Jawa Timur. Para pedagang dari pesisir utara jika akan menjual barang dagangannya ke wilayah Jawa timur bagian utara mengambil jurusan Cepu-Gresik, kalau yang akan memasarkan ke selatan melalui jalur Cepu- Ngawi. Dari Ngawi bisa ke barat ke pusat kerajaan di Surakarta, atau ke Madiun- Magetan-Pacitan. Mungkin pula Ngawi-Mojokerta.

Ada pula perahu yang mengambil jurusan Cepu ke Kalitidu, Bojanegara, Babad, Sidayu hingga Gresik. Perjalanan air ini karena pada masa itu [ sebelum tahun 1900 M] belum dibangun rel kereta api jurusan Gundih -Surabaya. Sehingga tidak aneh jika pada waktu itu angkutan air justru mendominasi transportasi di sepanjang Bengawan Sala, tidak hanya puluhan perahu, tetapi konon sampai ratusan perahu yang memenuhi Kali besar itu. Kecuali transportasi air untuk melancarkan roda ekonomi daerah Jawa Tengah dan Jawa Timur pada waktu itu, aliran Bengawan Sala juga dimanfaatkan oleh pemerintah Hindia Belanda untuk mengangkut kayu-kayu jati dari wilayah hutan Cepu. Kayu jati yang ditebang itu, dipotong-potong yang selanjutnya digandeng menjadi rakit, dan digered dengan perahu.

Sumber: http://jurirakyat.blogspot.com/2013/07/legenda-sungai-bengawan-solo-cerita.html?m=1

Diskusi

Silahkan masuk untuk berdiskusi.

Daftar Diskusi

Rekomendasi Entri

Gambar Entri
Tradisi MAKA
Seni Pertunjukan Seni Pertunjukan
Nusa Tenggara Barat

MAKA merupakan salah satu tradisi sakral dalam budaya Bima. Tradisi ini berupa ikrar kesetiaan kepada raja/sultan atau pemimpin, sebagai wujud bahwa ia bersumpah akan melindungi, mengharumkan dan menjaga kehormatan Dou Labo Dana Mbojo (bangsa dan tanah air). Gerakan utamanya adalah mengacungkan keris yang terhunus ke udara sambil mengucapkan sumpah kesetiaan. Berikut adalah teks inti sumpah prajurit Bima: "Tas Rumae… Wadu si ma tapa, wadu di mambi’a. Sura wa’ura londo parenta Sara." "Yang mulia tuanku...Jika batu yang menghadang, batu yang akan pecah, jika perintah pemerintah (atasan) telah dikeluarkan (diturunkan)." Tradisi MAKA dalam Budaya Bima dilakukan dalam dua momen: Saat seorang anak laki-laki selesai menjalani upacara Compo Sampari (ritual upacara kedewasaan anak laki-laki Bima), sebagai simbol bahwa ia siap membela tanah air di berbagai bidang yang digelutinya. Seharusnya dilakukan sendiri oleh si anak, namun tingkat kedewasaan anak zaman dulu dan...

avatar
Aji_permana
Gambar Entri
Wisma Muhammadiyah Ngloji
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

Wisma Muhammadiyah Ngloji adalah sebuah bangunan milik organisasi Muhammadiyah yang terletak di Desa Sendangagung, Kecamatan Minggir, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Wisma ini menjadi pusat aktivitas warga Muhammadiyah di kawasan barat Sleman. Keberadaannya mencerminkan peran aktif Muhammadiyah dalam pemberdayaan masyarakat melalui pendekatan dakwah dan pendidikan berbasis lokal.

avatar
Bernadetta Alice Caroline
Gambar Entri
SMP Negeri 1 Berbah
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

SMP Negeri 1 Berbah terletak di Tanjung Tirto, Kelurahan Kalitirto, Kecamatan Berbah, Sleman. Gedung ini awalnya merupakan rumah dinas Administratuur Pabrik Gula Tanjung Tirto yang dibangun pada tahun 1923. Selama pendudukan Jepang, bangunan ini digunakan sebagai rumah dinas mandor tebu. Setelah Indonesia merdeka, bangunan tersebut sempat kosong dan dikuasai oleh pasukan TNI pada Serangan Umum 1 Maret 1949, tanpa ada yang menempatinya hingga tahun 1951. Sejak tahun 1951, bangunan ini digunakan untuk kegiatan sekolah, dimulai sebagai Sekolah Teknik Negeri Kalasan (STNK) dari tahun 1951 hingga 1952, kemudian berfungsi sebagai STN Kalasan dari tahun 1952 hingga 1969, sebelum akhirnya menjadi SMP Negeri 1 Berbah hingga sekarang. Bangunan SMP N I Berbah menghadap ke arah selatan dan terdiri dari dua bagian utama. Bagian depan bangunan asli, yang sekarang dijadikan kantor, memiliki denah segi enam, sementara bagian belakangnya berbentuk persegi panjang dengan atap limasan. Bangunan asli dib...

avatar
Bernadetta Alice Caroline
Gambar Entri
Pabrik Gula Randugunting
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

Pabrik Gula Randugunting menyisakan jejak kejayaan berupa klinik kesehatan. Eks klinik Pabrik Gula Randugunting ini bahkan telah ditetapkan sebagai cagar budaya di Kabupaten Sleman melalui SK Bupati Nomor Nomor 79.21/Kep.KDH/A/2021 tentang Status Cagar Budaya Kabupaten Sleman Tahun 2021 Tahap XXI. Berlokasi di Jalan Tamanmartani-Manisrenggo, Kalurahan Tamanmartani, Kapanewon Kalasan, Kabupaten Sleman, pabrik ini didirikan oleh K. A. Erven Klaring pada tahun 1870. Pabrik Gula Randugunting berawal dari perkebunan tanaman nila (indigo), namun, pada akhir abad ke-19, harga indigo jatuh karena kalah dengan pewarna kain sintesis. Hal ini menyebabkan perkebunan Randugunting beralih menjadi perkebunan tebu dan menjadi pabrik gula. Tahun 1900, Koloniale Bank mengambil alih aset pabrik dari pemilik sebelumnya yang gagal membayar hutang kepada Koloniale Bank. Abad ke-20, kemunculan klinik atau rumah sakit di lingkungan pabrik gula menjadi fenomena baru dalam sejarah perkembangan rumah sakit...

avatar
Bernadetta Alice Caroline
Gambar Entri
Kompleks Panti Asih Pakem
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

Kompleks Panti Asih Pakem yang terletak di Padukuhan Panggeran, Desa Hargobinangun, Kecamatan Pakem, Kabupaten Sleman, merupakan kompleks bangunan bersejarah yang dulunya berfungsi sebagai sanatorium. Sanatorium adalah fasilitas kesehatan khusus untuk mengkarantina penderita penyakit paru-paru. Saat ini, kompleks ini dalam kondisi utuh namun kurang terawat dan terkesan terbengkalai. Beberapa bagian bangunan mulai berlumut, meskipun terdapat penambahan teras di bagian depan. Kompleks Panti Asih terdiri dari beberapa komponen bangunan, antara lain: Bangunan Administrasi Paviliun A Paviliun B Paviliun C Ruang Isolasi Bekas rumah dinas dokter Binatu dan dapur Gereja

avatar
Bernadetta Alice Caroline