|
|
|
|
Legenda Situ Patengan #DAFTARSB19 Tanggal 14 Feb 2019 oleh Anissa ramadhani. |
Alkisah, pasangan kekasih Ki Santang dan Dewi Rengganis saling dimabuk cinta. Setelah sekian lama berpisah, mereka saling mencari. Sang putra prabu dan putri titisan dewi akhirnya bertemu disuatu tempat dan memadu janji. Sang Dewi Rengganis pun meminta kekasihnya untuk membuatkan danau beserta perahu untuk dinaiki mereka berdua. Maka terbentuklah Situ Patengan.
Begitulah legenda warga tanah Parahiyangan bertutur tentang asal muasal danau indah di Rancabali, Ciwidey, kabupaten Bandung ini. Lokasi pertemuan dua sejoli itu kini dikenal dengan nama 'Batu Cinta'. Perahu ki Santang pun kini dipercaya menjadi pulau Asmara/Sasaka yang berbentuk hati di tengah danau yang juga dikenal dengan nama 'Situ Patenggang'.
Nama Situ Patengan sendiri berasal dari kata 'pateang-teangan' yang memiliki makna saling mencari. Menurut kisah ini, pasangan yang pernah singgah di Batu Cinta dan mengeliling pulau Asmara diyakini akan menemukan cinta abadi seperti dua sejoli Ki Santang dan Dewi Rengganis. Berdasarkan kisah cinta yang melegenda itu, lokasi ini amat layak dipertimbangkan sebagai tujuan wisata bulan madu bagi para pasangan muda yang baru menikah.
Dikelilingi perkebunan teh yang menyejukkan mata, danau ini juga menjadi salah satu alternatif lokasi yang tepat bagi wisata keluarga. Kita bisa mencoba berkeliling danau dengan perahu atau mencoba bersepeda air untuk jarak yang tidak terlalu jauh dari tepian. Sebelumnya, disarankan Anda melakukan tawar menawar harga untuk memperoleh harga sewa yang cocok. Keberadaan perkebunan stroberi di sepanjang sisi jalan berkelok di tepi danau ini, semakin menambah daya tarik situ patengan.
Situ Patengan terletak pada ketinggian 1600 m, berada di kaki gunung Patuha. Untuk mencapai lokasi yang berjarak kurang lebih 47 km dari kota Bandung ini, dibutuhkan waktu tempuh sekira 2 jam. Melalui pintu Tol Kopo atau Buah Batu, kita dapat mengambil arah ke Selatan Bandung. Nantinya akan cukup banyak petunjuk jalan menuju Ciwidey/Kawah Putih yang akan memandu kita
Gambus
Oleh
agus deden
| 21 Jun 2012.
Gambus Melayu Riau adalah salah satu jenis instrumental musik tradisional yang terdapat hampir di seluruh kawasan Melayu.Pergeseran nilai spiritual... |
Hukum Adat Suku...
Oleh
Riduwan Philly
| 23 Jan 2015.
Dalam upaya penyelamatan sumber daya alam di kabupaten Aceh Tenggara, Suku Alas memeliki beberapa aturan adat . Aturan-aturan tersebut terbagi dal... |
Fuu
Oleh
Sobat Budaya
| 25 Jun 2014.
Alat musik ini terbuat dari bambu. Fuu adalah alat musik tiup dari bahan kayu dan bambu yang digunakan sebagai alat bunyi untuk memanggil pend... |
Ukiran Gorga Si...
Oleh
hokky saavedra
| 09 Apr 2012.
Ukiran gorga "singa" sebagai ornamentasi tradisi kuno Batak merupakan penggambaran kepala singa yang terkait dengan mitologi batak sebagai... |