LEGENDA RANGGA GADING
Pada jaman dahulu kala, Di desa Karangmunggal yang terletak di Suroboyoan, ada seorang pemuda sakti, kesaktiannya tidak banyak yang mengetahui, sehingga dia sering menggunakannya untuk melakukan hal - hal yang tidak baik, pemuda itu bernama Rangga Gading.
Rangga Gading adalah pemuda yang hebat dalam melakukan kesaktiannya, salah satu dari kesaktiannya adalah dia bisa berubah menjadi apapun asalkan makhluk hidup, dan kesaktiannya inilah yang menjadi sebab banyak kasus pencurian di desa Karangmunggal.
Semakin hari dia semakin lihai dalam menggunakan kekuatannya, sehingga dia menjadi pemuda yang sombong, bahkan karena sangat sombong, dia terkadang melakukan pencurian ketika siang hari, hanya untuk bermain - main dengan kesaktiannya.
Dia bisa mencuri 5 kerbau di siang hari, dan mengelabui warga dengan membalik telapak kaki kerbau tersebut, sehingga warga mencari Rangga Gading ke arah yang salah.Suatu hari, Rangga Gading mendengar ada suatu tanah di desa seberang yang katanya tertimbun emas di dalamnya, mendengar kabar tersebut, sontak Rangga Gading ingin langsung memilikinya, lalu dia pun pergi ke desa seberang untuk mengecek kebenarannya.
Sesampainya di sana, dia melihat bahwa tanah itu dijaga oleh para tetua desa tersebut, namun dengan kesaktiannya, dia berubah menjadi seekor kucing dan menyelinap masuk. Di dalam, dia langsung berubah menjadi manusia dan mulai menggali tanah tersebut dan bergegas pulang, hari itu dia untung besar.
Dalam perjalanan pulang, dia berhenti di tempat pemandian, dia ingin menyegarkan diri sekaligus sambil beristirahat, tak disangka dia bertemu seorang kakek tua, dan dengan kesaktian Rangga Gading, dia bisa tahu bahwa kakek tua ini mempunyai ilmu yang tinggi pula.
"Hai Rangga Gading, mengapa kau mencuri emas - emas itu?" Tanya Kakek Tua.Sambil menyombongkan diri Rangga Gading membalas "Kau siapa? bagaimana kau bisa tahu namaku? aku tidak akan mengembalikan hasil curianku, apa kau tidak tahu bahwa aku sakti?"
"Justru itu anak muda, justru itu aku bertanya, mengapa kau menggunakan kesaktianmu untuk hal yang tidak baik?"
"Apa urusanmu? aku tidak pedu...."
Belum selesai berbicara, Rangga Gading pun terjatuh, badannya lumpuh dan sendinya sakit sekali apabila digerakkan.
"Aku mohon ampun, aku berjanji tidak akan melakukan ini lagi, apa sebenarnya yang engkau mau?" Tanya Gading sambil kesakitan.
"Aku hanya ingin meluruskan jalan mu, aku meminta mu untuk menjadi muridku, apakah kamu bersedia?"
Tanpa basa - basi, Gading mengiyakan keinginan kakek itu.
Akhirnya Rangga Gading mengikuti kakek tua tersebut sampai ke perguruannya, ternyata kakek tua tersebut pemimpin perguruan tersebut, disana Rangga Gading dilatih mengenai ilmu kesaktian dan juga ilmu akhlak.
Rangga Gading pun akhirnya mendapat pengajaran, dan dia menjadi pemuda yang taat agama dan menjadi seseorang yang dipercaya di perguruan tersebut.Tidak lama, kakek tua yang menjadi guru Rangga Gading terkena suatu penyakit, sehingga ia jatuh sakit, tak lama berselang, perguruan tersebut kehilangan pemimpinnya.
Hanya satu hal yang menjadi pesan terakhir kakek itu,Dia berkata "Aku percaya kepadamu Gading, Pimpinlah, Pimpinlah, karena aku yang menemukan kesaktian, sekaligus kebaikanmu".
Akhirnya, Rangga Gading pun menjadi pemimpin di perguruan tersebut, dan melanjutkan ajaran yang telah diturunkan kepadanya.
Source : https://dongengceritarakyat.com/kumpulan-cerita-rakyat-jawa-timur-kisah/
#OSKMITB2018
MAKA merupakan salah satu tradisi sakral dalam budaya Bima. Tradisi ini berupa ikrar kesetiaan kepada raja/sultan atau pemimpin, sebagai wujud bahwa ia bersumpah akan melindungi, mengharumkan dan menjaga kehormatan Dou Labo Dana Mbojo (bangsa dan tanah air). Gerakan utamanya adalah mengacungkan keris yang terhunus ke udara sambil mengucapkan sumpah kesetiaan. Berikut adalah teks inti sumpah prajurit Bima: "Tas Rumae… Wadu si ma tapa, wadu di mambi’a. Sura wa’ura londo parenta Sara." "Yang mulia tuanku...Jika batu yang menghadang, batu yang akan pecah, jika perintah pemerintah (atasan) telah dikeluarkan (diturunkan)." Tradisi MAKA dalam Budaya Bima dilakukan dalam dua momen: Saat seorang anak laki-laki selesai menjalani upacara Compo Sampari (ritual upacara kedewasaan anak laki-laki Bima), sebagai simbol bahwa ia siap membela tanah air di berbagai bidang yang digelutinya. Seharusnya dilakukan sendiri oleh si anak, namun tingkat kedewasaan anak zaman dulu dan...
Wisma Muhammadiyah Ngloji adalah sebuah bangunan milik organisasi Muhammadiyah yang terletak di Desa Sendangagung, Kecamatan Minggir, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Wisma ini menjadi pusat aktivitas warga Muhammadiyah di kawasan barat Sleman. Keberadaannya mencerminkan peran aktif Muhammadiyah dalam pemberdayaan masyarakat melalui pendekatan dakwah dan pendidikan berbasis lokal.
SMP Negeri 1 Berbah terletak di Tanjung Tirto, Kelurahan Kalitirto, Kecamatan Berbah, Sleman. Gedung ini awalnya merupakan rumah dinas Administratuur Pabrik Gula Tanjung Tirto yang dibangun pada tahun 1923. Selama pendudukan Jepang, bangunan ini digunakan sebagai rumah dinas mandor tebu. Setelah Indonesia merdeka, bangunan tersebut sempat kosong dan dikuasai oleh pasukan TNI pada Serangan Umum 1 Maret 1949, tanpa ada yang menempatinya hingga tahun 1951. Sejak tahun 1951, bangunan ini digunakan untuk kegiatan sekolah, dimulai sebagai Sekolah Teknik Negeri Kalasan (STNK) dari tahun 1951 hingga 1952, kemudian berfungsi sebagai STN Kalasan dari tahun 1952 hingga 1969, sebelum akhirnya menjadi SMP Negeri 1 Berbah hingga sekarang. Bangunan SMP N I Berbah menghadap ke arah selatan dan terdiri dari dua bagian utama. Bagian depan bangunan asli, yang sekarang dijadikan kantor, memiliki denah segi enam, sementara bagian belakangnya berbentuk persegi panjang dengan atap limasan. Bangunan asli dib...
Pabrik Gula Randugunting menyisakan jejak kejayaan berupa klinik kesehatan. Eks klinik Pabrik Gula Randugunting ini bahkan telah ditetapkan sebagai cagar budaya di Kabupaten Sleman melalui SK Bupati Nomor Nomor 79.21/Kep.KDH/A/2021 tentang Status Cagar Budaya Kabupaten Sleman Tahun 2021 Tahap XXI. Berlokasi di Jalan Tamanmartani-Manisrenggo, Kalurahan Tamanmartani, Kapanewon Kalasan, Kabupaten Sleman, pabrik ini didirikan oleh K. A. Erven Klaring pada tahun 1870. Pabrik Gula Randugunting berawal dari perkebunan tanaman nila (indigo), namun, pada akhir abad ke-19, harga indigo jatuh karena kalah dengan pewarna kain sintesis. Hal ini menyebabkan perkebunan Randugunting beralih menjadi perkebunan tebu dan menjadi pabrik gula. Tahun 1900, Koloniale Bank mengambil alih aset pabrik dari pemilik sebelumnya yang gagal membayar hutang kepada Koloniale Bank. Abad ke-20, kemunculan klinik atau rumah sakit di lingkungan pabrik gula menjadi fenomena baru dalam sejarah perkembangan rumah sakit...
Kompleks Panti Asih Pakem yang terletak di Padukuhan Panggeran, Desa Hargobinangun, Kecamatan Pakem, Kabupaten Sleman, merupakan kompleks bangunan bersejarah yang dulunya berfungsi sebagai sanatorium. Sanatorium adalah fasilitas kesehatan khusus untuk mengkarantina penderita penyakit paru-paru. Saat ini, kompleks ini dalam kondisi utuh namun kurang terawat dan terkesan terbengkalai. Beberapa bagian bangunan mulai berlumut, meskipun terdapat penambahan teras di bagian depan. Kompleks Panti Asih terdiri dari beberapa komponen bangunan, antara lain: Bangunan Administrasi Paviliun A Paviliun B Paviliun C Ruang Isolasi Bekas rumah dinas dokter Binatu dan dapur Gereja