Cerita Rakyat
Cerita Rakyat
cerita rakyat Sumatera Utara Sumatera Utara
Legenda Putri Ular
- 5 Januari 2019

Alkisah, ada sebuah kerajaan di daerah Simalungun. Kerajaan itu dipimpin oleh seorang raja yang arif dan bijaksana. Rakyatnya hidup makmur. Raja itu memiliki seorang putri yang luar biasa cantiknya. Kecantikannya bahkan terkenal sampai ke negeri seberang. Sayangnya, sang Putri memiliki sifat yang jelek. Ia suka mengucapkan kata-kata buruk. Orang mengebutnya putri yang latah.

Jika ada kejadian yang tidak mengenangkan hatinya, ia dengan mudahnya berkata buruk. "Aih... air sungai Iebih enak rasanya dari teh buatanmu ini," katanya suatu hari pada salah seorang dayang istana.

"Lebih baik jadi orang buta daripada harus memandangi wajahmu yang cemberut terus," katanya lagi di lain hari. Raja dan Ratu selalu mengingatkannya agar berhenti mengucapkan kata-kata buruk. Mereka takut, jika suatu saat ucapan Putri itu menjadi kenyataan. "Bagaimana jika kau benar-benar buta nanti?" tanya Ratu cemas. Putri tak peduli. Dari hari ke hari, perkataan buruknya bertambah banyak.

Suatu hari, datanglah raja muda dari negeri seberang. Rupanya raja muda itu telah mendengar tentang kecantikan sang Putri. Kebetulan ia sedang mencari wanita untuk dijadikan permaisuri. "Jika Baginda mengizinkan, saya ingin melamar putri Baginda," kata raja muda itu.

"Tentu aku setuju. Dengan menikahnya kalian berdua, kekuatan kita akan semakin besar. Rakyat kita semakin banyak. Aku akan segera memberitahu putriku," jawab Raja.

Setelah semuanya disetujui, akhirnya diputuskan bahwa pesta pernikahan akan dilaksanakan bulan depan. Raja ingin mengadakan pesta besar, apalagi Putri adalah anak satu-satunya.

Putri amat bahagia dengan lamaran Raja muda itu. Apalagi ia juga berparas tampan. Putri bertambah rajin merawat dirinya, supaga ia bertambah cantik di hari pernikahan nanti.


Suatu hari, seperti biasa, Putri mandi di danau. Sambil menggosok-gosok tubuhnya, ia bersenandung kecil. "Lalala... lilili... senangnya hati ini...", demikian senandungnya.Tiap hari, ia rajin mandi di danau kecil di belakang istana. la juga mencampur air mandinya dengan bermacam-macam bunga gang harum. KuIitnya yang halus pun digosok dengan lembut. Ia benar-benar tak ingin ada cacat sekecil apa pun di tubuhnya.

Tiba-tiba, seekor burung melintas di atas kepalanya. Ia sangat terkejut, dan langsung menengadah. Ternyata burung itu mematuk hidungnya. Putri tak sempat menghindar, darah berceceran dari hidungnya. "Aduhh... hidungku!" ia menjerit sambil memegang hidungnya yang berdarah, Putri pun menangis.

"Bagaimana ini, Bi Inang? Hidungku ini pasti cacat. Semuanya gara-gara burung nakal itu," kata Putri pada inangnya. Putri terus tersedu-sedu. Ia kecewa karena tak bisa menjaga kecantikannya. "Mana mau raja muda itu menikahi wanita dengan hidung begini?" isaknya. Bi Inang mengelus- elus rambutnya. "Jangan khawatir, Putri. Jika raja muda memang mencintai Putri, luka kecil ini pasti tak jadi masalah," katanya menghibur.

"Luka kecil? Ini bukan luka kecil Bi!" teriak Putri dengan marah.

Akhirnya Putri memutuskan untuk pulang ke istana dan menunjukkan lukanya pada ibunya. "Tenang Nak, ini hanya luka biasa. Nanti setelah diobati oleh tabib istana, luka ini pasti akan kering," hibur Ratu.

"Tapi aku malu, Bu. Luka ini pasti akan membekas dan berwarna hitam. Raja muda pasti membenciku," jawab Putri. Setelah terdiam sejenak, tiba-tiba Putri berkata, "Mungkin lebih enak jadi ular. Kulitnya tebal dan bersisik. Luka sedikit pasti tak akan kelihatan."

Ratu tak percaya melihat melihat kenyataan itu. Tapi setelah melihat sorot mata ular itu, yakinlah ia bahwa ular itu memang putrinya. Ratu menangis. Ia menyesali perkataan putrinya yang diucapkan secara sembrono.Sebelum Ratu sempat menjawab, tiba-tiba langit menjadi gelap dan petir menyambar-nyambar. Ratu dan Putri ketakutan. Mereka saling berpelukan. "Ya ampun, anakku, apa yang terjadi padamu?" teriak Ratu panik. Ratu segera melepaskan pelukannya. Yang tampak di hadapannya bukan lagi putrinya yang cantik, tapi seekor ular besar dengan kulit hitam kehijauan. Kulit ular itu sangat kasar dan penuh sisik, persis seperti yang diharapkan sang Putri. "Anakku, bukankah sudah berulang kali Ibu ingatkan agar menjaga ucapanmu?" isaknya sedih. Ular itu tak bisa menjawab. Ia hanya menggelengkan kepalanya sambil mendesis. Namun, matanya menitikkan air mata. Tanda bahwa ia amat menyesal. "Maafkan aku, Ibu. Aku telah mengecewakan Ibu dan Ayah," kata ular itu dalam hati.

Nasi sudah jadi bubur. Waktu tak dapat diputar lagi. Semua persiapan untuk pernikahan pun sia-sia. Raja juga tak mampu berbuat apa-apa. Akhirnya, putri yang berubah jadi ular itu tinggal di halaman belakang istana. Ia lebih senang tinggal di alam bebas.

Bi Inang dan para dayang tetap menjaganya dengan baik. Sekarang mereka memanggilnya "Putri Ular".

 

https://dongengceritarakyat.com/cerita-rakyat-sumatera-utara-terpopuler/

Diskusi

Silahkan masuk untuk berdiskusi.

Daftar Diskusi

Rekomendasi Entri

Gambar Entri
Dari Rendang Hingga Gudeg: 10 Mahakarya Kuliner Indonesia yang Mengguncang Lidah
Makanan Minuman Makanan Minuman
DKI Jakarta

1. Rendang (Minangkabau) Rendang adalah hidangan daging (umumnya sapi) yang dimasak perlahan dalam santan dan bumbu rempah-rempah yang kaya selama berjam-jam (4–8 jam). Proses memasak yang sangat lama ini membuat santan mengering dan bumbu terserap sempurna ke dalam daging. Hasilnya adalah daging yang sangat empuk, padat, dan dilapisi bumbu hitam kecokelatan yang berminyak. Cita rasanya sangat kompleks: gurih, pedas, dan beraroma kuat. Rendang kering memiliki daya simpan yang panjang. Rendang adalah salah satu hidangan khas Indonesia yang paling terkenal dan diakui dunia. Berasal dari Minangkabau, Sumatera Barat, masakan ini memiliki nilai budaya yang tinggi dan proses memasak yang unik. 1. Asal dan Filosofi Asal: Rendang berasal dari tradisi memasak suku Minangkabau. Secara historis, masakan ini berfungsi sebagai bekal perjalanan jauh karena kemampuannya yang tahan lama berkat proses memasak yang menghilangkan air. Filosofi: Proses memasak rendang yang memakan waktu lama mela...

avatar
Umikulsum
Gambar Entri
Resep Ayam Goreng Bawang Putih Renyah, Gurih Harum Bikin Nagih
Makanan Minuman Makanan Minuman
Jawa Barat

Ayam goreng adalah salah satu menu favorit keluarga yang tidak pernah membosankan. Namun, jika kamu ingin mencoba variasi yang lebih gurih dan harum, ayam goreng bawang putih renyah adalah pilihan yang tepat. Ciri khasnya terletak pada aroma bawang putih yang kuat serta kriukannya yang renyah saat digigit. Resep ini juga sangat mudah dibuat, cocok untuk menu harian maupun ide jualan. Bahan-Bahan Bahan Ayam Ungkep ½ kg ayam (boleh potong kecil agar lebih cepat matang) 5 siung bawang putih 4 siung bawang merah 1 sdt ketumbar bubuk 1 ruas kunyit (opsional untuk warna) Garam secukupnya Kaldu bubuk secukupnya Air ± 400 ml Bahan Kriuk Bawang 5–6 siung bawang putih, cincang halus 3 sdm tepung maizena ¼ sdt garam ¼ sdt lada Minyak banyak untuk menggoreng Cara Membuat Ungkep ayam terlebih dahulu Haluskan bawang putih, bawang merah, kunyit, dan ketumbar. Tumis sebentar hingga harum. Masukkan ayam, aduk rata, lalu tuang air. Tambahkan garam dan kaldu...

avatar
Apitsupriatna
Gambar Entri
Resep Ayam Ungkep Bumbu Kuning Cepat, Praktis untuk Masakan Harian
Makanan Minuman Makanan Minuman
Jawa Barat

Ayam ungkep bumbu kuning adalah salah satu menu rumahan yang paling praktis dibuat. Rasanya gurih, aromanya harum, dan bisa diolah lagi menjadi berbagai hidangan seperti ayam goreng, ayam bakar, hingga pelengkap nasi kuning. Keunggulan lainnya, resep ini termasuk cepat dan cocok untuk kamu yang ingin memasak tanpa ribet namun tetap enak. Berikut resep ayam ungkep bumbu kuning cepat yang bisa kamu coba di rumah. Bahan-Bahan ½ kg ayam, potong sesuai selera 4 siung bawang putih 5 siung bawang merah 1 ruas kunyit 1 ruas jahe 1 ruas lengkuas (geprek) 2 lembar daun salam 2 lembar daun jeruk 1 batang serai (geprek) 1 sdt ketumbar bubuk (opsional) Garam secukupnya Kaldu bubuk secukupnya Air ± 400–500 ml Minyak sedikit untuk menumis Cara Membuat Haluskan bumbu Blender atau ulek bawang merah, bawang putih, kunyit, jahe, dan ketumbar bubuk (jika dipakai). Semakin halus bumbunya, semakin meresap ke ayam. Tumis bumbu hingga harum Panaskan sedikit m...

avatar
Apitsupriatna
Gambar Entri
Konsep Ikan Keramat Sebagai Konservasi Lokal Air Bersih Kawasan Goa Ngerong Tuban
Cerita Rakyat Cerita Rakyat
Jawa Timur

Sumber daya air merupakan sebuah unsur esensial dalam mendukung keberlangsungan kehidupan di bumi. Ketersediaan air dengan kualitas baik dan jumlah yang cukup menjadi faktor utama keseimbangan ekosistem serta kesejahteraan manusia. Namun, pada era modern saat ini, dunia menghadapi krisis air yang semakin mengkhawatirkan (Sari et al., 2024). Berkurangnya ketersediaan air disebabkan oleh berbagai faktor global seperti pemanasan, degradasi lingkungan, dan pertumbuhan penduduk yang pesat. Kondisi tersebut menuntut adanya langkah-langkah strategis dalam pengelolaan air dengan memperhatikan berbagai faktor yang tidak hanya teknis, tetapi juga memperhatikan sosial dan budaya masyarakat. Salah satu langkah yang relevan adalah konservasi air berbasis kearifan lokal. Langkah strategis ini memprioritaskan nilai-nilai budaya masyarakat sebagai dasar dalam menjaga sumber daya air. Salah satu wilayah yang mengimplementasikan konservasi berbasis kearifan lokal yaitu Goa Ngerong di kecamatan Rengel,...

avatar
Muhammad Rofiul Alim
Gambar Entri
Upacara Kelahiran di Nias
Ritual Ritual
Sumatera Utara

Kelahiran seorang anak yang dinantikan tentu membuat seorang ibu serta keluarga menjadi bahagia karena dapat bertemu dengan buah hatinya, terutama bagi ibu (melahirkan anak pertama). Tetapi tidak sedikit pula ibu yang mengalami stress yang bersamaan dengan rasa bahagia itu. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan tentang makna dari pra-kelahiran seseorang dalam adat Nias khusunya di Nias Barat, Kecamatan Lahomi Desa Tigaserangkai, dan menjelaskan tentang proses kelahiran anak mulai dari memberikan nama famanoro ono khora sibaya. Metode pelaksanaan dalam penelitian ini adalah menggunakan metode observasi dan metode wawancara dengan pendekatan deskriptif. pendekatan deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan fakta sosial dan memberikan keterangan yang jelas mengenai Pra-Kelahiran dalam adat Nias. Adapun hasil dalam pembahasan ini adalah pra-kelahiran, pada waktu melahirkan anak,Pemberian Nama (Famatorõ Tõi), acara famangõrõ ono khõ zibaya (Mengantar anak ke rumah paman),...

avatar
Admin Budaya