Putri Jelitani adalah seorang putri raja di sebuah kerajaan di daerah Sumatra Selatan. Suatu ketika, negeri sang Putri dilanda kemarau yang amat panjang. Keadaan yang sulit itu baru akan pulih jika ada seorang gadis yang mau berkorban dengan mencebur ke laut. Oleh karena tak seorang pun yang mau berkorban, maka dengan ikhlas sang Putri rela melakukannya demi keselamatan rakyatnya dari bahaya kelaparan. Bagaimana nasib Putri Kemarau selanjutnya? Simak kisahnya dalam cerita Pengorbanan Putri Kemarau berikut ini!
Dahulu, di Sumatra Selatan ada seorang putri raja bernama Putri Jelitani. Namun, ia akrab dipanggil Putri Kemarau karena dilahirkan pada musim kemarau. Ia merupakan putri semata wayang sang Raja. Ibunda sang Putri baru saja wafat. Sebagai putri tunggal, ia pun amat disayangi oleh ayahnya. Sementara itu, ayahnya adalah seorang pemimpin yang arif dan bijaksana. Negeri dan rakyatnya pun hidup makmur dan tenteram.
Suatu ketika, negeri itu dilanda kemarau yang sangat panjang. Sungai-sungai kekeringan dan air danau pun menjadi surut. Padang rumput sudah hangus terbakar terik matahari. Ternak-ternak warga banyak yang mati. Tanah menjadi kering dan pecah-pecah sehingga hasil panen pun gagal. Warga banyak yang terserang penyakit dan dilanda kelaparan. Melihat keadaan tersebut, sang Raja yang arif dan bijaksana itu pun segera bertindak. Ia segera mencari peramal untuk mencari jalan keluar dari kesulitan tersebut. Sudah banyak peramal yang ditemui, namun belum seorang pun yang mampu memberinya jalan keluar.
Suatu hari, sang Raja mendengar kabar bahwa di suatu desa yang terpencil ada seorang peramal yang terkenal sakti. Ia pun mendatangi peramal itu.
“Wahai, tukang ramal. Negeriku sedang dalam kesulitan. Tolong katakan bagaimana caranya mengatasi masalah ini,” pinta sang Raja.
“Baginda, petunjuk mengenai jalan keluar dari kesulitan akan melalui mimpi putri Baginda,” jawab peramal itu.
“Baiklah, kalau begitu. Hal ini akan kutanyakan langsung kepada putriku,” kata sang Raja yang segera kembali ke istana.
Setiba di istana, sang Raja mendapati putrinya sedang duduk termenung seorang diri di taman.
“Ayahanda baru saja menemui seorang juru ramal yang sakti,” kata sang Raja kepada putrinya.
Mendengar itu, Putri Kemarau sontak menatap wajah ayahandanya.
“Apa kata juru ramal itu Ayahanda?” tanya Putri Kemarau.
“Menurut juru ramal itu bahwa petunjuk mengenai jalan keluar dari kesulitan ini akan datang melalui mimpi Andanda. Apakah Ananda sudah bermimpi tentang hal itu?” sang Raja balik bertanya.
“Belum, Ayahanda,” jawab Putri Kemarau, “Tapi, alangkah baiknya jika semua masalah ini kita serahkan kepada Tuhan Yang Mahakuasa,” lanjut sang Putri.
Alangkah terkejutnya sang Raja mendengar perkataan putrinya. Ia tidak pernah mengira sebelumnya jika putri kesayangannya itu memiliki pemikiran yang cerdas. Ia pun menyadari kekeliruannya selama ini.
“Benar juga katamu, Putriku. Perkataanmu itu membuat Ayanda sadar. Maafkan Ayah, Putriku!” ucap raja yang bijaksana itu.
Putri Kemarau kemudian menyarankan kepada Ayandanya agar seluruh rakyat negeri itu melakukan upacara berdoa bersama kepada Tuhan Yang Mahakuasa. Maka, berkat doa bersama tersebut, Putri Kemarau pun mendapat petunjuk melalui mimpinya. Dalam mimpi itu, sang Putri didatangi oleh ibundanya.
“Wahai, Putriku. Kesulitan yang dialami negeri akan berubah jika ada seorang gadis yang mau berkorban dengan menceburkan diri ke laut,” ujar ibu Putri Kemarau.
Begitu terjaga, sang Putri pun menceritakan perihal mimpi itu kepada ayahandanya. Ternyata, sang Raja pun telah bermimpi mendapat bisikan gaib yang menyampaikan pesan yang sama. Maka, pada esok harinya, sang Raja segera mengumpulkan seluruh rakyatnya untuk menyampaikan pesan itu.
“Wahai, seluruh rakyatku. Ketahuilah bahwa negeri ini akan kembali makmur jika ada seorang gadis yang dengan ikhlas mengorbankan dirinya mencebur ke dalam laut. Siapakah di antara kalian yang ingin melakukannya demi kebaikan kita semua?” tanya sang Raja di depan rakyatnya.
Tapi, tak seorang pun gadis yang berani mengajukan diri. Di tengah keheningan, tiba-tiba Putri Kemarau yang duduk di samping ayahandanya bangkit dari tempat duduknya lalu berkata.
“Ananda rela mengorbankan jiwa hamba dengan ikhlas demi kemakmuran rakyat negeri ini,” kata Putri Kemarau dengan suara lantang.
Seketika seluruh yang hadir tersentak kaget, terutama sang Raja. Ia tidak ingin anak semata wayangnya itu yang menjadi korbannya.
“Jangan, Putriku. Engkaulah satu-satunya milik Ayahanda. Engkaulah yang akan meneruskan tahta kerajaan ini. Jangan lakukan itu, Putriku!” cegah sang Raja.
Namun, Putri Kemarau tetap pada pendiriannya. Keinginan sang Putri sudah tidak dapat dibendung lagi.
“Lebih baik Ananda saja yang menjadi korban daripada seluruh rakyat negeri ini,” tegas sang Putri, “Barangkali ini sudah menjadi takdir Ananda.”
Sang Raja pun tak kuasa menahan keinginan putrinya. Maka, pada malam harinya, sang Putri dengan diantar oleh ayahanda dan seluruh rakyat pergi ke ujung tebing laut. Sebelum terjun ke laut, ia berpesan kepada ayahanda dan rakyatnya.
“Ikhlaskan kepergian Ananda, maafkan semua kesalahan Ananda,” pinta sang Putri.
Sang Raja tak kuasa menahan rasa haru. Air matanya menetes membasahi kedua pipinya. Namun, apa hendak dibuat, tak seorang pun yang sanggup menahan keinginan putrinya. Putri Kemarau pun terjun ke laut. Bersamaan dengan terceburnya tubuh sang Putri ke dalam air laut, langit menjadi mendung. Petir menyambar-nyambar dan hujan pun turun dengan lebatnya. Dalam waktu singkat, seluruh wilayah negeri itu pun digenangi air. Tentu saja hal itu menjadi pertanda bahwa tumbuh-tumbuhan akan kembali menghijau dan tanah menjadi subur.
Seluruh rakyat negeri itu dirundung rasa suka cita, terutama sang Raja. Di satu sisi, negerinya akan kembali makmur, namu di sisi lain ia telah kehilangan putri yang amat disayanginya. Demikian pula yang dirasakan oleh seluruh rakyatnya.
Hujan semakin deras. Sang Raja dan rakyatnya pun segera meninggalkan tebing laut itu. Setiba di istana, raja itu langsung tertidur karena kelelahan. Betapa terkejutnya ia karena tiba-tiba mendengar suara bisikan yang menyuruhnya kembali ke tebing laut.
“Segeralah kembali ke tebing laut. Temuilah putrimu di sana!” demikian pesan suara itu.
Begitu terbangun, sang Raja bersama rakyatnya pun bergegas kembali ke tebing itu. Sesampainya di sana, mereka mendapati Putri Kemarau berdiri di atas sebuah karang di tengah laut dengan membawa penerangan dan harapan baru. Rupanya, sang Putri diselamatkan oleh Tuhan Yang Mahakuasa karena keikhlasannya berkorban demi kepentingan orang banyak. Namun ajaibnya, semula tidak ada batu karang di tengah laut itu.
“Terima kasih, Tuhan! Engkau telah menyelamatkan putriku,” ucap sang Raja.
Usai berucap syukur, raja itu segera memerintahkan pengawalnya untuk menjemput sang Putri dan membawanya kembali ke istana. Beberapa tahun kemudian, sang Raja akhirnya menyerahkan kekuasaannya kepada putrinya. Sejak itulah, Putri Kemarau menjadi ratu di negeri tersebut. Ia memerintah dengan arif dan bijaksana. Rakyatnya pun hidup makmur dan sejahtera.
http://reginatheyser.blogspot.com/2012/05/legenda-tentang-putri-jelitani-cerita.html
1. Rendang (Minangkabau) Rendang adalah hidangan daging (umumnya sapi) yang dimasak perlahan dalam santan dan bumbu rempah-rempah yang kaya selama berjam-jam (4–8 jam). Proses memasak yang sangat lama ini membuat santan mengering dan bumbu terserap sempurna ke dalam daging. Hasilnya adalah daging yang sangat empuk, padat, dan dilapisi bumbu hitam kecokelatan yang berminyak. Cita rasanya sangat kompleks: gurih, pedas, dan beraroma kuat. Rendang kering memiliki daya simpan yang panjang. Rendang adalah salah satu hidangan khas Indonesia yang paling terkenal dan diakui dunia. Berasal dari Minangkabau, Sumatera Barat, masakan ini memiliki nilai budaya yang tinggi dan proses memasak yang unik. 1. Asal dan Filosofi Asal: Rendang berasal dari tradisi memasak suku Minangkabau. Secara historis, masakan ini berfungsi sebagai bekal perjalanan jauh karena kemampuannya yang tahan lama berkat proses memasak yang menghilangkan air. Filosofi: Proses memasak rendang yang memakan waktu lama mela...
Ayam goreng adalah salah satu menu favorit keluarga yang tidak pernah membosankan. Namun, jika kamu ingin mencoba variasi yang lebih gurih dan harum, ayam goreng bawang putih renyah adalah pilihan yang tepat. Ciri khasnya terletak pada aroma bawang putih yang kuat serta kriukannya yang renyah saat digigit. Resep ini juga sangat mudah dibuat, cocok untuk menu harian maupun ide jualan. Bahan-Bahan Bahan Ayam Ungkep ½ kg ayam (boleh potong kecil agar lebih cepat matang) 5 siung bawang putih 4 siung bawang merah 1 sdt ketumbar bubuk 1 ruas kunyit (opsional untuk warna) Garam secukupnya Kaldu bubuk secukupnya Air ± 400 ml Bahan Kriuk Bawang 5–6 siung bawang putih, cincang halus 3 sdm tepung maizena ¼ sdt garam ¼ sdt lada Minyak banyak untuk menggoreng Cara Membuat Ungkep ayam terlebih dahulu Haluskan bawang putih, bawang merah, kunyit, dan ketumbar. Tumis sebentar hingga harum. Masukkan ayam, aduk rata, lalu tuang air. Tambahkan garam dan kaldu...
Ayam ungkep bumbu kuning adalah salah satu menu rumahan yang paling praktis dibuat. Rasanya gurih, aromanya harum, dan bisa diolah lagi menjadi berbagai hidangan seperti ayam goreng, ayam bakar, hingga pelengkap nasi kuning. Keunggulan lainnya, resep ini termasuk cepat dan cocok untuk kamu yang ingin memasak tanpa ribet namun tetap enak. Berikut resep ayam ungkep bumbu kuning cepat yang bisa kamu coba di rumah. Bahan-Bahan ½ kg ayam, potong sesuai selera 4 siung bawang putih 5 siung bawang merah 1 ruas kunyit 1 ruas jahe 1 ruas lengkuas (geprek) 2 lembar daun salam 2 lembar daun jeruk 1 batang serai (geprek) 1 sdt ketumbar bubuk (opsional) Garam secukupnya Kaldu bubuk secukupnya Air ± 400–500 ml Minyak sedikit untuk menumis Cara Membuat Haluskan bumbu Blender atau ulek bawang merah, bawang putih, kunyit, jahe, dan ketumbar bubuk (jika dipakai). Semakin halus bumbunya, semakin meresap ke ayam. Tumis bumbu hingga harum Panaskan sedikit m...
Sumber daya air merupakan sebuah unsur esensial dalam mendukung keberlangsungan kehidupan di bumi. Ketersediaan air dengan kualitas baik dan jumlah yang cukup menjadi faktor utama keseimbangan ekosistem serta kesejahteraan manusia. Namun, pada era modern saat ini, dunia menghadapi krisis air yang semakin mengkhawatirkan (Sari et al., 2024). Berkurangnya ketersediaan air disebabkan oleh berbagai faktor global seperti pemanasan, degradasi lingkungan, dan pertumbuhan penduduk yang pesat. Kondisi tersebut menuntut adanya langkah-langkah strategis dalam pengelolaan air dengan memperhatikan berbagai faktor yang tidak hanya teknis, tetapi juga memperhatikan sosial dan budaya masyarakat. Salah satu langkah yang relevan adalah konservasi air berbasis kearifan lokal. Langkah strategis ini memprioritaskan nilai-nilai budaya masyarakat sebagai dasar dalam menjaga sumber daya air. Salah satu wilayah yang mengimplementasikan konservasi berbasis kearifan lokal yaitu Goa Ngerong di kecamatan Rengel,...
Kelahiran seorang anak yang dinantikan tentu membuat seorang ibu serta keluarga menjadi bahagia karena dapat bertemu dengan buah hatinya, terutama bagi ibu (melahirkan anak pertama). Tetapi tidak sedikit pula ibu yang mengalami stress yang bersamaan dengan rasa bahagia itu. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan tentang makna dari pra-kelahiran seseorang dalam adat Nias khusunya di Nias Barat, Kecamatan Lahomi Desa Tigaserangkai, dan menjelaskan tentang proses kelahiran anak mulai dari memberikan nama famanoro ono khora sibaya. Metode pelaksanaan dalam penelitian ini adalah menggunakan metode observasi dan metode wawancara dengan pendekatan deskriptif. pendekatan deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan fakta sosial dan memberikan keterangan yang jelas mengenai Pra-Kelahiran dalam adat Nias. Adapun hasil dalam pembahasan ini adalah pra-kelahiran, pada waktu melahirkan anak,Pemberian Nama (Famatorõ Tõi), acara famangõrõ ono khõ zibaya (Mengantar anak ke rumah paman),...