Alkisah ada sebuah keluarga nelayan di suatu daerah di Kalimantan Selatan. Mereka hidup bahagia dengan satu orang anak. Setiap hari kedua orang tuanya berangkat kerja menangkap ikan di sungai dengan cara memasang penangkap ikan berupa tangguk besar. Pada suatu hari mereka lama menunggu ikan masuk ke tangguknya, tetapi beberapa kali diangkat tak ada satu ekor ikan pun.
Mereka kembali menunggu dengan penuh kesabaran. Kemudian tangguk kembali diangkat dan mereka mendapati sebutir telur besar ada di dalam tangguk. Mereka buang kembali telur tersebut ke dalam sungai dan memasang tangguknya tiada lelah. Tangguk kembali diangkat dan telur yang tadi ada kembali di dalam tangguk. Setelah beberapa kali telur tersebut menjadi isi tangguk, akhirnya mereka pulang dengan membawa sebutir telur besar.
Sesampai di rumah mereka mendapatkan anaknya sedang tidur. Telur besar yang diperolehnya kemudian direbus untuk teman nasi. Setelah makanan siap, mereka segera makan karena sangat kelaparan. Setelah kenyang terjadi satu keajaiban, mereka perlahan berubah menjadi dua ekor naga besar. Si anak terbangun sangat terkejut dan ketakutan melihat ular naga tersebut. Setelah diberi penjelasan dan dibujuk, akhirnya si anak mengerti bahwa orang tuanya telah berubah wujud.
Kesedihan si anak tidak terhingga, ia terus menerus menangis. Orang tuanya yang telah berubah menjadi naga berusaha menenangkannya dan memberi nasehat sebagai pesan terakhir. Si anak dilarang makan telur tersebut, karena telur itu adalah telur naga putih yang hidup di sungai tempat mereka mencari ikan. Setiap yang memakannya akan berubah menjadi seekor naga. Pesan selanjutnya adalah apabila melihat air sungai berwarna putih berarti mereka menang melawan naga putih, sedangkan kalau air sungai berubah merah pertanda mereka kalah. Setelah pesan disampaikan, kedua ular naga tersebut terjun ke dalam sungai.
Kepergian kedua orangtuanya membuat si anak hidup sendiri dan kesepian. Ia tidak lupa dengan pesan-pesan yang disampaikan sebelum mereka terjun ke sungai. Setiap hari si anak duduk termenung di pinggir sungai dan menanti keajaiban datang. Ia sangat mengharap orang tuanya kembali berubah wujud menjadi manusia. Namun, keajaiban itu tak kunjung tiba.
Pada suatu hari di siang yang sangat terik, tiba-tiba turun hujan rintik-rintik. Tidak lama tampak pelangi seolah membelah langit biru dengan aneka warna yang indah. Si anak kembali duduk termenung di pinggir sungai dan menanti perubahan warna air sungai. Dengan tiba-tiba air sungai berubah warna menjadi putih. Betapa senang hatinya dan ia bersorak gembira dengan penuh harap akan kedatangan kembali kedua orang tuanya. Air sungai berwarna putih pertanda kemenangan ada di pihak orang tuanya setelah berkelahi melawan naga putih.
Jam demi jam si anak menunggu orang tuanya muncul dalam wujudnya sebagai manusia. Namun, harapan itu hanya tinggal harapan. Setelah berhari-hari yang dinanti tak kunjung muncul ke permukaan. Air sungai tetap mengalir seperti biasanya. Dalam kesendirian dan harapan yang tak juga berakhir, ia tetap kembali ke sungai sambil menanti keajaiban tiba. Duduk termenung dari pagi sampai sore hari, memandang air sungai, dan di kala senja kembali ke rumah.
Hari demi hari, bulan demi bulan, dan tahun pun telah berganti entah sudah berapa kali, si anak tetap sendiri dan menanggung harapan tak pasti. Orang tuanya tidak pernah kembali, tetapi ia tetap menanti. Sampai akhir hayatnya, duduk termenung menjadi kesehariannya. Si anak pun pergi menghadap ilahi dalam sepi dan harapan yang tidak bertepi.
Pesan Moral: Sifat sabar dan tidak putus asa hendaknya selalu kita kedepankan. Kemampuan mengatasi segala hambatan hidup adalah wujud dari kesabaran tersebut.
sumber: Dongeng Cerita Rakyat (https://dongengceritarakyat.com/cerita-rakyat-kalimantan-selatan-legenda-lok-si-naga/)
BAHAN-BAHAN 1 ikat kangkung bumbu halus : 5 siung bawang merah 2 siung bawang putih 2 butir kemiri 1 sdt ketumbar bubuk seruas kencur aromatic : 2 lembar daun salam 2 lembar daun jeruk 1 btg sereh seruas lengkuas,geprek seasoning : 1 sdt garam (sesuai selera) 1/2 sdt kaldu bubuk 1/2 sdm gula jawa sisir 1 sdt gula pasir Rose Brand 1 bungkus santan cair instan Rose Brand 1 liter air 3 sdm minyak goreng untuk menumis CARA MEMASAK: Siangi kangkung cuci bersih,tiriskan Haluskan bumbu Tumis bumbu halus hingga harum dengan secukupnya minyak goreng,masukkan aromatic,masak hingga layu,beri air 1 lt Masukkan kangkung,beri seasoning,aduk rata Koreksi rasa Sajikan Sumber: https://cookpad.com/id/resep/25030546?ref=search&search_term=kangkung
Bahan: 1 buah tomat, potong dadu 2 ekor ikan tongkol ukuran sedang (1/2kg) 1/2 bks bumbu marinasi bubuk 1 sdt bawang putih Secukupnya garam Secukupnya gula 7 siung bawang merah, iris 5 buah cabe rawit, iris 2 batang sereh, ambil bagian putihnya, iris 3 lembar daun jeruk, iris tipis-tipis 1 bks terasi ABC Minyak untuk menumis Secukupnya air Cara memasak: Cuci bersih ikan tongkol. Taburi bumbu marinasi desaku, garam secukupnya, air 2 sdm ke ikan tongkol. Siapkan bahan-bahan. Iris tipis bawang merah, daun jeruk, seret, cabe rawit. Kukus ikan tongkol selama 10 menit. Lapisi dengan daun pisang atau daun kunyit. Boleh jg tidak d lapisi. Setelah ikan di kukus, goreng ikan. Tumis bawang merah dan bahan lainnya. Masukkan terasi yg telah dihancurkan. Setelah matang, masukkan ikan yang telah digoreng. Aduk hingga rata. Sajikan dengan nasi hangat. Sumber: https://cookpad.com/id/resep/24995999?ref=search&search_term=dabu+dabu
Bahan-bahan Porsi 2 orang Bumbu Ikan bakar : 2 ekor ikan peda 1 sdm kecap 1/2 sdm Gula merah 1/2 sdt garam Minyak goreng Bahan sambal dabu-dabu : 7 buah cabe rawit merah, iris kecil 1 buah tomat merah, iris dadu 3 siung bawang merah,iris halus 2 lembar daun jeruk, buang tulang tengah daun, iris tipis 2 sdm minyak goreng panas Cara Membuat: Marinasi ikan dengan air perasan jeruk nipis dan garam secukupnya, diamkan 20 menit, kemudian panggang diatas teflon(aku di happycall yang dialasi daun pisang) sesekali olesi minyak plus bumbu ke ikannya(aku pakai bumbu kecap dan gula merah) panggang sampai matang. Cara bikin Sambal dabu-dabu : Campurkan semua bahan sambal dabu-dabu ke dalam mangkok kecuali minyak kelapa, panaskan minyak kelapa, kemudian siram diatas sambal tadi, sajikan ikan peda bakar dengan sambal dabu-dabu. Sumber: https://cookpad.com/id/resep/15232544?ref=search&search_term=peda+bakar
MAKA merupakan salah satu tradisi sakral dalam budaya Bima. Tradisi ini berupa ikrar kesetiaan kepada raja/sultan atau pemimpin, sebagai wujud bahwa ia bersumpah akan melindungi, mengharumkan dan menjaga kehormatan Dou Labo Dana Mbojo (bangsa dan tanah air). Gerakan utamanya adalah mengacungkan keris yang terhunus ke udara sambil mengucapkan sumpah kesetiaan. Berikut adalah teks inti sumpah prajurit Bima: "Tas Rumae… Wadu si ma tapa, wadu di mambi’a. Sura wa’ura londo parenta Sara." "Yang mulia tuanku...Jika batu yang menghadang, batu yang akan pecah, jika perintah pemerintah (atasan) telah dikeluarkan (diturunkan)." Tradisi MAKA dalam Budaya Bima dilakukan dalam dua momen: Saat seorang anak laki-laki selesai menjalani upacara Compo Sampari (ritual upacara kedewasaan anak laki-laki Bima), sebagai simbol bahwa ia siap membela tanah air di berbagai bidang yang digelutinya. Seharusnya dilakukan sendiri oleh si anak, namun tingkat kedewasaan anak zaman dulu dan...
Wisma Muhammadiyah Ngloji adalah sebuah bangunan milik organisasi Muhammadiyah yang terletak di Desa Sendangagung, Kecamatan Minggir, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Wisma ini menjadi pusat aktivitas warga Muhammadiyah di kawasan barat Sleman. Keberadaannya mencerminkan peran aktif Muhammadiyah dalam pemberdayaan masyarakat melalui pendekatan dakwah dan pendidikan berbasis lokal.