×

Akun anda bermasalah?
Klik tombol dibawah
Atau
×

DATA


Kategori

Cerita Rakyat

Elemen Budaya

Cerita Rakyat

Provinsi

Jawa Tengah

Legenda Kalibakung dan Lebaksiu

Tanggal 14 Jul 2018 oleh Deni Andrian.

(Mohon maaf jika cerita tidak akurat dan lengkap, didengar dari narasumber seorang warga Slawi, yang setiap malam berjualan Ronde di bilangan Ruko Slawi).

Dahulu kala di sekitar Lebaksiu, tinggal seorang pencari ikan yang tinggal dengan istrinya di desa tepi sungai Gung. Suatu hari lelaki itu, yang dikenal dengan Pak Rumpung, seperti biasa pergi ke sungai Gung untuk mencari ikan. Hari itu belum banyak ikan di dapat. Ketika menyusuri sungai, ditemukan sebutir telur. Tidak diketahui itu telur apa. Dikiranya telur ayam yang mungkin secara tidak sengaja bertelur di tepi sungai.

Di bawa pulang telur itu, ketika sore harinya dengan gembira, karena selain mendapat ikan, dia mendapat pula sebutir telur Setibanya dirumah diceritakan tentang telur yang ditemukannya kepada istrinya, lalu dia meminta istrinya agar merebus telur untuk sarapan besok harinya.

Pagi harinya, sebelum mencari ikan, Pak Rumpung sarapan sendirian kartena istrinya telah lebih dulu berangkat ke sawah. Ketika sedang memakan telur tersebut, pak Rumpung teringat istrinya yang biasanya belum makan pagi. Karena itu, telur yang disajikan buat Pak Rumpung dimakan hanya separuh, dengan harapan istrinya juga bisa ikut menikmati telur tersebut.

Setelah sarapan, pencari ikan itu berangkat ke sungai Gung seperti biasa. Ketika sampai di sungai, dia merasakan perutnya mulas dan panas. Badannya juga merasa panas seperti dipanggang di terik matahari. Dia mencoba berlari dengan segera ke sungai untuk minum air karena rasa gerah dan panas dirasakannya. Sekali teguk, dua kali teguk, namun opanas yang dirasakan semakin tidak dapat ditahan, hingga akhirnya dia pingsan.

Ketika dia bangun dia merasa ada yang aneh pada dirinya, ternyata sebagian tubuhnya, mulai dari pinggang hingga ke kaki telah berubah menjadi seperti ekor ular yang panjang. Dia menangis, berteriak dan tersedu-sedu meratapi nasibnya. Ketika menjelang sore pencari ikan yang telah berubah menjadi separuh ular itu tidak berani pulang ke rumah, dan hanya berdiam di tepi sungai dan mencari tempat yang nyaman. Ditemukanlah tempat yang cukup untuk tidurnya di daerah  sekitar Kalibakung.

Ketika pagi harinya, dia merayap kembali menuju ke tempat dia biasanya mencari ikan. Ketika sampai di sana dia sangat terkejut, karena ditemuinya, istrinya, mengalami kejadian yang sama. Badan bagian bawah Nyi Rumpung juga berubah menjadi ekor ular.

 

Keduanya menangis bersama dan memohon ampun kepada Tuhan, meratapi nasib mereka. Mereka berharap bisa sembuh dan kembali seperti sedia kala.

Sampai sore hari dan hari-hari berikutnya, ekor ular di badan mereka tidak berubah juga, akhirnya mereka pasrah, dan menetap di sungai Gung di sekitar Kalibakung.

Oleh  karena itu, oleh masyarakat tlatah Tegal, di daerah Kalibakung ini , disektar tanjakan Clirit terkenal dengan daerah tempat tinggal Ki Rumpung dan Nyi Rumpung.

Jika tanah di kalibakung bergerak, dipercaya jika Nyi Rumpung dan Ki Rumpung menggerakkan ekornya.

Beberapa kejadian waktu lalu sering terjadi sehingga tanah mengalami pergeseran dan jalan di daerah tersebut russak, patah dan bergeser.

 

Demikianlah legenda Kalibakung.

Mohon maaf jika penamaan Nyi Rumpung dan Ki Rumpung salah, karena penulis mendengar langsung dan lupa-lupa ingat.

Semoga bermanfaat.

 

Mengenai kajian logis dari tinjauan geologi, dapat dijelaskan oleh pakar-pakar yang berkenan menjelaskan.

 

 

 

Mengenai cerita ini ternyata ada cerita rakyat Tegal yang mirip, entah sebenarnya sama atau tidak. Namun versi satunya bernama :

 

Kisah mbah Gringsing


Dahulu kala ada sepasang suami Istri , beliau bekerja sebagai petani disekitar bukit sitanjung,.
  Pagi itu sepasang suami istri tersebut sedang beraktifitas seperti biasanya, hingga kemudian sang istri menemukan sebuah telur misterius di sekitar sawah mereka. Lalu sang istri bertanya kepada suaminya ,telur apa ini. Itu seperti telur biawak mungkin. Telur itu pun dibawa pulang, lalu sang istri memasak terlur tersebut. Ketika waktu istirahat siang , sang istri membawakan masakan untuk suaminya, mereka menyantap makanan itu, dan sang istri memakan telur yang ia temukan tadi, dan tiba tiba ia merasa aneh, sang suami pun terkejut dan tidak memakan telur itu. kemudian bertanya kepada istrinya,apa yang terjadi. Pusing dan aneh jawabnya. Tiba tiba kulit sang istri berubah menjadi bersisik seperti ular, dan sekujur tubuhnya pun sudah terbalut sisik ular tidak lama kemudian. Sang suami pun kebingungan melihat apa yang terjadi, dan semenjak saat itu sang istri yang berubah menjadi ular disebut sebagai mbah gringsing, . Dan menjadi suatu pantangan bagi yang berkunjung ke Bukit Sitanjung menggunakan kain / Selendang bermotif Gringsing. Dan menjadi mitos sampai sekarang ini yang dituturkan oleh warga setempat.

 

Sumber: https://www.facebook.com/notes/tlatah-tegal-sejarah-budaya-dan-morfologi-kota/legenda-kalibakung-dan-lebaksiu/299418990173953/

DISKUSI


TERBARU


ASAL USUL DESA...

Oleh Edyprianto | 17 Apr 2025.
Sejarah

Asal-usul Desa Mertani dimulai dari keberadaan Joko Tingkir atau Mas Karebet atau Sultan Hadiwijaya yang menetap di Desa Pringgoboyo, Maduran, Lamong...

Rumah Adat Karo...

Oleh hallowulandari | 14 Apr 2025.
Rumah Tradisional

Garista adalah Rumah Adat Karo di Kota medan yang dikenal sebagai Siwaluh Jabu. Rumah adat ini dipindahkan dari lokasi asalnya di Tanah Karo. Rumah A...

Kearifan Lokal...

Oleh Artawan | 16 Mar 2025.
Budaya

Setiap Kabupaten yang ada di Bali memiliki corak kebudayaan yang berbeda antara satu daerah dengan daerah yang lainnya. Salah satunya Desa Adat Tenga...

Mengenal Sejara...

Oleh Artawan | 16 Mar 2025.
Budaya

Pura Lempuyang merupakan salah satu tempat persembahyangan umat hindu Bali tertua dan paling suci di Bali. Terletak di lereng Gunung Lempuyang, di Ka...

Resep Layur Bum...

Oleh Masterup1993 | 24 Jan 2025.
Makanan

Ikan layur yang terkenal sering diolah dengan bumbu kuning. Rasa ikan layur yang dimasak dengan bumbu kuning memberikan nuansa oriental yang kuat...

FITUR


Gambus

Oleh agus deden | 21 Jun 2012.
Alat Musik

Gambus Melayu Riau adalah salah satu jenis instrumental musik tradisional yang terdapat hampir di seluruh kawasan Melayu.Pergeseran nilai spiritual...

Hukum Adat Suku...

Oleh Riduwan Philly | 23 Jan 2015.
Aturan Adat

Dalam upaya penyelamatan sumber daya alam di kabupaten Aceh Tenggara, Suku Alas memeliki beberapa aturan adat . Aturan-aturan tersebut terbagi dal...

Fuu

Oleh Sobat Budaya | 25 Jun 2014.
Alat Musik

Alat musik ini terbuat dari bambu. Fuu adalah alat musik tiup dari bahan kayu dan bambu yang digunakan sebagai alat bunyi untuk memanggil pend...

Ukiran Gorga Si...

Oleh hokky saavedra | 09 Apr 2012.
Ornamen Arsitektural

Ukiran gorga "singa" sebagai ornamentasi tradisi kuno Batak merupakan penggambaran kepala singa yang terkait dengan mitologi batak sebagai...