Cerita Rakyat
Cerita Rakyat
Cerita Rakyat Jawa Timur Tuban
Legenda Ikan Keramat dan Kelelawar di Gua Ngerong Tuban
- 12 Juli 2018

Terlepas dari benar atau tidaknya cerita yang berkembang, mitos atau legenda di beberapa tempat wisata Indonesia menjadi daya tarik tersendiri untuk dinikmati.    Salah satunya adalah keberadaan gua yang paling tersohor di Tuban,  Gua Ngerong.        Bahwa karena masyarakat sekitar telah memercayai adanya mitos ratusan ikan di sungai yang menuju ke gua dipelihara oleh danyang Desa Rengel, maka apabila memakannya bisa dipastikan akan mengalami malapetaka berujung kematian.

Wilayah Rengel, Tuban
Rengel adalah sebuah kecamatan di Kabupaten Tuban, Jawa Timur yang dipisahkan Bengawan Solo dan berbatasan dengan Kabupaten Bojonegoro.

Asal Mula Nama Rengel
Sesuai dengan kontur atau kondisi daerahnya yang bertebing dan agak susah dijangkau, nama Rengel berasal dari kata ereng-ereng (tebing) dan angel (susah).      Akan tetapi meskipun tandus, daera ini merupakan penghasil tambang batu kapur yang terkenal dengan sebutan batu kumbung (bata putih).

Potensi Wisata
Selain Gua Ngerong, wilayah Rengel juga memiliki potensi wisata berupa Bumi Perkemahan Sendang Maibit, Pemandian Sendang Beron, dan Jurang Pencit yang dihuni ribuan monyet yang juga cocok digunakan sebagai hiking-track.   Sementara terdapat pula sebuah sendang dengan nama Sendang Lohgawe yang terkenal sebagai penghasil ikan air tawar.

Legenda Asal Mula Gua Ngerong
Gua Ngerong Tuban Jawa Timur
Gua Ngerong – Tuban – Jawa Timur
Diperkirakan sekitar 2000 tahun lalu berdirilah sebuah kerajaan Gumenggeng yang berpusat di dukuh Gumeng, Desa Banjaragung, Kecamatan Rengel, Kabupaten Tuban, yang dipimpin seorang raja bernama Raden Arya Bangah, yaitu putra dari Kyai Gede Lebe Lontang.

Karena berada di pegunungan kapur, kerajaan Gumenggeng mengalami kesulitan mengakses sumber air terlebih saat musim kemarau, sehingga masyarakatnya acapkali dilanda paceklik dan kekeringan panjang.            Hal inilah yang menggerakkan Arya Bangah untuk melakukan lelana brata atau laku batin demi mendapatkan petunjuk dari dewata.           Selanjutnya ia memperoleh petunjuk yang mengatakan bahwa bila ada yang sudi bersemedi di puncak gunung (saat ini bernama Desa Andhong), maka Kerajaan Gumenggeng, akan selamat dari kekeringan.     Oleh karenanya Arya Bangah mengadakan sayembara, dan bagi yang bersedia akan dihadiahi tanah luas.

Mendengar sayembara ini, muncullah orang yang bersedia melakoni persyaratan, yaitu Kyai Jala Ijo. Sesampai di bukit, sang kyai bertapa mengheningkan cipta; mandeng pucuking grana, sedakep saluku tunggal, nutup babahan hawa sanga, muji marang Dzat kang murbeng wisesa untuk mendapatkan bisikan gaib.         Hingga akhirnya Kyai Jala Ijo mendapat petunjuk untuk menyungkil tanah di sebuah tempat yang masih merupakan wilayah kerajaan.        Tak pelak Kyai Jala Ijo kemudian menancapkan tongkatnya dan mencungkil tanahnya.      Alkisah tanah tersebut berhasil mengeluarkan air dan berubah menjadi celah (gua) yang berbentuk menyerupai rong (terowongan atau lubang), yang kemudian diberi nama Gua Ngerong.

Obyek Wisata Gua Ngerong
Obyek wisata Gua Ngerong berupa sungai yang menuju ke sebuah gua, dimana konon gua ini bisa tembus sampai Kabupaten Tuban yang di dalamnya juga dihuni sebuah makhluk sangat besar namun tak nampak jelas.       Sedangkan di sungai dalam goa hidup dan berkembang biak pula ikan-ikannya, beberapa di antaranya berjenis nila, mujair, gurami, dan lele. Ukuran rata-rata sebesar telapak tangan, namun ada pula yang panjangnya bisa mencapai ukuran lengan tangan orang dewasa.

Kelelawar
Goa Ngerong yang berdiameter tiga meter ini dari kejauhan tampak berwarna hitam di beberapa bagiannya, yang merupakan warna dari ribuan ekor kelelawar jenis Rousettus sp dan Rhinolopus sp.     Jenis kelelawar itu adalah yang hidup berkoloni dan bergelantungan di dinding dan menghasilkan bau menyengat akibat adanya kotoran yang terdapat pada berbagai tempat .

Ikan
Di aliran sungai yang memiliki kedalaman 30 cm di bagian dangkal dan sekitar 1 meter pada bagian terdalamnya ini ikan-ikan bisa berkembangbiak dengan baik. Sehingga dari permukaan air yang jernih juga kita bisa memanjakan mata dengan melihat tingkah polah ikan yang hilir mudik mengejar makanan .

Bulus Putih
Di dalam gua juga dihuni beberapa ekor bulus (semacam penyu) berwarna putih yang oleh warga dijuluki dengan nama Sanggem, Poleng, dan Menik.  Ada yang unik dari satwa berkarapas (bertempurung keras) itu, yaitu ketidaktakutannya untuk bergerak mendekat bila dipanggil namanya dan diberi pakan roti.

Penjual klentheng, Roti, dan Jagung Brondong
Pengunjung bisa memberi makan ikan berupa klentheng (biji buah kapuk), roti, dan jagung brondong yang dijual seharga seribu sampai dua ribu rupiah.      Apabila klentheng, roti atau jagung brondong disebar, maka dalam hitungan detik ikan-ikan akan mendekat dan saling berebut pakan.

Mitos Dari Sudut Pandang Ilmiah
Keberadaan ikan yang hilir mudik di sungai tentu menggoda minat untuk mengambil dengan cara memancing atau menjala, akan tetapi hal tersebut tidak berlaku di Gua Ngerong. Tak ada seorang pun yang berani mengusik karena keberadaan ikan-ikan tersebut dikeramatkan oleh warga setempat Dan apabila ada yang berani melanggar pantangan, sangat diyakini orang itu akan mendapat musibah.     Minimal ia akan didatangi penunggu sungai, meminta supaya ikan tersebut dikembalikan ke sungai.

Mungkin ini hanya sebatas mitos saja, namun apabila ditilik secara ilmiah, mitos tersebut juga dapat dijelaskan secara rasional. Makanan utama ikan adalah kotoran kelelawar yang banyak mengandung zat NH3, sedangkan amonia sangat berbahaya jika masuk ke dalam tubuh. Jadi, sangat logis bila ada orang yang memakan ikan dari sungai ini akan berujung pada kematian.    Di lain sisi, mitos ini memiliki sisi baik; menjadi pagar betis alami yang melindungi kelestarian ikan dan bulus putih dari pancing dan jaring manusia. [uth]

Sumber Rujukan;

[1] Rengel, Tuban id.wikipedia.org Diakses pada 11 Oktober 2014

[1] Gambar Goa Ngerong Rengel Tuban diambil oleh Desi Puspitasari puspitadesi.com Diakses pada 11 Oktober 2014

http://ensiklo.com/2014/10/11/legenda-ikan-keramat-dan-kelelawar-di-gua-ngerong-tuban/

Diskusi

Silahkan masuk untuk berdiskusi.

Daftar Diskusi

Rekomendasi Entri

Gambar Entri
Wisma Muhammadiyah Ngloji
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

Wisma Muhammadiyah Ngloji adalah sebuah bangunan milik organisasi Muhammadiyah yang terletak di Desa Sendangagung, Kecamatan Minggir, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Wisma ini menjadi pusat aktivitas warga Muhammadiyah di kawasan barat Sleman. Keberadaannya mencerminkan peran aktif Muhammadiyah dalam pemberdayaan masyarakat melalui pendekatan dakwah dan pendidikan berbasis lokal.

avatar
Bernadetta Alice Caroline
Gambar Entri
SMP Negeri 1 Berbah
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

SMP Negeri 1 Berbah terletak di Tanjung Tirto, Kelurahan Kalitirto, Kecamatan Berbah, Sleman. Gedung ini awalnya merupakan rumah dinas Administratuur Pabrik Gula Tanjung Tirto yang dibangun pada tahun 1923. Selama pendudukan Jepang, bangunan ini digunakan sebagai rumah dinas mandor tebu. Setelah Indonesia merdeka, bangunan tersebut sempat kosong dan dikuasai oleh pasukan TNI pada Serangan Umum 1 Maret 1949, tanpa ada yang menempatinya hingga tahun 1951. Sejak tahun 1951, bangunan ini digunakan untuk kegiatan sekolah, dimulai sebagai Sekolah Teknik Negeri Kalasan (STNK) dari tahun 1951 hingga 1952, kemudian berfungsi sebagai STN Kalasan dari tahun 1952 hingga 1969, sebelum akhirnya menjadi SMP Negeri 1 Berbah hingga sekarang. Bangunan SMP N I Berbah menghadap ke arah selatan dan terdiri dari dua bagian utama. Bagian depan bangunan asli, yang sekarang dijadikan kantor, memiliki denah segi enam, sementara bagian belakangnya berbentuk persegi panjang dengan atap limasan. Bangunan asli dib...

avatar
Bernadetta Alice Caroline
Gambar Entri
Pabrik Gula Randugunting
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

Pabrik Gula Randugunting menyisakan jejak kejayaan berupa klinik kesehatan. Eks klinik Pabrik Gula Randugunting ini bahkan telah ditetapkan sebagai cagar budaya di Kabupaten Sleman melalui SK Bupati Nomor Nomor 79.21/Kep.KDH/A/2021 tentang Status Cagar Budaya Kabupaten Sleman Tahun 2021 Tahap XXI. Berlokasi di Jalan Tamanmartani-Manisrenggo, Kalurahan Tamanmartani, Kapanewon Kalasan, Kabupaten Sleman, pabrik ini didirikan oleh K. A. Erven Klaring pada tahun 1870. Pabrik Gula Randugunting berawal dari perkebunan tanaman nila (indigo), namun, pada akhir abad ke-19, harga indigo jatuh karena kalah dengan pewarna kain sintesis. Hal ini menyebabkan perkebunan Randugunting beralih menjadi perkebunan tebu dan menjadi pabrik gula. Tahun 1900, Koloniale Bank mengambil alih aset pabrik dari pemilik sebelumnya yang gagal membayar hutang kepada Koloniale Bank. Abad ke-20, kemunculan klinik atau rumah sakit di lingkungan pabrik gula menjadi fenomena baru dalam sejarah perkembangan rumah sakit...

avatar
Bernadetta Alice Caroline
Gambar Entri
Kompleks Panti Asih Pakem
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

Kompleks Panti Asih Pakem yang terletak di Padukuhan Panggeran, Desa Hargobinangun, Kecamatan Pakem, Kabupaten Sleman, merupakan kompleks bangunan bersejarah yang dulunya berfungsi sebagai sanatorium. Sanatorium adalah fasilitas kesehatan khusus untuk mengkarantina penderita penyakit paru-paru. Saat ini, kompleks ini dalam kondisi utuh namun kurang terawat dan terkesan terbengkalai. Beberapa bagian bangunan mulai berlumut, meskipun terdapat penambahan teras di bagian depan. Kompleks Panti Asih terdiri dari beberapa komponen bangunan, antara lain: Bangunan Administrasi Paviliun A Paviliun B Paviliun C Ruang Isolasi Bekas rumah dinas dokter Binatu dan dapur Gereja

avatar
Bernadetta Alice Caroline
Gambar Entri
Jembatan Plunyon Kalikuning
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

Jembatan Plunyon merupakan bagian dari wisata alam Plunyon-Kalikuning yang masuk kawasan TNGM (Taman Nasional Gunung Merapi) dan wisatanya dikelola Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) setempat, yaitu Kalikuning Park. Sargiman, salah seorang pengelola wisata alam Plunyon-Kalikuning, menjelaskan proses syuting KKN Desa Penari di Jembatan Plunyon berlangsung pada akhir 2019. Saat itu warga begitu penasaran meski syuting dilakukan secara tertutup. Jembatan Plunyon yang berada di Wisata Alam Plunyon-Kalikuning di Cangkringan, Kabupaten Sleman. Lokasi ini ramai setelah menjadi lokasi syuting film KKN Desa Penari. Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan zoom-in-whitePerbesar Jembatan Plunyon yang berada di Wisata Alam Plunyon-Kalikuning di Cangkringan, Kabupaten Sleman. Lokasi ini ramai setelah menjadi lokasi syuting film KKN Desa Penari. Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan "Syuting yang KKN itu kebetulan, kan, 3 hari, yang 1 hari karena gunungnya tidak tampak dibatalkan dan diu...

avatar
Bernadetta Alice Caroline