×

Akun anda bermasalah?
Klik tombol dibawah
Atau
×

DATA


Elemen Budaya

Cerita Rakyat

Provinsi

Sumatera Utara

Legenda Gunung Sibayak

Tanggal 12 Apr 2014 oleh Roby Darisandi.

Cerita ini diawali oleh seorang Guru Pertawar Rem, ia adalah seorang dukun terkenal di kawasan Tanah Karo. Dia mampu mengobati berbagai penyakit termasuk penyakit reme (cacar) yang mengerikan itu. Pada suatu ketika penyakit berkecamuk di daerah Alas (Aceh). Guru Pertawar Reme berangkat ke sana untuk mengobati penyakit tersebut. 
 
Berbulan-bulan lamanya dia di daerah itu dan telah banyak uang diperolehnya sebagai hasil dari pengobatannya. Namun pada suatu hari datang seseorang laki-laki dari Tanah Karo memberitahukan kepadanya bahwa anaknya dalam keadaan sakit keras. Guru Pertawar Reme kurang peduli dan karena merasa bahwa dia memiliki ilmu yang begitu hebat, maka dia berkata : “Tak usah sangsi, asalkan masih ada tulangnya sebesar sisir, dia masih dapat ku sembuhkan.” Si pembawa beritapun pulanglah dengan hati yang kesal.
 
Setelah lebih kurang 6 bulan berada di daerah Alas, Guru Pertawar Reme pulang ke kampungnya. Namun setelah dia samapi dirumahnya dia tidak menemukan anaknya lagi. Kepadanya dibertahu orang bahwa ketiga anaknya telah meninggal dunia dan telah dikuburkan di kaki Gunung Sibayak.
 
Guru Pertawar Reme bersama beberapa orang kawanannya pergi ke tempat itu. Kuburan ketiga putrinya itu digalinya dan kerangkanya dikeluarkan. Mulailah Guru Pertawar Reme mengucapkan mantra dan menggunakan semua ilmunya. Namun sia-sia belaka, anaknya tidak dapat muncul, hanya tulang – belulang yang dihadapinya, dia sangat sedih dicobanyalagi, tetapi tetap tidak berhasil. Akhirnya terdengar suara :
 
“Sudahlah, tidak ada gunanya lagi kami diobati, rupanya nasib kami hanya begini. Kami telah menjadi penunggu dan kramat gunung ini.” Setelah itu hilanglah tulang-tulang terbeut menjelma menjadi batu. Ketiga putrinya itu dikenal dengan nama Beru Tandang Kumerlang, Beru Batu Ernala, dan Beru Baru Erlunglung.
 
Kuburannya Guru petawar reme sampai sekarang masih ada, yaitu di desa kandibata. Lokasinya persis lewat titi l.au biang desa kandibata. lit kari tekongan jalan ke kiri, ada suatu bukit kecil. di bukit kecil itu ada kuburan tua. Pusarannya bersih, dan tidak pernah ditumbuhi rerumputan. Daerah angker, itulah kuburan guru pertawar remai, yang konon karena saktinya guru mbelin itu bisa menghidupkan dua putrinya yakni tandang suasa dan tandang kumerlap, walau pun nanti tulang belulangnya hanya tersisa sebesar sisir.
 
Mendengar keangkuhan dan kesombongan guru petawar remai ini, keramat lau biang, melaporkan hal tersebut ke keramat deleng sibayak. e me i kataken nini kertah.ernala Lalu dicurilah tulang belulang dua puteri ini.singkat cerita, saat pulang guru petawar remai tadi dari kuta kalak, tulang belulang dua putrinya itu hilang dari kuburan. saat ayahnya mau menghidupkan kedua putrinya itu kembali. Sampai akhirnya guru mbelin itu melakukan upacara raleng tendi (memanggil roh). Disitulah nini kertah memberi kesempatan terakhir kepada guru petawar remai itu, untuk bicara dengan dua putrinya melalui kain dagangen (kain kafan). Dengan percakapan terakhir anaknya berkata: "regan akapndu emas perak asangkan suasa bapa. Regan akapndu herta asangken anakndu bapa," begitulah penggalan katanya lalu guru pertawar remai itu, merigep alias menerkam kain dagangen ah ndai, i je me lausna tendi anaknya.merasa sia-sia semua kesaktiannya. yang konon jimatnya itu disimpan di dalam kendi kendi, maka dengan sumpahnya di sebuah bukit dekat kaki gunung sibayak, mengatakan, " gundari kuperpeltep ketangkan nge kandi enda ras aq i jenda. adi kune pepagi ersada ketang enda enca kutektek, e maka ersada mulihi aq ras anakku.
 
Dengan kecewa dan emosi, i tektekna me ketang ndai i je ras kendina. Ketang ndai pe retap, kendi-kendi si isina jimat entah pe adi isitlah guru mbelin pupuk ndai, pe pecah merap marpar la terpumahi. Ban i je ingan perpadanan entah pe sumpah guru mbelin pertawar remai, jenari me ikatakan gelarna deleng pertektekken. Je nari berangkat kita, ku gelar kuta kandi bata ingan guru pertawar remai ndai i kuburken. Kandi bata berasal dari kata kandi-kandi dibata. Yang artinya, karena begitu hebatnya jimat guru pertawar remai yang disimpannya di kendinya dan bisa menghidupkan orang mati, maka disebut kandi-kandi dibata. dan akhirnya desa itu pun bernama Kandibata sampai sekarang.

DISKUSI


TERBARU


Tari Hudoq: Mer...

Oleh Firasalihaz | 03 May 2024.
Tarian Tradisional

Budaya Tari Hudoq dari Kalimantan Timur mempesona dengan keunikan dan kedalaman maknanya. Tarian ini berasal dari suku Dayak Basad, di mana penari la...

Candi Ijo - Sej...

Oleh Dewiarya | 02 May 2024.
Bangunan Bersejarah

Candi ijo terletak di kecamatan Prambanan Sleman DIY , kita harus melewati perbukitan Boko yang berbatu cadas, Candi Ijo merupakan situs seja...

Lumpia

Oleh Kyaya | 28 Apr 2024.
Makanan khas

Lumpia merupakan salah satu kuliner khas semarang yang banyak di gemari masyarakat. Ciri khas dari lumpia semarang yaitu berada pada isianya, rebun...

Kolintang: Alat...

Oleh Klasiktoto | 27 Apr 2024.
Alat Musik Tradisional

Sulawesi Tenggara, surganya keberagaman budaya, telah menjadi tempat bagi berbagai suku yang membentuk kehidupan dan kebudayaan yang kaya. Dalam jurn...

Bubur Pedas

Oleh Sherly_lewinsky | 25 Apr 2024.
Makanan khas Kalimantan Barat

Bubur pedas adalah salah satu makanan khas dari Kalimantan Barat. Biasanya, bubur ini akan dilengkapi dengan berbagai macam sayuran seperti daun kuny...

FITUR


Gambus

Oleh agus deden | 21 Jun 2012.
Alat Musik

Gambus Melayu Riau adalah salah satu jenis instrumental musik tradisional yang terdapat hampir di seluruh kawasan Melayu.Pergeseran nilai spiritual...

Hukum Adat Suku...

Oleh Riduwan Philly | 23 Jan 2015.
Aturan Adat

Dalam upaya penyelamatan sumber daya alam di kabupaten Aceh Tenggara, Suku Alas memeliki beberapa aturan adat . Aturan-aturan tersebut terbagi dala...

Fuu

Oleh Sobat Budaya | 25 Jun 2014.
Alat Musik

Alat musik ini terbuat dari bambu. Fuu adalah alat musik tiup dari bahan kayu dan bambu yang digunakan sebagai alat bunyi untuk memanggil pend...

Ukiran Gorga Si...

Oleh hokky saavedra | 09 Apr 2012.
Ornamen Arsitektural

Ukiran gorga "singa" sebagai ornamentasi tradisi kuno Batak merupakan penggambaran kepala singa yang terkait dengan mitologi batak sebagai...