Cerita Rakyat
Cerita Rakyat
Cerita Rakyat Jawa Timur Pasuruan
Legenda Danau Ranu Grati dan Naga Baru Klinting
- 11 Juli 2018

Menurut legenda dan kepercayaan masyarakat sekitar, pada jaman dahulu Desa Ranuklindungan merupakan sebuah wilayah bekas Kademangan Klindungan. Kawasan itu terkenal akan kesuburan alamnya. Di wilayah itu hidup seorang yang sakti nan arif bijaksana, Begawan Nyampo namanya. Suatu hari, ia didatangi Endang Sukarni dari Keraton Mataram. Dia melarikan diri dari keraton karena hendak dinikahkan dengan lelaki yang tidak ia sukai. Endang Sukarni adalah seorang gadis molek nan jelita. Sang putri memikat hati Begawan Nyampo.

Sebagai simbul rasa cintanya, Begawan memberikan sebilah pisau kepada Dewi Endang Sukarni. Namun Begawan juga berpesan unmtuk tidak memangku pisau yang hendak dipergunakan Dewi Endang mencari daun jati. Sayangnya, suatu ketika ternyata Dewi Endang melupakan pesan sang Begawan dan memangku pisau itu. Keteledoran itu membuat dirinya hamil dan melahirkan seorang bayi setengah ular. Wujud manusia setengah ular itu ia beri nama Baru Klinting.

Baru Klinting tubuhnya dipenuhi sisik ular. Hal ini menjadikan Penduduk mengucilkannya. Begawan yang menganggap Baru Klinting sebagai anaknya sendiri merasa malu akan kejadian itu. Begawan dan Dewi Endang Sukarni akhirnya menyepakati untuk menyingkirkan Naga Baru Klinting. Maka dicarilah dua tantangan yang tidak akan bisa dilalui dengan selamat oleh Naga Baru Klinting.

Baca Juga : Legenda Kota : Tank Amfibi dan Seluruh Pasukan Didalamnya Hilang Tenggelam di Danau Ranu Grati

Ujian atau tantangan pertama bagi Naga Baru Klinting adalah mengambil air dengan menggunakan keranjang bambu yang berlubang. Ternyata walau menggunakan keranjang bambu berlubang, Naga Baru Klinting bisa memenuhi isi sebuah kolam luas yang dibuat oleh Sang Begawan dengan air.

Ujian kedua juga dimenangkan oleh Naga Baru KLinting. Bahkan Naga Baru Klinting dapat membunuh buaya putih yang diperintahkan Begawan Nyampo untuk melenyapkan dirinya dari muka bumi lantaran rasa malu akan ujudnya. Kematian Buaya Putih yang tak lain adalah putra Raden Dodo Putih, adik Begawan Nyampo, membuktikan kesaktian Naga Baru Klinting dan membuat ciut nyali sang Begawan.

Tanpa disadari Naga Baru Klinting, Begawan Nyampo membujuknya untuk melakukan tabrata dengan melingkari Gunung Kelut, tapabrata itu dimaksudkan agar Naga Baru Klinting bisa menjadi manusia sempurna seperti orang kedua tuanya. Dalam melakukan tapa itulah Naga Baru Klinting tewas. Tubuhnya dibantai dan dimakan oleh penduduk sekitar setelah dicacah menjadi 40 bagian. Tempat pembantaian itu kini bernama Desa Mblereh. Sedangkan tempat pembersihan sisik (kresek) sekarang dinamai Desa Kresek. Nama Desa Petangpuluh dahulu merupakan sebuah tempat pemotongan Naga Baru Klinting dan tempat pembakaran (tunu) daging menjadi nama Desa Grati Tunon.

Karena rasa rindunya, Dewi Endang Sukarni hendak mencari anaknya. Namun ia tak mengetahui jika anaknya telah mati dibantai penduduk. Mengetahui jika Dewi Endang Sukarni ibu dari Naga Baru Klinting, warga yang dilalui dalam pencarian anaknya bukan mala h dibantu justru menerma ejekan, makian bahkan siksaan. Lantaran kesal dan hilang sabar serta hendak memberikan pelajaran kepada si pengejek, Dewi Endang Menantang setiap warga tersebut untuk mencabut Sodo Lanang yang ditancapkannya di dalam tanah.

Walau hanya sebatang lidi, Sodo Lanang ternyata tak ada yang mampu mencabutnya. Saat itulah sebatang lidi bernama Sodo Lanang itu dicabutnya dan bekas lubang tancapan Sodo Lanang pemberian putranya dalam mimpi memancarkan air yang sangat deras. Air itu semakin lama semakin deras memancar. Air itu terus menyembur bagai semburan lumpur lapindo. Dan menenggelamkan apa saja termasuk penduduk yang memperlakukan ibu Naga Baru Klinting bagai hewan tak berguna. Luapan air yang keluar dari bekas tancapan Sodo Lanang terus melebar hingga seluas 1085 Hektar. Luas itu sama persis jika diukur dengan luas Danau Ranu Grati sekarang ini.

 

Sumber: http://gogelindonesia.blogspot.com/2016/07/legenda-danau-ranu-grati-dan-naga-baru.html

Diskusi

Silahkan masuk untuk berdiskusi.

Daftar Diskusi

Rekomendasi Entri

Gambar Entri
Upacara Kelahiran di Nias
Ritual Ritual
Sumatera Utara

Kelahiran seorang anak yang dinantikan tentu membuat seorang ibu serta keluarga menjadi bahagia karena dapat bertemu dengan buah hatinya, terutama bagi ibu (melahirkan anak pertama). Tetapi tidak sedikit pula ibu yang mengalami stress yang bersamaan dengan rasa bahagia itu. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan tentang makna dari pra-kelahiran seseorang dalam adat Nias khusunya di Nias Barat, Kecamatan Lahomi Desa Tigaserangkai, dan menjelaskan tentang proses kelahiran anak mulai dari memberikan nama famanoro ono khora sibaya. Metode pelaksanaan dalam penelitian ini adalah menggunakan metode observasi dan metode wawancara dengan pendekatan deskriptif. pendekatan deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan fakta sosial dan memberikan keterangan yang jelas mengenai Pra-Kelahiran dalam adat Nias. Adapun hasil dalam pembahasan ini adalah pra-kelahiran, pada waktu melahirkan anak, Pemberian Nama (Famatorõ Tõi), acara famangõrõ ono khõ zibaya (Mengantar anak ke rumah paman)...

avatar
Admin Budaya
Gambar Entri
Prajurit Pemanah Kasultanan Kasepuhan Cirebon Di Festival Keraton Nusantara
Seni Pertunjukan Seni Pertunjukan
Jawa Barat

Prajurit pemanah dari komunitas pemanah berkuda indonesia (KPBI) mengikuti Festival Keraton Nusantara 2017. mewakili kesultanan kasepuhan cirebon. PAKAIAN: terdiri dari ikat kepala/ totopong khas sunda jenis mahkuta wangsa. kain sembongb berwarnaungu di ikat di pinggang bersamaan dengan senjata tajam seperti golok dan pisau lalu baju & celana pangsi sunda. dengan baju corak ukiran batik khas sunda di bagian dada. untuk alas kaki sebagian besar memakai sendal gunung, namun juga ada yang memakai sepatu berkuda. BUSUR: sebagian besar memakai busur dengan model bentuk turkis dan ada juga memakai busur model bentuk korea. ANAK PANAH: Semua nya memakai anak panah bahan natural seperti bambu tonkin, kayu mapple & kayu spruce QUIVER (TEMPAT ANAK PANAH): Semua pemanah menggunakan quiver jenis backside quiver atau hip quiver . yaitu quiver yang anak panah di pasang di pinggang dan apabila anak panah di pasang di dalam quiver , nock anak panah menghadap ke belaka...

avatar
ASEP NU KASEP TEA ATUH PIRAKU
Gambar Entri
Prajurit pemanah kasultanan kasepuhan cirebon di festival keraton nusantara
Seni Pertunjukan Seni Pertunjukan
Jawa Barat

Prajurit pemanah dari komunitas pemanah berkuda indonesia (KPBI) mengikuti Festival Keraton Nusantara 2017. mewakili kesultanan kasepuhan cirebon. PAKAIAN : terdiri dari ikat kepala/ totopong khas sunda jenis mahkuta wangsa. kain sembong berwarna ungu di ikat di pinggang bersamaan dengan senjata tajam seperti golok ataupun pisau lalu baju & celana pangsi sunda. dengan baju corak ukiran batik khas sunda di bagian dada. untuk alas kaki sebagian besar memakai sendal gunung, namun juga ada yang memakai sepatu berkuda. BUSUR : sebagian besar memakai busur dengan model bentuk turkis dan ada juga memakai busur model bentuk korea. ANAK PANAH : Semua nya memakai anak panah bahan natural seperti bambu tonkin, kayu mapple & kayu spruce QUIVER (TEMPAT ANAK PANAH): Semua pemanah menggunakan quiver jenis backside quiver atau hip quiver . yaitu quiver yang anak panah di pasang di pinggang dan apabila anak panah di pasang di dalam quiver , nock anak panah menghad...

avatar
ASEP NU KASEP TEA ATUH PIRAKU
Gambar Entri
Kirab agung milad ke 215 kesultanan kacirebonan
Seni Pertunjukan Seni Pertunjukan
Jawa Barat

aksi pertunjukan pusaka dan pasukan kesultanan kacirebonan dari balaikota cirebon sampai ke keraton kacirebonan

avatar
ASEP NU KASEP TEA ATUH PIRAKU
Gambar Entri
PANURUNG: Pasukan Pengawal Keraton Sumedang Larang
Senjata dan Alat Perang Senjata dan Alat Perang
Jawa Barat

Para pasukan penjaga keraton Sumedang larang

avatar
ASEP NU KASEP TEA ATUH PIRAKU