Cerita Rakyat
Cerita Rakyat
Cerita Rakyat Banten Banten
Legenda Cikaputrian
- 15 Mei 2018

Pada jaman dahulu kala hiduplah seorang putri raja yang dikarunia wajah yang sangat menawan. Amat cantik jelita rupa wajahnya. Namun tidak seperti wajahnya yang cantik, tabiat perilaku sang putri sangat buruk dan tidak terpuji. Marasa dirinya merupakan putri Raja, sang Putri sangat manja. Segala keinginannya harus dituruti. Jika tidak dituruti ia akan merajuk dan marah-marah. Sang Putri juga dikenal sebagai orang yang sangat pemalas. Ia kerap menghabiskan waktunya untuk berhias dan kemudian mengagumi kecantikannya sendiri. Satu sifat buruk lain dari Sang Putri adalah kesombongannya. Sang Putri merasa dia adalah perempuan sempurna, selain putri seorang raja dia juga memiliki paras yang sangat cantik.

Sang Raja pernah memberikan sebuah puri yang indah untuk putrinya itu setelah putrinya itu meminta dengan memaksa. Puri itu sangat indah, terletak di kaki gunung. Selain luas lagi megah bangunannya, puri itu juga dilengkapi dengan taman yang sangat asri. Berbagai tanaman bunga ditanam di taman yang indah itu. Serasa untuk melengkapi keindahannya, terdapat sebuah danau di dekat puri itu.

Danau di dekat puri berair sangat jernih serasa dapat digunakan untuk berkaca. Jika sang Putri berada di purinya, sang Putri kerap mandir di danau itu. Sang Putri tidak memperbolehkan siapapun juga untuk mandiri di danau itu tanpa izin langsung darinya. Sang Putri akan meminta ayahandanya untuk menjatuhkan hukuman yang berat kepada siapapun yang mandi di danau itu tanpa izinnya.

Pada suatu hari sang Putri berada di Purinya seperti biasanya, sang Putri mandi di danau itu seorang diri. Dayang-dayangnya bahkan tidak diperbolehkan untuk mendekati danau tersebut. Sang Putri seperti ingin menguasai sepenuhnya danau itu sendirian. Dia enggan berbagi dengan siapapun juga.

Ketika sang Putri tengah mandi, seorang perempuan tua berpakaian kumal lagi compang-camping datang ke danau itu. Entah darimana asal si perempuan tua karena mendadak dia muncul dekat danau. Sepertinay dia ingin mandi atau mencuci muka di danau itu.

Sang Putri sangat terperanjat mendapati kehadiran si perempuan tua berpakaian compang-camping. Dia segera mendatangi dan bertolak pinggang di hadapan si perempuan tua. Katanya dengan wajah menyiratkan kemarahan dan jari telunjuk kanan teracung ke arah si perempuan tua.” Hei peempuan tua, siapa engkau?”

Si perempuan tua terperanjat, Dia hanya terdiam dan menatap heran pada sang Putri.

“Mau apa engaku ke danau ini? Mau mandi?”

Si perempuan tua masih tetap terdiam. Dia seperti kebingungan dan keheranan mendengar bentakan sang Putri.

“Hai perempuan tua! Tulikah engaku hingga tidak mendengar pertanyaanku?” kedua mata sang Putri melotot ke arah si perempuan tua.” Atau jangan-jangan engkau buta pula sehingga tidak tahu jika danau ini adalah milik prribadiku. Danau ini hanya khusus untukku, putri raja, bukan untuk perempuan tua dekil seperti engkau.”

Si perempuan tua tetap terdiam. Bibirnya tampak gemetar seperti sedang menahan amarah.

Mendapati si perempuan tua tetap terdiam dan juga tidak beranjak pergi, Sang Putri kembali menghardik dengan kasar.” Perempuan dekil, lekas engkau pergi menjauh dari danau ini! Pergi! Air danau yang jernih ini akan kotor terkena tubuhmu yang dekil dan bau!”

“Betapa sombongnya engkau ini.” Akhirnya keluar juga ucapan dari si perempuan tua.

“apa katamu.” Sang Putri langsung menyela.” Lancang sekali mulutmu! Apakah engkau tidak tau saat ini tengah berhadapan dengan siapa?”

“Aku tahu. Aku tengah berhadapan dengan seorang Putri Raja.” Jawab si perempuan tua.” Namun apakah karena engkau Putri raja lantas engkau dapat bertindak semaumu terhadap orang lain?”

“Apa pedulimu?” Sang Putri bertambah marah.” Aku Putri raja, aku bebas berbuat apapun yang aku suka, termasuk mengusirmu! Pergi engkau hai perempuan dekil buruk rupa.”

“Engkau memang putri raja, namun tidak seharusnya seorang putri raja bebas mengumbar ucapan kesombongan! Meski putri raja engkau tetaplah seorang manusia adanya. Ucapan kasar lagi sombongmu itu tidak layak keluar dari mulut seorang manusia. Ucapanmu sungguh berbisa dan hanya ular hitam berbisa saja yang memiliki mulut seperti itu.”

 

Seketika si perempuan tua selesai berucap, tiba-tiba terjadilah keajaiban. Langit mendadak berubah menjadi gelap. Mendung tebal bergulung-gulung , sangat menakutkan untuk dilihat. Tiba-tiba cahaya menyilaukan mata menerangi kegelapan disusul petir yang menggelegar menghantam tubuh sang Putri. Seketika tubuh sang Putri terpental dan berubah wujud menjadi seekor ular hitam berbisa!

Sang Putri raja kena kutukan menjadi ular hitam berbisa karena kesombongannya.

Ular hitam jelmaan Putri raja terlihat sangat sedih. Airmatanya bercucuran. Airmata penyesalan. Mulutnya terlihat bergerak-gerak dan suaranya mendesis seolah meminta maaf atas perlakuan buruknya kepada si perempuan tua. Namun, airmata penyesalan tinggallah air mata dan penyesalannya karena wujud sang Putri raja berubah menjadi ular.

Dari langit tiba-tiba terdengar suara yang tertuju pada ular hitam berbisa jelmaan sang Putri raja.” Karena kesombonganmu, engkau memang tidak pantas menjadi manusia. Engkau hanya pantas menjadi ular berbisa untuk selama-lamanya!”

Kutukan telah jatuh dan tetap untuk sang Putri raja.

Meski menggunung penyesalannya, tetap sang Putri Raja berwujud ular hitam berbisa. Wujudnya tidak dapat kembali lagi seperti semula. Dengan air mata yang terus mengucur, ular hitam itu memasuki danau. Karena dia sangat malu dengan wujudnya saat ini, dia bersembunyi di dasar danau yang dapat digunakan sebagai tempat persembunyian baginya.

Terkenanya sang Putri Raja oleh kutukan hingga berubah wujud menjadi ular hitam berbisa diketahui oleh pada penduduk sekitar danau. Mereka lantas menamakan danau itu dengan nama Cikaputrian yang artinya danau tempat sang Putri mandi.

http://dongengceritarakyat.com/cerita-rakyat-banten-legenda-asal-mula-cikaputrian/

Dahulu kala hiduplah ada seorang putri raja wajahnya sangat cantik. Namun sang putri memiliki, tabiat yang sangat buruk dan tidak terpuji. Sering sekali marah – marah, dan selalu ingin menang sendiri. Karena dia seorang putri Raja, dia merasa wanita yang paling hebat dan sempurna dalam segala hal. Sang putri memiliki sebuah Puri itu sangat indah, terletak di kaki gunung. Selain luas lagi megah bangunannya, puri itu juga dilengkapi berbagai tanaman bunga yang indah. Sebuah danau yang indah juga terletak di dekat puri itu. Danau itu memiliki air yang sangat jernih, sang Putri sering mandi di danau itu. Sang Putri tidak memperbolehkan siapapun juga untuk mandiri di danau itu tanpa izin. Pada suatu hari sang Putri berada di Purinya seperti biasanya, sang Putri mandi di danau itu seorang diri. Dayang-dayangnya bahkan tidak diperbolehkan untuk mendekati danau tersebut. Sang Putri seperti ingin menguasai sepenuhnya danau itu sendirian. Ketika sang Putri sedang mandi, seorang perempuan tua berpakaian kumal datang ke danau itu. Ia hendak menggunakan air danau tersebut untuk membersihkan badannya. Melihat kehadiran si perempuan tua tersebut . Sang putri segera mendatangi dan membentak di hadapan si perempuan tua. ” Hei peempuan tua, siapa engkau?” kata Sang putri dengan nada yang sangat marah. Si perempuan tua terkejut, Dia hanya terdiam dan menatap heran pada sang Putri. “Mau apa engaku ke danau ini? Mau mandi?” Si perempuan tua tetap terdiam. Bibirnya tampak gemetar seperti sedang menahan amarah. Mendapati si perempuan tua terdiam dan juga tidak beranjak pergi, Sang Putri kembali menghardik dengan kasar “Hai perempuan tua! Tulikah engkau hingga tidak mendengar pertanyaanku?, lekas engkau pergi menjauh dari danau ini! Pergi! Air danau yang jernih ini akan kotor terkena tubuhmu yang dekil dan bau!” kata Sang putri “Sombong sekali engkau ini.” Akhirnya keluar juga ucapan dari si perempuan tua. “apa katamu.” Sang Putri langsung menyela.” Lancang sekali mulutmu! Apakah engkau tidak tahu dengan siapa, kamu berbicara?” “Aku tahu. Aku tengah berhadapan dengan seorang Putri Raja.” Jawab si perempuan tua. ” Namun apakah karena engkau Putri raja, jadi engkau dapat bertindak semaumu terhadap orang lain?” Tambah si perempuan tua sekali lagi. “Apa pedulimu?” Sang Putri bertambah marah.” Aku Putri raja, aku bebas berbuat apapun yang aku suka, termasuk mengusirmu! Pergi engkau hai perempuan dekil buruk rupa.” “Seorang putri raja seharusnya berbicara dengan bahasa yang lebih baik, bukan dengan ucapan kesombongan! Ucapan mu kasar seperti mulut ular hitam berbisa dan kesombongmu itu tidak layak keluar dari mulut seorang manusia.” Ketika si perempuan tua selesai berucap, tiba-tiba langit mendadak berubah menjadi gelap. Di tengah kegelapan langit keluarlah cahaya menyilaukan mata, menghantam tubuh sang Putri. Seketika tubuh sang Putri terpental dan berubah wujud menjadi seekor ular hitam berbisa!

Read more at: http://cerita-rakyat.com/legenda-asal-mula-cikaputrian/
Dahulu kala hiduplah ada seorang putri raja wajahnya sangat cantik. Namun sang putri memiliki, tabiat yang sangat buruk dan tidak terpuji. Sering sekali marah – marah, dan selalu ingin menang sendiri. Karena dia seorang putri Raja, dia merasa wanita yang paling hebat dan sempurna dalam segala hal. Sang putri memiliki sebuah Puri itu sangat indah, terletak di kaki gunung. Selain luas lagi megah bangunannya, puri itu juga dilengkapi berbagai tanaman bunga yang indah. Sebuah danau yang indah juga terletak di dekat puri itu. Danau itu memiliki air yang sangat jernih, sang Putri sering mandi di danau itu. Sang Putri tidak memperbolehkan siapapun juga untuk mandiri di danau itu tanpa izin. Pada suatu hari sang Putri berada di Purinya seperti biasanya, sang Putri mandi di danau itu seorang diri. Dayang-dayangnya bahkan tidak diperbolehkan untuk mendekati danau tersebut. Sang Putri seperti ingin menguasai sepenuhnya danau itu sendirian. Ketika sang Putri sedang mandi, seorang perempuan tua berpakaian kumal datang ke danau itu. Ia hendak menggunakan air danau tersebut untuk membersihkan badannya. Melihat kehadiran si perempuan tua tersebut . Sang putri segera mendatangi dan membentak di hadapan si perempuan tua. ” Hei peempuan tua, siapa engkau?” kata Sang putri dengan nada yang sangat marah. Si perempuan tua terkejut, Dia hanya terdiam dan menatap heran pada sang Putri. “Mau apa engaku ke danau ini? Mau mandi?” Si perempuan tua tetap terdiam. Bibirnya tampak gemetar seperti sedang menahan amarah. Mendapati si perempuan tua terdiam dan juga tidak beranjak pergi, Sang Putri kembali menghardik dengan kasar “Hai perempuan tua! Tulikah engkau hingga tidak mendengar pertanyaanku?, lekas engkau pergi menjauh dari danau ini! Pergi! Air danau yang jernih ini akan kotor terkena tubuhmu yang dekil dan bau!” kata Sang putri “Sombong sekali engkau ini.” Akhirnya keluar juga ucapan dari si perempuan tua. “apa katamu.” Sang Putri langsung menyela.” Lancang sekali mulutmu! Apakah engkau tidak tahu dengan siapa, kamu berbicara?” “Aku tahu. Aku tengah berhadapan dengan seorang Putri Raja.” Jawab si perempuan tua. ” Namun apakah karena engkau Putri raja, jadi engkau dapat bertindak semaumu terhadap orang lain?” Tambah si perempuan tua sekali lagi. “Apa pedulimu?” Sang Putri bertambah marah.” Aku Putri raja, aku bebas berbuat apapun yang aku suka, termasuk mengusirmu! Pergi engkau hai perempuan dekil buruk rupa.” “Seorang putri raja seharusnya berbicara dengan bahasa yang lebih baik, bukan dengan ucapan kesombongan! Ucapan mu kasar seperti mulut ular hitam berbisa dan kesombongmu itu tidak layak keluar dari mulut seorang manusia.” Ketika si perempuan tua selesai berucap, tiba-tiba langit mendadak berubah menjadi gelap. Di tengah kegelapan langit keluarlah cahaya menyilaukan mata, menghantam tubuh sang Putri. Seketika tubuh sang Putri terpental dan berubah wujud menjadi seekor ular hitam berbisa!

Read more at: http://cerita-rakyat.com/legenda-asal-mula-cikaputrian/
Dahulu kala hiduplah ada seorang putri raja wajahnya sangat cantik. Namun sang putri memiliki, tabiat yang sangat buruk dan tidak terpuji. Sering sekali marah – marah, dan selalu ingin menang sendiri. Karena dia seorang putri Raja, dia merasa wanita yang paling hebat dan sempurna dalam segala hal. Sang putri memiliki sebuah Puri itu sangat indah, terletak di kaki gunung. Selain luas lagi megah bangunannya, puri itu juga dilengkapi berbagai tanaman bunga yang indah. Sebuah danau yang indah juga terletak di dekat puri itu. Danau itu memiliki air yang sangat jernih, sang Putri sering mandi di danau itu. Sang Putri tidak memperbolehkan siapapun juga untuk mandiri di danau itu tanpa izin. Pada suatu hari sang Putri berada di Purinya seperti biasanya, sang Putri mandi di danau itu seorang diri. Dayang-dayangnya bahkan tidak diperbolehkan untuk mendekati danau tersebut. Sang Putri seperti ingin menguasai sepenuhnya danau itu sendirian. Ketika sang Putri sedang mandi, seorang perempuan tua berpakaian kumal datang ke danau itu. Ia hendak menggunakan air danau tersebut untuk membersihkan badannya. Melihat kehadiran si perempuan tua tersebut . Sang putri segera mendatangi dan membentak di hadapan si perempuan tua. ” Hei peempuan tua, siapa engkau?” kata Sang putri dengan nada yang sangat marah. Si perempuan tua terkejut, Dia hanya terdiam dan menatap heran pada sang Putri. “Mau apa engaku ke danau ini? Mau mandi?” Si perempuan tua tetap terdiam. Bibirnya tampak gemetar seperti sedang menahan amarah. Mendapati si perempuan tua terdiam dan juga tidak beranjak pergi, Sang Putri kembali menghardik dengan kasar “Hai perempuan tua! Tulikah engkau hingga tidak mendengar pertanyaanku?, lekas engkau pergi menjauh dari danau ini! Pergi! Air danau yang jernih ini akan kotor terkena tubuhmu yang dekil dan bau!” kata Sang putri “Sombong sekali engkau ini.” Akhirnya keluar juga ucapan dari si perempuan tua. “apa katamu.” Sang Putri langsung menyela.” Lancang sekali mulutmu! Apakah engkau tidak tahu dengan siapa, kamu berbicara?” “Aku tahu. Aku tengah berhadapan dengan seorang Putri Raja.” Jawab si perempuan tua. ” Namun apakah karena engkau Putri raja, jadi engkau dapat bertindak semaumu terhadap orang lain?” Tambah si perempuan tua sekali lagi. “Apa pedulimu?” Sang Putri bertambah marah.” Aku Putri raja, aku bebas berbuat apapun yang aku suka, termasuk mengusirmu! Pergi engkau hai perempuan dekil buruk rupa.” “Seorang putri raja seharusnya berbicara dengan bahasa yang lebih baik, bukan dengan ucapan kesombongan! Ucapan mu kasar seperti mulut ular hitam berbisa dan kesombongmu itu tidak layak keluar dari mulut seorang manusia.” Ketika si perempuan tua selesai berucap, tiba-tiba langit mendadak berubah menjadi gelap. Di tengah kegelapan langit keluarlah cahaya menyilaukan mata, menghantam tubuh sang Putri. Seketika tubuh sang Putri terpental dan berubah wujud menjadi seekor ular hitam berbisa!

Read more at: http://cerita-rakyat.com/legenda-asal-mula-cikaputrian/
Dahulu kala hiduplah ada seorang putri raja wajahnya sangat cantik. Namun sang putri memiliki, tabiat yang sangat buruk dan tidak terpuji. Sering sekali marah – marah, dan selalu ingin menang sendiri. Karena dia seorang putri Raja, dia merasa wanita yang paling hebat dan sempurna dalam segala hal. Sang putri memiliki sebuah Puri itu sangat indah, terletak di kaki gunung. Selain luas lagi megah bangunannya, puri itu juga dilengkapi berbagai tanaman bunga yang indah. Sebuah danau yang indah juga terletak di dekat puri itu. Danau itu memiliki air yang sangat jernih, sang Putri sering mandi di danau itu. Sang Putri tidak memperbolehkan siapapun juga untuk mandiri di danau itu tanpa izin. Pada suatu hari sang Putri berada di Purinya seperti biasanya, sang Putri mandi di danau itu seorang diri. Dayang-dayangnya bahkan tidak diperbolehkan untuk mendekati danau tersebut. Sang Putri seperti ingin menguasai sepenuhnya danau itu sendirian. Ketika sang Putri sedang mandi, seorang perempuan tua berpakaian kumal datang ke danau itu. Ia hendak menggunakan air danau tersebut untuk membersihkan badannya. Melihat kehadiran si perempuan tua tersebut . Sang putri segera mendatangi dan membentak di hadapan si perempuan tua. ” Hei peempuan tua, siapa engkau?” kata Sang putri dengan nada yang sangat marah. Si perempuan tua terkejut, Dia hanya terdiam dan menatap heran pada sang Putri. “Mau apa engaku ke danau ini? Mau mandi?” Si perempuan tua tetap terdiam. Bibirnya tampak gemetar seperti sedang menahan amarah. Mendapati si perempuan tua terdiam dan juga tidak beranjak pergi, Sang Putri kembali menghardik dengan kasar “Hai perempuan tua! Tulikah engkau hingga tidak mendengar pertanyaanku?, lekas engkau pergi menjauh dari danau ini! Pergi! Air danau yang jernih ini akan kotor terkena tubuhmu yang dekil dan bau!” kata Sang putri “Sombong sekali engkau ini.” Akhirnya keluar juga ucapan dari si perempuan tua. “apa katamu.” Sang Putri langsung menyela.” Lancang sekali mulutmu! Apakah engkau tidak tahu dengan siapa, kamu berbicara?” “Aku tahu. Aku tengah berhadapan dengan seorang Putri Raja.” Jawab si perempuan tua. ” Namun apakah karena engkau Putri raja, jadi engkau dapat bertindak semaumu terhadap orang lain?” Tambah si perempuan tua sekali lagi. “Apa pedulimu?” Sang Putri bertambah marah.” Aku Putri raja, aku bebas berbuat apapun yang aku suka, termasuk mengusirmu! Pergi engkau hai perempuan dekil buruk rupa.” “Seorang putri raja seharusnya berbicara dengan bahasa yang lebih baik, bukan dengan ucapan kesombongan! Ucapan mu kasar seperti mulut ular hitam berbisa dan kesombongmu itu tidak layak keluar dari mulut seorang manusia.” Ketika si perempuan tua selesai berucap, tiba-tiba langit mendadak berubah menjadi gelap. Di tengah kegelapan langit keluarlah cahaya menyilaukan mata, menghantam tubuh sang Putri. Seketika tubuh sang Putri terpental dan berubah wujud menjadi seekor ular hitam berbisa!

Read more at: http://cerita-rakyat.com/legenda-asal-mula-cikaputrian/

Diskusi

Silahkan masuk untuk berdiskusi.

Daftar Diskusi

Rekomendasi Entri

Gambar Entri
Tradisi MAKA
Seni Pertunjukan Seni Pertunjukan
Nusa Tenggara Barat

MAKA merupakan salah satu tradisi sakral dalam budaya Bima. Tradisi ini berupa ikrar kesetiaan kepada raja/sultan atau pemimpin, sebagai wujud bahwa ia bersumpah akan melindungi, mengharumkan dan menjaga kehormatan Dou Labo Dana Mbojo (bangsa dan tanah air). Gerakan utamanya adalah mengacungkan keris yang terhunus ke udara sambil mengucapkan sumpah kesetiaan. Berikut adalah teks inti sumpah prajurit Bima: "Tas Rumae… Wadu si ma tapa, wadu di mambi’a. Sura wa’ura londo parenta Sara." "Yang mulia tuanku...Jika batu yang menghadang, batu yang akan pecah, jika perintah pemerintah (atasan) telah dikeluarkan (diturunkan)." Tradisi MAKA dalam Budaya Bima dilakukan dalam dua momen: Saat seorang anak laki-laki selesai menjalani upacara Compo Sampari (ritual upacara kedewasaan anak laki-laki Bima), sebagai simbol bahwa ia siap membela tanah air di berbagai bidang yang digelutinya. Seharusnya dilakukan sendiri oleh si anak, namun tingkat kedewasaan anak zaman dulu dan...

avatar
Aji_permana
Gambar Entri
Wisma Muhammadiyah Ngloji
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

Wisma Muhammadiyah Ngloji adalah sebuah bangunan milik organisasi Muhammadiyah yang terletak di Desa Sendangagung, Kecamatan Minggir, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Wisma ini menjadi pusat aktivitas warga Muhammadiyah di kawasan barat Sleman. Keberadaannya mencerminkan peran aktif Muhammadiyah dalam pemberdayaan masyarakat melalui pendekatan dakwah dan pendidikan berbasis lokal.

avatar
Bernadetta Alice Caroline
Gambar Entri
SMP Negeri 1 Berbah
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

SMP Negeri 1 Berbah terletak di Tanjung Tirto, Kelurahan Kalitirto, Kecamatan Berbah, Sleman. Gedung ini awalnya merupakan rumah dinas Administratuur Pabrik Gula Tanjung Tirto yang dibangun pada tahun 1923. Selama pendudukan Jepang, bangunan ini digunakan sebagai rumah dinas mandor tebu. Setelah Indonesia merdeka, bangunan tersebut sempat kosong dan dikuasai oleh pasukan TNI pada Serangan Umum 1 Maret 1949, tanpa ada yang menempatinya hingga tahun 1951. Sejak tahun 1951, bangunan ini digunakan untuk kegiatan sekolah, dimulai sebagai Sekolah Teknik Negeri Kalasan (STNK) dari tahun 1951 hingga 1952, kemudian berfungsi sebagai STN Kalasan dari tahun 1952 hingga 1969, sebelum akhirnya menjadi SMP Negeri 1 Berbah hingga sekarang. Bangunan SMP N I Berbah menghadap ke arah selatan dan terdiri dari dua bagian utama. Bagian depan bangunan asli, yang sekarang dijadikan kantor, memiliki denah segi enam, sementara bagian belakangnya berbentuk persegi panjang dengan atap limasan. Bangunan asli dib...

avatar
Bernadetta Alice Caroline
Gambar Entri
Pabrik Gula Randugunting
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

Pabrik Gula Randugunting menyisakan jejak kejayaan berupa klinik kesehatan. Eks klinik Pabrik Gula Randugunting ini bahkan telah ditetapkan sebagai cagar budaya di Kabupaten Sleman melalui SK Bupati Nomor Nomor 79.21/Kep.KDH/A/2021 tentang Status Cagar Budaya Kabupaten Sleman Tahun 2021 Tahap XXI. Berlokasi di Jalan Tamanmartani-Manisrenggo, Kalurahan Tamanmartani, Kapanewon Kalasan, Kabupaten Sleman, pabrik ini didirikan oleh K. A. Erven Klaring pada tahun 1870. Pabrik Gula Randugunting berawal dari perkebunan tanaman nila (indigo), namun, pada akhir abad ke-19, harga indigo jatuh karena kalah dengan pewarna kain sintesis. Hal ini menyebabkan perkebunan Randugunting beralih menjadi perkebunan tebu dan menjadi pabrik gula. Tahun 1900, Koloniale Bank mengambil alih aset pabrik dari pemilik sebelumnya yang gagal membayar hutang kepada Koloniale Bank. Abad ke-20, kemunculan klinik atau rumah sakit di lingkungan pabrik gula menjadi fenomena baru dalam sejarah perkembangan rumah sakit...

avatar
Bernadetta Alice Caroline
Gambar Entri
Kompleks Panti Asih Pakem
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

Kompleks Panti Asih Pakem yang terletak di Padukuhan Panggeran, Desa Hargobinangun, Kecamatan Pakem, Kabupaten Sleman, merupakan kompleks bangunan bersejarah yang dulunya berfungsi sebagai sanatorium. Sanatorium adalah fasilitas kesehatan khusus untuk mengkarantina penderita penyakit paru-paru. Saat ini, kompleks ini dalam kondisi utuh namun kurang terawat dan terkesan terbengkalai. Beberapa bagian bangunan mulai berlumut, meskipun terdapat penambahan teras di bagian depan. Kompleks Panti Asih terdiri dari beberapa komponen bangunan, antara lain: Bangunan Administrasi Paviliun A Paviliun B Paviliun C Ruang Isolasi Bekas rumah dinas dokter Binatu dan dapur Gereja

avatar
Bernadetta Alice Caroline