Konon di atas Gunung Emansiri yang puncaknya menjulang persis di atas kampung Lobo hidup seekor burung yang besar yakni Burung Garuda, jenis Elang yang sangat besar.
Di tempat itu juga hidup pula seekor ular besar yang disebut ular naga. Bagian Kiri dan Kanan Gunung itu sangat terjal. Ular itu tidak kemana-mana, hidupnya bergantung pada sisa –sisa makanan yang dijatuhkan oleh burung garuda. Makanan burung itu berupa binatang dari hutan, ikan, atau mangsa lain yang dapat di makan. Burung ini, dapat terbang ke mana- mana, mencari makanan sampai ke daerah Fakfak, ke seluruh wilayah Papua, bahkan iapun dapat mencari ke daerah lain di wilayah luar. Ke manapun burung ini terbang mencari mangsa pasti dia akan kembali ke tempat asalnya yaitu Gunung Emansiri, Kampung Lobo , Kaimana.
Konon pada suatu hari, warga sekitar kampung Lobo pernah melihat atau menyaksikan Burung Garuda mengangkut atau mengangkat sebuah perahu Kole-Kole bersama satu orang di dalamnya ke atas puncak Gunung Emansiri.
Warga sekitar yang menyaksikan peristiwa itu sangat terkejut dan ketakutan.Mereka merasa terancam .
Sejak peristiwa itu, warga sekitar hanya mencari ikan pada waktu malam. Orang yang mengerjakkan kebun pada siang hari perlu ada orang yang memperhatikan, terutama dapat melihat bayangan burung Garuda yang terbang. Ketika Burung Garuda terbang atau melintas, Orang- orang yang ada disekitar cepat atau segera bersembunyi di balik pepohonan ataupun tempat lain yang dianggap aman. Mereka menunggu sampai burung sudah tidak kelihatan lagi. Setelah itu mereka melanjutkan pekerjaan keseharian .
Hari berganti hari begitulah kehidupan mereka yang selalu diliputi cemas, gelisah bahkan rasa takut yang selalu menghantui kehidupan mereka. Warga kampung duduk bersama untuk membicarakan bagaimana caranya untuk mengusir ataupun cara lain untuk membunuh burung tersebut.
Sambil membicarakan hal itu mereka melihat ada Kapal Layar besar bertiang tiga yang datang dari kejauhan. Perlahan – lahan kapal itu datang dan menghampiri tempat di mana mereka berada. Kapal itu merapat dan berlabuh dalam teluk di depan kampung Lobo.
Pertama Warga Kampung takut melihat orang asing yang ada di kapal. Tapi Lewat bahasa isyarat, juru bahasa asing dapat memahami kondisi dan keberadaan mereka.
Warga sekitar mulai menceritakan bahwa di atas gunung itu ada seekor burung yang amat besar. Burung itu Selalu memangsa binatang atau ikan bahkan manusia juga. Selain burung ada juga terdapat ular besar yang mempunyai bola mustika. Kami merasa takut dengan burung tersebut.
Mendengar cerita tersebut, orang Asing tertarik untuk mengambil bola mustika yang ada di Gunung Emansiri. Untuk itu Orang Asing mencari akal dan berusaha untuk membunuh ular terlebih dahulu.
Keesokan hari, pada waktu pagi cerah mereka menambatkan seekor anjing di atas rakit kecil. Rakit dibiarkan terapung. Orang asing dan warga kampung berada tidak jauh dari rakit itu. selang beberapa waktu muncul burung itu, kemudian menghampiri rakit itu. Orang Asing mulai melepaskan tembakan bertubi- tubi tepat pada burung itu.
Kedua sayapnya patah dan jatuh terkapar mati di sebuah pulau kecil depan Kampung Lobo. Karena burung ini sangat besar maka hampir seluruh bagian tubuhnya menutup pulau itu.
Saat itu juga , orang- orang Asing menggunakan berbagai alat termasuk tali panjang untuk memanjat Gunung Emansiri . Malam itu juga mereka menyaksikan ular besar itu bermain dengan, “ Mustika ,” bola yang bulat dan bercahaya di sekitarnya. Dengan tembakan, Ular itu takut dan menjauh, mustika diambil dan dimasukkan dalam kantong. Setelah mendapatkan mustika itu, segera meluncur ke bawah kaki Gunung Emansiri. Selanjutnya ke kapal, mengangkat sauh dan meninggalkan daerah atau teluk itu.
TELUK ITU YANG KEMUDIAN DI KENAL DENGAN NAMA “ TELUK TRITON.”
Tulang belulang dari burung Garuda itu, masih ada di pulau itu. Tangga atau alat – alat lain termasuk goa ketika orang asing ( orang – orang portugis dan Belanda ) untuk memanjat gunung itu masih ada.
Ular itu juga nyaris atau hampir mati kelaparan karena tidak ada makanan, yaitu sisa – sisa makanan daging dan ikan yang jatuh dari mulut burung garuda semasa hidupnya. Kemudian Masyarakat Lobo dan sekitarnya dapat berkebun dan melaut di siang hari tanpa ada rasa takut terhadap burung Garuda yang mengancam kehidupan mereka kala itu.
sumber:
1. Rendang (Minangkabau) Rendang adalah hidangan daging (umumnya sapi) yang dimasak perlahan dalam santan dan bumbu rempah-rempah yang kaya selama berjam-jam (4–8 jam). Proses memasak yang sangat lama ini membuat santan mengering dan bumbu terserap sempurna ke dalam daging. Hasilnya adalah daging yang sangat empuk, padat, dan dilapisi bumbu hitam kecokelatan yang berminyak. Cita rasanya sangat kompleks: gurih, pedas, dan beraroma kuat. Rendang kering memiliki daya simpan yang panjang. Rendang adalah salah satu hidangan khas Indonesia yang paling terkenal dan diakui dunia. Berasal dari Minangkabau, Sumatera Barat, masakan ini memiliki nilai budaya yang tinggi dan proses memasak yang unik. 1. Asal dan Filosofi Asal: Rendang berasal dari tradisi memasak suku Minangkabau. Secara historis, masakan ini berfungsi sebagai bekal perjalanan jauh karena kemampuannya yang tahan lama berkat proses memasak yang menghilangkan air. Filosofi: Proses memasak rendang yang memakan waktu lama mela...
Ayam goreng adalah salah satu menu favorit keluarga yang tidak pernah membosankan. Namun, jika kamu ingin mencoba variasi yang lebih gurih dan harum, ayam goreng bawang putih renyah adalah pilihan yang tepat. Ciri khasnya terletak pada aroma bawang putih yang kuat serta kriukannya yang renyah saat digigit. Resep ini juga sangat mudah dibuat, cocok untuk menu harian maupun ide jualan. Bahan-Bahan Bahan Ayam Ungkep ½ kg ayam (boleh potong kecil agar lebih cepat matang) 5 siung bawang putih 4 siung bawang merah 1 sdt ketumbar bubuk 1 ruas kunyit (opsional untuk warna) Garam secukupnya Kaldu bubuk secukupnya Air ± 400 ml Bahan Kriuk Bawang 5–6 siung bawang putih, cincang halus 3 sdm tepung maizena ¼ sdt garam ¼ sdt lada Minyak banyak untuk menggoreng Cara Membuat Ungkep ayam terlebih dahulu Haluskan bawang putih, bawang merah, kunyit, dan ketumbar. Tumis sebentar hingga harum. Masukkan ayam, aduk rata, lalu tuang air. Tambahkan garam dan kaldu...
Ayam ungkep bumbu kuning adalah salah satu menu rumahan yang paling praktis dibuat. Rasanya gurih, aromanya harum, dan bisa diolah lagi menjadi berbagai hidangan seperti ayam goreng, ayam bakar, hingga pelengkap nasi kuning. Keunggulan lainnya, resep ini termasuk cepat dan cocok untuk kamu yang ingin memasak tanpa ribet namun tetap enak. Berikut resep ayam ungkep bumbu kuning cepat yang bisa kamu coba di rumah. Bahan-Bahan ½ kg ayam, potong sesuai selera 4 siung bawang putih 5 siung bawang merah 1 ruas kunyit 1 ruas jahe 1 ruas lengkuas (geprek) 2 lembar daun salam 2 lembar daun jeruk 1 batang serai (geprek) 1 sdt ketumbar bubuk (opsional) Garam secukupnya Kaldu bubuk secukupnya Air ± 400–500 ml Minyak sedikit untuk menumis Cara Membuat Haluskan bumbu Blender atau ulek bawang merah, bawang putih, kunyit, jahe, dan ketumbar bubuk (jika dipakai). Semakin halus bumbunya, semakin meresap ke ayam. Tumis bumbu hingga harum Panaskan sedikit m...
Sumber daya air merupakan sebuah unsur esensial dalam mendukung keberlangsungan kehidupan di bumi. Ketersediaan air dengan kualitas baik dan jumlah yang cukup menjadi faktor utama keseimbangan ekosistem serta kesejahteraan manusia. Namun, pada era modern saat ini, dunia menghadapi krisis air yang semakin mengkhawatirkan (Sari et al., 2024). Berkurangnya ketersediaan air disebabkan oleh berbagai faktor global seperti pemanasan, degradasi lingkungan, dan pertumbuhan penduduk yang pesat. Kondisi tersebut menuntut adanya langkah-langkah strategis dalam pengelolaan air dengan memperhatikan berbagai faktor yang tidak hanya teknis, tetapi juga memperhatikan sosial dan budaya masyarakat. Salah satu langkah yang relevan adalah konservasi air berbasis kearifan lokal. Langkah strategis ini memprioritaskan nilai-nilai budaya masyarakat sebagai dasar dalam menjaga sumber daya air. Salah satu wilayah yang mengimplementasikan konservasi berbasis kearifan lokal yaitu Goa Ngerong di kecamatan Rengel,...
Kelahiran seorang anak yang dinantikan tentu membuat seorang ibu serta keluarga menjadi bahagia karena dapat bertemu dengan buah hatinya, terutama bagi ibu (melahirkan anak pertama). Tetapi tidak sedikit pula ibu yang mengalami stress yang bersamaan dengan rasa bahagia itu. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan tentang makna dari pra-kelahiran seseorang dalam adat Nias khusunya di Nias Barat, Kecamatan Lahomi Desa Tigaserangkai, dan menjelaskan tentang proses kelahiran anak mulai dari memberikan nama famanoro ono khora sibaya. Metode pelaksanaan dalam penelitian ini adalah menggunakan metode observasi dan metode wawancara dengan pendekatan deskriptif. pendekatan deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan fakta sosial dan memberikan keterangan yang jelas mengenai Pra-Kelahiran dalam adat Nias. Adapun hasil dalam pembahasan ini adalah pra-kelahiran, pada waktu melahirkan anak,Pemberian Nama (Famatorõ Tõi), acara famangõrõ ono khõ zibaya (Mengantar anak ke rumah paman),...