Cerita Rakyat
Cerita Rakyat
Cerita Rakyat Sumatera Barat Kota Padang
Legenda Batu Ajuang Batu Peti
- 12 November 2018 - direvisi ke 3 oleh Bangindsoft pada 12 November 2021

Alkisah di Kecamatan Pauh Kota Padang Sumatra Barat terdapat sebuah kerajaan kecil bernama Kerajaan Bukit Perasapan yang dipimpin oleh Raja Tuo. Kerajaan Bukit Perasapan terletak di kaki bukit Perasapan, pedalaman Nagari Pauh Limo. Raja Tuo memiliki putri semata wayang sangat cantik bernama Putri Lenggogeni. Disamping pintar, Putri Lenggogeni juga dikenal cerdas. Putri Lenggogeni sering memberikan masukan pada ayahnya ketika terhimpit masalah terkait kerajaan atau rakyat. Banyak lelaki  jatuh cinta pada Putri Lenggogeni tapi tidak berani melamarnya karena sadar bahwa putri hanya mau menerima lamaran Putra Mahkota Kerajaan.

Kebetulan saat itu, Tuan Hendrik, seorang saudagar kaya raya dari Rupit, Portugis tengah berdagang di daerah bukit Perasapan. Dua anak buah Tuan Hendrik, yaitu Rajo Anggang & Magek Labu mendengar kabar kecantikan Putri Lenggogeni. Mereka berdua kemudian pergi ke Pulau Cermin menemui Tuan Hendrik untuk menyampaikan kabar tentang Putri Lenggogeni pada Tuan Hendrik.

“Wahai Tuan Hendrik, ada seorang putri sangat cantik dan cerdas di Kerajaan Bukit Perasapan yang baru kami singgahi. Namanya Lenggogeni, putri Raja Tuo. Kiranya Tuan Hendrik berkenan melamar Putri Lenggogeni”. Kata Rajo Anggang.

“Benarkah ?” ujar Tuan Hendrik. “Baiklah aku akan melamarnya.” ujar Tuan Hendrik lagi setelah berpikir agak panjang.

“Jika begitu, maka sebaiknya Tuan Hendrik berpura-pura sebagai putra mahkota kerajaan karena Putri Lenggogeni adalah seorang putri mahkota. Seorang putri mahkota hanya mau menerima lamaran dari putra mahkota kerajaan.” kata Rajo Anggang.

Tuan Hendrik setuju dengan saran kedua anak buahnya. Mereka segera bersiap pergi ke Kerajaan Perasapan untuk melamar Putri Lenggogeni. Sesampainya di Kerajaan Perasapan, mereka menemui Raja Tuo dengan membawa sebuah peti berisi perhiasan emas.

“Wahai Raja bijaksana. Saya Hendrik, putra mahkota kerajaan Portugis. Maksud kedatangan saya kemari adalah untuk melamar putri baginda. Saya mohon sudilah kiranya baginda menerima lamaran saya.” Tuan Hendrik menyampaikan maksud kedatangannya. Tentu saja Tuan Hendrik berbohong.

“Saya sangat senang dengan kedatangan Tuan Hendrik kemari. Tapi apakah benar Tuan Hendrik adalah putra mahkota Kerajaan Portugis.” tanya Raja Tuo.

“Baginda Raja, saya bersumpah bahwa saya adalah putra mahkota Kerajaan Portugis. Apabila saya berbohong, maka kapal saya beserta isinya akan karam, hancur terhantam ombak kemudian menjadi batu.” kata Tuan Hendrik kembali berbohong.

“Baiklah. Kita tunggu saja selama tiga kali bulan purnama untuk membuktikan sumpahmu.” kata Raja Tuo.

Singkat cerita, tiga bulan purnama telah berlalu namun tidak terjadi apa apa. Kapal Tuan Hendrik beserta isinya masih utuh. Keadaan ini membuat Tuan Hendrik sangat senang karena merasa akan berhasil meminang Putri Lenggogeni yang sangat cantik. Ia pun segera pergi kembali ke Kerajaan Perasapan, menemui Raja Tuo untuk meminta jawaban atas lamarannya.

Di tengah perjalanan, tiba-tiba saja langit berubah menjadi sangat gelap. Angin bertiup sangat kencang diselingi petir menyambar-nyambar silih berganti. Ombak sangat besar tiba-tiba menghantam kapal Tuan Hendrik hingga akhirnya karam di Bukit Koto Nan Tinggi. Tidak lama kemudian kapal Tuan Hendrik beserta isinya berubah menjadi batu. Kebohongan dibalas kehancuran. Tuan Hendrik menerima akibat dari sumpah yang ia ucapkan sendiri.

Diskusi

Silahkan masuk untuk berdiskusi.

Daftar Diskusi

Rekomendasi Entri

Gambar Entri
Upacara Kelahiran di Nias
Ritual Ritual
Sumatera Utara

Kelahiran seorang anak yang dinantikan tentu membuat seorang ibu serta keluarga menjadi bahagia karena dapat bertemu dengan buah hatinya, terutama bagi ibu (melahirkan anak pertama). Tetapi tidak sedikit pula ibu yang mengalami stress yang bersamaan dengan rasa bahagia itu. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan tentang makna dari pra-kelahiran seseorang dalam adat Nias khusunya di Nias Barat, Kecamatan Lahomi Desa Tigaserangkai, dan menjelaskan tentang proses kelahiran anak mulai dari memberikan nama famanoro ono khora sibaya. Metode pelaksanaan dalam penelitian ini adalah menggunakan metode observasi dan metode wawancara dengan pendekatan deskriptif. pendekatan deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan fakta sosial dan memberikan keterangan yang jelas mengenai Pra-Kelahiran dalam adat Nias. Adapun hasil dalam pembahasan ini adalah pra-kelahiran, pada waktu melahirkan anak, Pemberian Nama (Famatorõ Tõi), acara famangõrõ ono khõ zibaya (Mengantar anak ke rumah paman)...

avatar
Admin Budaya
Gambar Entri
Prajurit Pemanah Kasultanan Kasepuhan Cirebon Di Festival Keraton Nusantara
Seni Pertunjukan Seni Pertunjukan
Jawa Barat

Prajurit pemanah dari komunitas pemanah berkuda indonesia (KPBI) mengikuti Festival Keraton Nusantara 2017. mewakili kesultanan kasepuhan cirebon. PAKAIAN: terdiri dari ikat kepala/ totopong khas sunda jenis mahkuta wangsa. kain sembongb berwarnaungu di ikat di pinggang bersamaan dengan senjata tajam seperti golok dan pisau lalu baju & celana pangsi sunda. dengan baju corak ukiran batik khas sunda di bagian dada. untuk alas kaki sebagian besar memakai sendal gunung, namun juga ada yang memakai sepatu berkuda. BUSUR: sebagian besar memakai busur dengan model bentuk turkis dan ada juga memakai busur model bentuk korea. ANAK PANAH: Semua nya memakai anak panah bahan natural seperti bambu tonkin, kayu mapple & kayu spruce QUIVER (TEMPAT ANAK PANAH): Semua pemanah menggunakan quiver jenis backside quiver atau hip quiver . yaitu quiver yang anak panah di pasang di pinggang dan apabila anak panah di pasang di dalam quiver , nock anak panah menghadap ke belaka...

avatar
ASEP NU KASEP TEA ATUH PIRAKU
Gambar Entri
Prajurit pemanah kasultanan kasepuhan cirebon di festival keraton nusantara
Seni Pertunjukan Seni Pertunjukan
Jawa Barat

Prajurit pemanah dari komunitas pemanah berkuda indonesia (KPBI) mengikuti Festival Keraton Nusantara 2017. mewakili kesultanan kasepuhan cirebon. PAKAIAN : terdiri dari ikat kepala/ totopong khas sunda jenis mahkuta wangsa. kain sembong berwarna ungu di ikat di pinggang bersamaan dengan senjata tajam seperti golok ataupun pisau lalu baju & celana pangsi sunda. dengan baju corak ukiran batik khas sunda di bagian dada. untuk alas kaki sebagian besar memakai sendal gunung, namun juga ada yang memakai sepatu berkuda. BUSUR : sebagian besar memakai busur dengan model bentuk turkis dan ada juga memakai busur model bentuk korea. ANAK PANAH : Semua nya memakai anak panah bahan natural seperti bambu tonkin, kayu mapple & kayu spruce QUIVER (TEMPAT ANAK PANAH): Semua pemanah menggunakan quiver jenis backside quiver atau hip quiver . yaitu quiver yang anak panah di pasang di pinggang dan apabila anak panah di pasang di dalam quiver , nock anak panah menghad...

avatar
ASEP NU KASEP TEA ATUH PIRAKU
Gambar Entri
Kirab agung milad ke 215 kesultanan kacirebonan
Seni Pertunjukan Seni Pertunjukan
Jawa Barat

aksi pertunjukan pusaka dan pasukan kesultanan kacirebonan dari balaikota cirebon sampai ke keraton kacirebonan

avatar
ASEP NU KASEP TEA ATUH PIRAKU
Gambar Entri
PANURUNG: Pasukan Pengawal Keraton Sumedang Larang
Senjata dan Alat Perang Senjata dan Alat Perang
Jawa Barat

Para pasukan penjaga keraton Sumedang larang

avatar
ASEP NU KASEP TEA ATUH PIRAKU