|
|
|
|
![]() |
Lapaek Koto Dian Rawang Tanggal 22 Dec 2018 oleh Sri sumarni. |
Masyarakat di Desa Koto Dian mengolah pandan berduri (pandanus tectorius), di mana masyarakat desa setempat menyebut dengan pandan baiduri. Sejak zaman dahulu, pandan inilah yang selalu digunakan oleh masyarakat di desa tersebut untuk membuat kerajinan. Kemahiran kerajinan tradisional itu adalah Lapik atau biasa disebut dalam bahasa daerah setempat Lapaek. Akan tetapi karena Lapik/Lapaek tersebut hanya berasal dari desa Koto Dian Rawang maka akhirnya masyarakat umum menyebutnya dengan sebutan Lapik Rawang.
Lapik atau lapaek merupakan sebuah hasil kemahiran kerajinan tangan yang dibuat dari tumbuhan yang banyak tumbuh di alam sekitarnya dan biasa disebut dengan Pandan baiduri (pandan berduri), karena banyak tumbuh di daerah mereka, maka masyarakat Desa Koto Dian Rawang mengolah bahan tersebut menjadi lapaek. Keahlian menganyam lapaek secara umum dimiliki oleh kaum perempuan, baik ibu-ibu maupun remaja putri. Lapaek biasa digunakan sebagai alas duduk para pemangku adat/depati, pengantin pada saat pernikahan maupun pada saat upacara-upacara adat, tetapi ukuran lapaek yang digunakan tersebut berbeda dengan lapaek yang diduduki oleh masyarakat umumnya.
Pewarnaan lapaek pada awalnya menggunakan pewarnaan alami yang berasal dari kunyit, dan beberapa tumbuhan lainnya. Sedangkan motif-motif yang dipakai dalam lapaek, masih mempertahankan motif peninggalan nenek moyang mereka, di antaranya motif Melereng (motif miring-miring), motif Bungo pecah selapaeh (bunga pecah delapan), motif Belam tekurueng (burung balam terkurung), dan beberapa motif lainnya yang mereka sudah lupa namanya. Ketiga motif tersebut adalah motif inti yang ada dalam lapaek. Untuk mengukur lapaek yang dibuat, sampai saat ini masih dilakukan dengan cara tradisional, yaitu menggunakan tangan si pembuat lapaek, maksudnya adalah satuan ukuran menurut kebiasaan mereka, satu depo tambah lima jari (diukur dari siku orang yang membuat Lapaek, kemudian tambah lima jari di depannya).
Sumber : Buku Penetapan WBTB 2018
![]() |
Gambus
Oleh
agus deden
| 21 Jun 2012.
Gambus Melayu Riau adalah salah satu jenis instrumental musik tradisional yang terdapat hampir di seluruh kawasan Melayu.Pergeseran nilai spiritual... |
![]() |
Hukum Adat Suku...
Oleh
Riduwan Philly
| 23 Jan 2015.
Dalam upaya penyelamatan sumber daya alam di kabupaten Aceh Tenggara, Suku Alas memeliki beberapa aturan adat . Aturan-aturan tersebut terbagi dal... |
![]() |
Fuu
Oleh
Sobat Budaya
| 25 Jun 2014.
Alat musik ini terbuat dari bambu. Fuu adalah alat musik tiup dari bahan kayu dan bambu yang digunakan sebagai alat bunyi untuk memanggil pend... |
![]() |
Ukiran Gorga Si...
Oleh
hokky saavedra
| 09 Apr 2012.
Ukiran gorga "singa" sebagai ornamentasi tradisi kuno Batak merupakan penggambaran kepala singa yang terkait dengan mitologi batak sebagai... |