|
|
|
|
Ladang Gunung Tanggal 04 Jan 2019 oleh Aze . |
Daerah Banjar terkenal dengan pertanian ladang dan pertanian sawah. Pertanian ladang atau disebut ladang gunung. Di samping menanam padi di ladang, juga ditanam jenis tanaman Sembilan terutama kacang-kacangan. Pertanian di ladang ini menempati tempat kedua setelah pertanian di sawah.
Teknik pertanian. Pertanian ladang ini biasanya dilakukan di daerah pegunungan di mana tanah masih banyak dan luas, yang memungkinkan mereka ini untuk berpindah-pindah tempat untuk mencari daerah-daerah yang subur.
Untuk pertanian ladang biasanya ada dua macam tanah yaitu tanah yang masih berhutan lebat dan tanah yang hanya ditumbuhi alang-alang.
Pada tanah yang berhutan lebat urutan pekerjaan yang dilakukan untuk melaksanakan pertanian ladang adalah menebang dan menebas hutan, memotong kayu dan mebakar kayu tersebut.
Sedangkan pada tanah yang hanya ditumbuhi alang-alang yaitu membersihkan dan mencangkul tanah dalam gumpalan-gumpalan kecil dan alat untuk mencangkulnya diperlukan tajak gunung. Setelah itu dilubangi lagi dengan halu tugal dan ke dalam lubang dimasukan bibit.
Dalam upacara pertanian ladang di Kalimantan selatan ini dikenal adanya upacara yang disebut tandik sontokip, yakni sejenis tarian suku bangsa dayak di daerah Marindi —- Tabalon dari upacra ini adalah untuk meminta kepada Sang Hiang, agar dalam melaksanakan menanam padi selamat dan memberikan hasil yang memuaskan. Tarian ini dipimpin oleh seorang dukun wanita
Pertanian sawah. Daerah Kalimantan Selatan merupakan salah satu daerah penghasil beras utama di Indonesia di samping daerah Sulawesi Selatan.
Lokasi penghasil beras di Kalimantan Selatan meliputi, Banjarmasin, Kabupaten Banjar, Kabupaten Hulu Sungai Utara, Kabupaten Huku Sungai Tengah, Kabupaten Hulu Sungai Selatan, Kabupaten Tapin dan daerah Barito Selatan serta Pleihari. Adapun jenis-jenis sawah di daerah Kalimantan Selatan adalah.
-Sawah bayar atau sawah pasang surut,
-Sawah barat atau sawah tahun,
-Sawah timur atau sawah rintak,
-Sawah terapung atau sawah turung dan
-Sawah penyambung.
-Sedang jenis padi yang dihasilkan sawah-sawah tersebut adalah padi bayar putih, bayar melintang, bayar kuning, karang dukuh, siam, ketan putih, ketan hitam, kencana, palun dan sebagainya.
Cara pertanian di awah untuk daerah Kalimantan Selatan masih dilaksanakan secara tradisional, dimulai dari menanam bibit padi, memelihara, dan menuai (panen). Bukan hanya itu, teknik pertanianpun disesuaikan dengan kondisi alam setempat, misalnya orang menanam bibit padi selain dilakukan di atas tanah tinggi, juga ditanam di atas rakit yang diberi tanah. Sedangkan ani-ani digunakan sebagai alat untuk memotong padi pada umumnya.
Selain itu waktu yang tepat waktu musim mengetan padi orang-orang secara bergotong royong mengetam padi di sawah yang disebut ba-arian atau bahandipan. Setelah diketan padi tersebut disimpan untuk sementara ditempatkan di tempat yang dinamakan kerambat.
Kemudian setelah diirik (dipisahkan dari tangkai) dan dipompa lalu dijemur dan kemudian disimpan di dalam tempat yang disebut kindai atau kerangking.
Dalam hal ini daerah Kalimantan Selatan dikenal dengan adanaya upacara-upacara yang bertujuan agar panen melimpah, antara lain.
Upacara memberasihi. Pada waktu akan mengetan, untuk pelaksanaan upacara ini disediakan sajen berupa nasi lemak dan kakulih yang disediakn dan dibacakan doa selamat. Sedang pada pondok-pondok orang yang akan mengetan dinaikan bendera kuning.
Setelah itu mereka turun ke sawah menghampiri padi yang sudah masak itu dan mulai mengetan dengan membaca selawat. Padi yang diketan hanya tiga tangkai. Lalu dibungkus dengan kain kuning yang sudah disediakan dan dibawa ke pondok untuk seterusnya diletakan ke tengah kindai sebagai penyaru padi-padi yang lainnya. Setelah itu baru dimulai mengetan secara bergotong royong.
Selain itu adapula upacara ba-andi-andi. Dalam upacara ini lebih bersifat kesenian di mana kalangan rakyat Kalimantan selatan ba-andi-andi yang dinyanyikan pada waktu sedang mengetan padi dan mairik (memisahkan gabah dari tangkai padi).
Hal ini bertujuan untuk membangkitkan para pekerja agar mereka bekerja lebih giat dan menjadi agar padi tidak rusak. Adapula yang disebut lagu ahooi. Pada prisnsipnya sama dengan ba-andi-andi yakni bertujuan untuk menghilangkan rasa lelah dan membagkitkan gairah kerja.
Sumber :http://www.wacana.co/2010/06/ladang-gunung-sawah-dan-upacara-bercocock-tanam-ala-suku-banjar/
Gambus
Oleh
agus deden
| 21 Jun 2012.
Gambus Melayu Riau adalah salah satu jenis instrumental musik tradisional yang terdapat hampir di seluruh kawasan Melayu.Pergeseran nilai spiritual... |
Hukum Adat Suku...
Oleh
Riduwan Philly
| 23 Jan 2015.
Dalam upaya penyelamatan sumber daya alam di kabupaten Aceh Tenggara, Suku Alas memeliki beberapa aturan adat . Aturan-aturan tersebut terbagi dal... |
Fuu
Oleh
Sobat Budaya
| 25 Jun 2014.
Alat musik ini terbuat dari bambu. Fuu adalah alat musik tiup dari bahan kayu dan bambu yang digunakan sebagai alat bunyi untuk memanggil pend... |
Ukiran Gorga Si...
Oleh
hokky saavedra
| 09 Apr 2012.
Ukiran gorga "singa" sebagai ornamentasi tradisi kuno Batak merupakan penggambaran kepala singa yang terkait dengan mitologi batak sebagai... |