Seni Pertunjukan
Seni Pertunjukan
seni pertunjukan, ritual Kalimantan Selatan Kalimantan Selatan
LAMUT, Tradisi Lisan Asal Banjar
- 2 Desember 2017

Sekilas

=======

Lamut adalah sebuah tradisi berkisah yang berisi cerita tentang pesan dan nilai-nilai keagamaan, sosial dan budaya Banjar Lamut merupakan seni cerita bertutur, seperti wayang atau cianjuran. Bedanya, wayang atau cianjuran dimainkan dengan seperangkat gamelan dan kecapi, sedangkan lamut dibawakan dengan terbang, alat tabuh untuk seni hadrah.

Mereka yang baru melihat seni lamut selalu mengira kesenian ini mendapat pengaruh dari Timur Tengah. Pada masa Kerajaan Banjar dipimpin Sultan Suriansyah (Pangeran Samudra, Berkuasa 1520-1546), Lamut hidup bersama seni tutur Banjar yang lain, seperti Dundam, Madihin, Bakesah, dan Bapantun.

Pelaksanaan Lamut akan dilakukan pada malam hari mulai pukul 22.00 sampai pukul 04.00 atau menjelang subuh tiba. Pembawa cerita dalam Lamut ini diberi julukan Palamutan. Pada acara, Palamutan dengan membawa terbang besar yang diletakkan dipangkuannya duduk bersandar di tawing halat (dinding tengah), dikelilingi oleh pendengarnya yang terdiri dari tua-muda laki-perempuan. Khusus untuk perempuan disediakan tempat di sebelah dinding tengah tadi.

 

Sejarah

======

Lamut berasal dari negeri Cina, bahasanya pun semula menggunakan bahasa Tionghoa kemudian di terjemahkan kedalam bahasa Banjar. Datangnya lamut di tanah Banjar kira-kira pada tahun 1816 yang di bawa oleh para pedagang Tionghoa ke Banjar hingga ke Amuntai, konon orang-orang dulu sangat menyukainya karena lamut membawa cerita yang sangat banyak dan merupakan cerita pengalaman di banyak negeri yang di sampaikan secara bertutur.

Ceritanya, di Amuntai, Raden Ngabe bertemu pedagang China pemilik kapal dagang Bintang Tse Cay. Dari pedagang itulah ia pertama kali mendengar alunan syair China. Dalam pertemuan enam bulan kemudian, Raden Ngabe mendapatkan salinan syair China tersebut.

Sejak itulah Raden Ngabe mempelajari dan melantunkannya, tanpa iringan terbang. Lamut mulai berkembang setelah warga minta dimainkan setiap kali panen padi berhasil baik. Ketika kesenian hadrah masuk di daerah ini, Lamut mendapat iringan terbang.

Seni bertutur itu disebut lamut karasmin karena menjadi hiburan pada perkawinan, hari besar keagamaan, maupun acara nasional. Lamut juga digunakan dalam proses batatamba (penyembuhan penyakit). Orang yang punya hajat dan terkabul biasanya juga mengundang palamutan. Kata "lamut", konon berasal dari bahasa Arab, laamauta (ﻻﻤﻭﺕ) yang artinya tidak mati.

 

Macam-macam Lamut

==================

Lamut Batatamba

Lamut Batatamba (Lamut pengobatan) berfungsi sebagai pengobatan, misalnya untuk anak yang sakit panas yang tidak sembuh-sembuh, atau ada orang yang sulit melahirkan dan lain-lain. pertunjukan lamut batatamba haus disertai dengan sejumlah persyaratan, yaitu piduduk yang terdiri dari perangkat piduduk (sesaji), kemenyan atau perapin (dupa), beras kuning, garam, kelapa utuh, gula merah, dan sepasang bernang-jarum. Setelah itu dilakukan tepung tawar dengan mahundang-hundang (mengundang) roh halus, membacakan doa selamat, dan memandikan air yang telah didoakan kepada si sakit.

Lamut Baramian

Lamut Baramian (Lamut Hiburan) biasa dihadirkan untuk mengisi acara perkawinan, syukuran, khitanan dan acara hiburan lainnya.

Bila pada Wayang ada tokoh punakawan yang terdiri dari Semar, Gareng, Petruk, dan Bagong, pada Lamut tokohnya adalah Paman Lamut serta tiga anaknya; Anglung, Angsina, dan Labai Buranta. Sedangkan ceritanya sudah berpakem seperti wayang purwa, tentang kerajaan yang dipimpin Prabu Awang Selenong.

Meski tokoh dan pakem cerita lamut tertentu, pengembangan cerita tetap dimungkinkan sesuai kemampuan si pelamutan dalam meramu. Ramuan cerita itu bisa disadur dari kisah Panji, Andi-andi, atau Tutur Candi, bahkan cerita 1.001 malam. Kisah juga bisa menjadi dramatis dengan lakon yang gagah berani atau romantis.

Masyarakat Banjar paling mengharapkan kisah percintaan antara Junjung Masari dan Kasan Mandi. Para penonton hanyut ketika mendengar kisah percintaan kedua tokoh itu dalam syair pantun bahasa Banjar.

Lamut juga digemari warga keturunan Tionghoa di Banjarmasin. Mereka kerap minta lamut dimainkan saat hendak sembahyang di Pulau Kembang di tengah Sungai Barito di Banjarmasin.

 

Fungsi Lamut

===========

Lamut berfungsi :

  1. Sebagai media dakwah agama Islam dan muatan pesan–pesan pemerintah atau pesan dari pengundang Lamut.
  2. Sebagai hiburan
  3. Manyampir, yaitu tradisi bagi keturunan palamutan.
  4. Hajat seperti untuk tolak bala atau doa selamat pada acara kelahiran anak, khitanan atau sunatan, mendapat rejeki. Menurut kepercayaan, kalau menyampir dan hajat ini tidak dilaksanakan maka akan membuat mamingit yakni menyebabkan sakit bagi yang bersangkutan.
  5. Sebagai pendidikan terutama mengenai tata krama kehidupan masyarakat Banjar. Biasanya petatah petitih berupa nasihat, petuah atau bimbingan moral.

 

Terancam Punah

==============

Seni lamut bisa dikatakan bernasib malang karena kini di ambang punah. Satu per satu pelamutan meninggal dunia, sementara proses pewarisan dan regenerasi kesenian itu mandek. Seni berkisah itu juga semakin ditinggalkan karena generasi muda tak lagi tertarik memainkannya. Kini, tak ada organisasi atau lembaga yang peduli kepada lamut, apalagi membina munculnya pelamutan baru.

 

Para Pemain Lamut

================

Gusti Nafsiah

Gusti Jamhar Akbar

Lamut Baramian

Lamut Batatamba (Pengobatan)

Diskusi

Silahkan masuk untuk berdiskusi.

Daftar Diskusi

Rekomendasi Entri

Gambar Entri
Tradisi MAKA
Seni Pertunjukan Seni Pertunjukan
Nusa Tenggara Barat

MAKA merupakan salah satu tradisi sakral dalam budaya Bima. Tradisi ini berupa ikrar kesetiaan kepada raja/sultan atau pemimpin, sebagai wujud bahwa ia bersumpah akan melindungi, mengharumkan dan menjaga kehormatan Dou Labo Dana Mbojo (bangsa dan tanah air). Gerakan utamanya adalah mengacungkan keris yang terhunus ke udara sambil mengucapkan sumpah kesetiaan. Berikut adalah teks inti sumpah prajurit Bima: "Tas Rumae… Wadu si ma tapa, wadu di mambi’a. Sura wa’ura londo parenta Sara." "Yang mulia tuanku...Jika batu yang menghadang, batu yang akan pecah, jika perintah pemerintah (atasan) telah dikeluarkan (diturunkan)." Tradisi MAKA dalam Budaya Bima dilakukan dalam dua momen: Saat seorang anak laki-laki selesai menjalani upacara Compo Sampari (ritual upacara kedewasaan anak laki-laki Bima), sebagai simbol bahwa ia siap membela tanah air di berbagai bidang yang digelutinya. Seharusnya dilakukan sendiri oleh si anak, namun tingkat kedewasaan anak zaman dulu dan...

avatar
Aji_permana
Gambar Entri
Wisma Muhammadiyah Ngloji
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

Wisma Muhammadiyah Ngloji adalah sebuah bangunan milik organisasi Muhammadiyah yang terletak di Desa Sendangagung, Kecamatan Minggir, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Wisma ini menjadi pusat aktivitas warga Muhammadiyah di kawasan barat Sleman. Keberadaannya mencerminkan peran aktif Muhammadiyah dalam pemberdayaan masyarakat melalui pendekatan dakwah dan pendidikan berbasis lokal.

avatar
Bernadetta Alice Caroline
Gambar Entri
SMP Negeri 1 Berbah
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

SMP Negeri 1 Berbah terletak di Tanjung Tirto, Kelurahan Kalitirto, Kecamatan Berbah, Sleman. Gedung ini awalnya merupakan rumah dinas Administratuur Pabrik Gula Tanjung Tirto yang dibangun pada tahun 1923. Selama pendudukan Jepang, bangunan ini digunakan sebagai rumah dinas mandor tebu. Setelah Indonesia merdeka, bangunan tersebut sempat kosong dan dikuasai oleh pasukan TNI pada Serangan Umum 1 Maret 1949, tanpa ada yang menempatinya hingga tahun 1951. Sejak tahun 1951, bangunan ini digunakan untuk kegiatan sekolah, dimulai sebagai Sekolah Teknik Negeri Kalasan (STNK) dari tahun 1951 hingga 1952, kemudian berfungsi sebagai STN Kalasan dari tahun 1952 hingga 1969, sebelum akhirnya menjadi SMP Negeri 1 Berbah hingga sekarang. Bangunan SMP N I Berbah menghadap ke arah selatan dan terdiri dari dua bagian utama. Bagian depan bangunan asli, yang sekarang dijadikan kantor, memiliki denah segi enam, sementara bagian belakangnya berbentuk persegi panjang dengan atap limasan. Bangunan asli dib...

avatar
Bernadetta Alice Caroline
Gambar Entri
Pabrik Gula Randugunting
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

Pabrik Gula Randugunting menyisakan jejak kejayaan berupa klinik kesehatan. Eks klinik Pabrik Gula Randugunting ini bahkan telah ditetapkan sebagai cagar budaya di Kabupaten Sleman melalui SK Bupati Nomor Nomor 79.21/Kep.KDH/A/2021 tentang Status Cagar Budaya Kabupaten Sleman Tahun 2021 Tahap XXI. Berlokasi di Jalan Tamanmartani-Manisrenggo, Kalurahan Tamanmartani, Kapanewon Kalasan, Kabupaten Sleman, pabrik ini didirikan oleh K. A. Erven Klaring pada tahun 1870. Pabrik Gula Randugunting berawal dari perkebunan tanaman nila (indigo), namun, pada akhir abad ke-19, harga indigo jatuh karena kalah dengan pewarna kain sintesis. Hal ini menyebabkan perkebunan Randugunting beralih menjadi perkebunan tebu dan menjadi pabrik gula. Tahun 1900, Koloniale Bank mengambil alih aset pabrik dari pemilik sebelumnya yang gagal membayar hutang kepada Koloniale Bank. Abad ke-20, kemunculan klinik atau rumah sakit di lingkungan pabrik gula menjadi fenomena baru dalam sejarah perkembangan rumah sakit...

avatar
Bernadetta Alice Caroline
Gambar Entri
Kompleks Panti Asih Pakem
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

Kompleks Panti Asih Pakem yang terletak di Padukuhan Panggeran, Desa Hargobinangun, Kecamatan Pakem, Kabupaten Sleman, merupakan kompleks bangunan bersejarah yang dulunya berfungsi sebagai sanatorium. Sanatorium adalah fasilitas kesehatan khusus untuk mengkarantina penderita penyakit paru-paru. Saat ini, kompleks ini dalam kondisi utuh namun kurang terawat dan terkesan terbengkalai. Beberapa bagian bangunan mulai berlumut, meskipun terdapat penambahan teras di bagian depan. Kompleks Panti Asih terdiri dari beberapa komponen bangunan, antara lain: Bangunan Administrasi Paviliun A Paviliun B Paviliun C Ruang Isolasi Bekas rumah dinas dokter Binatu dan dapur Gereja

avatar
Bernadetta Alice Caroline