×

Akun anda bermasalah?
Klik tombol dibawah
Atau
×

DATA


Kategori

Tokoh Penting dan Daerah Pemakamannya

Elemen Budaya

Cerita Rakyat

Provinsi

Jawa Tengah

Kyai Muhammad Syafii dan Desa Brangkal

Tanggal 05 Aug 2018 oleh OSKM18_16918354_Zefanya Bramantasaputra.

Kyai Muhammad Syafii berasal dari Kabupaten Roma (sekarang menjadi bagian dari Gombong-Karanganyar) yang Ibukotanya terletak di Sidayu. Beliau menuntut ilmu di Dongkelan Yogyakarta mengikuti Kyai Syahibudin (kakek dari ibunya).

Suatu saat, Sultan Hamengkubuwono II mengadakan sayembara  menulis Al-Qur'an dengan tulisan tangan dan Kyai Muhammad Syafii memenuhi sayembara tersebut. Atas jasanya, Beliau dinikahkankan dengan putri dari Sultan Hamengkubuwono III, yang bernama B.R.A Siti Maryam (saudari kandung dari Pangeran Diponegoro). Kyai Muhammad Syafii kemudian kembali ke Kabupaten Roma dan diberikan gelar Raden dan Mufti, namun Beliau memilih untuk menggunakan sebutan Kiai karena selain Beliau fokus pada ajaran Islam, sebutan Kiai juga digunakan untuk penyamaran dari penangkapan penjajah. Beliau juga diberikan tanah lungguh di Desa Brangkal oleh Sultah Hamengkubuwono II. Setelah kembali ke Kabupaten Roma, Beliau aktif dalam penyiaran agama Islam yang pada saat itu sedang terjadi zaman peralihan sastra dari Hindu-Budha ke Islam (zaman Abdullah). Beliau mendirikan Masjid dan Pesantren di Brangkal pada 1813.

Pada peristiwa Perang Diponegoro, Kyai Muhammad Syafii berperan sebagai salah satu pimpinan laskar dan penasihat Pangeran Diponegoro. Bersama Pangeran Diponegoro dan pasukannya, mereka bermarkas di Brangkal dan Grenggeng. Pada waktu itu, Pesantren juga digunakan untuk mengatur strategi melawan penjajah oleh pimpinan laskar dan ulama, sehingga Pesantren di Brangkal yang dibuat oleh Kyai Muhammad Syafii menjadi salah satu tempat pengaturan strategi melawan penjajah. Pasca penangkapan Pangeran Diponegoro, RM. Arya Mangunprawira (adik Pangeran Diponegoro) dan RM. Jayaprana (adik sepupu Pangeran Diponegoro) yang juga merupakan pejuang Perang Diponegoro akhirnya tertangkap di Desa Brangkal. Kyai Muhammad Syafii dimakamkan di Desa Brangkal.

Sumber Data/Informasi : Eyang R. Dangan Nursidi (keturunan Kyai Muhammad Syafii) dan Bapak H. Muhamad Sadeli. Berdasarkan kedua sumber, dinamakan Grenggeng karena pada saat Pangeran Diponegoro dan Para Pimpinan Laskar berembug di dalam pohon besar (kayu growong) untuk mengatur strategi peperangan, sering ada suara "gemrenggeng" tetapi dicari tak ada siapa-siapa, selain itu juga digunakan untuk memberikan wejangan ilmu laduni oleh seorang guru keislaman yang makamnya diatas gunung tersebut. Maka perlu ada pelestarian pohon-pohon sekitar makam di Gunung Grenggeng (makam keturunan dari Kyai Muhammad Syafii).

#OSKMITB2018

 

DISKUSI


TERBARU


Ulos Jugia

Oleh Zendratoteam | 14 Dec 2024.
Ulos

ULOS JUGIA Ulos Jugia disebut juga sebagai " Ulos na so ra pipot " atau pinunsaan. Biasanya adalah ulos "Homitan" yang disimp...

Tradisi Sekaten...

Oleh Journalaksa | 29 Oct 2024.
Tradisi Sekaten Surakarta

Masyarakat merupakan kesatuan hidup dari makhluk-makhluk manusia saling terikat oleh suatu sistem adat istiadat (Koentjaraningrat, 1996: 100). Masyar...

Seni Tari di Ci...

Oleh Aniasalsabila | 22 Oct 2024.
Seni Tari Banyumasan

Seni tari merupakan salah satu bentuk warisan budaya yang memiliki peran penting dalam kehidupan masyarakat Cilacap. Tari-tarian tradisional yang ber...

Wayang Banyumas...

Oleh Aniasalsabila | 22 Oct 2024.
Wayang Banyumasan

Wayang merupakan salah satu warisan budaya tak benda Indonesia yang memiliki akar dalam sejarah dan tradisi Jawa. Sebagai seni pertunjukan, wayang te...

Ekspresi Muda K...

Oleh Journalaksa | 19 Oct 2024.
Ekspresi Muda Kota

Perkembangan teknologi yang semakin pesat tidak hanya ditemui pada bidang informasi, komunikasi, transportasi, konstruksi, pendidikan, atau kesehatan...

FITUR


Gambus

Oleh agus deden | 21 Jun 2012.
Alat Musik

Gambus Melayu Riau adalah salah satu jenis instrumental musik tradisional yang terdapat hampir di seluruh kawasan Melayu.Pergeseran nilai spiritual...

Hukum Adat Suku...

Oleh Riduwan Philly | 23 Jan 2015.
Aturan Adat

Dalam upaya penyelamatan sumber daya alam di kabupaten Aceh Tenggara, Suku Alas memeliki beberapa aturan adat . Aturan-aturan tersebut terbagi dal...

Fuu

Oleh Sobat Budaya | 25 Jun 2014.
Alat Musik

Alat musik ini terbuat dari bambu. Fuu adalah alat musik tiup dari bahan kayu dan bambu yang digunakan sebagai alat bunyi untuk memanggil pend...

Ukiran Gorga Si...

Oleh hokky saavedra | 09 Apr 2012.
Ornamen Arsitektural

Ukiran gorga "singa" sebagai ornamentasi tradisi kuno Batak merupakan penggambaran kepala singa yang terkait dengan mitologi batak sebagai...