KULINER KHAS TANGERANG, LAKSA
#OSKMITB2018
Berbagai daerah di Indonesia memiliki cita rasa masakan nya masing-masing. Banyak daerah memiliki bentuk dan tipe masakan yang sama seperti contoh nya soto, mie, nasi goreng, sate dan bubur ayam. Ke empat makanan ini adalah contoh yang menggambarkan bahwa banyak daerah memiliki ciri khas nya masing masing dalam mengolah tipe makanan yang sama, tak terkecuali Tangerang. Tangerang yang mulai terjamah dalam zona pembangunan urban swasta, sudah dianggap kehilangan cita rasa kuliner nya dikarnakan banyak nya budaya yang berdatangan secara masif. Namun, Tangerang sejati nya tidak pernah kehilangan cita rasa nya sedikit pun hanya saja masyarakat sudah mulai beralih pada kuliner kuliner baru yang berdatangan dari luar daerah.
Ciri khas kuliner Tangerang sendiri banyak terpengaruh oleh budaya tiongkok. Pedagang-pedagang Negri Cina pada awal nya berdatangan untuk berdagang di Banten. Namun, seiring berjalan nya waktu mereka mereka yang singgah pada akhir nya menetap dan tinggal di daerah Banten. Sebutan untuk etnis tionghoa di Tangerang adalah Cina Benteng. Kebanyakan dari etnis tionghoa di Tangerang adalah penganut ajaran agama Khong Hu Cu.
Makanan khas daerah Tangerang salah satu nya adalah Laksa. Laksa adalah sajian makanan berat yang memiliki ciri khas yang unik. Laksa juga dapat di temui di Singapura dan Vietnam namun Laksa Tangerang adalah sajian unik yang memiliki cita rasa khas Indonesia yang kental. Laksa Tangerang di sajikan dengan ayam kampung yang di goreng lalu di rendam kedalam kuah rempah laksa. Laksa sendiri terdiri dari mie yang terbuat dari beras yang bersifat sebagai karbohidrat dari sajian, lalu ada kuah rempah yang terbuat dari kunyit, cabe kering, cabe hijau, cabai merah besar, bawang putih, bawang merah, kunyit bakar, jahe bakar, lengkuas, ketumbar, merica, garam dan gula. Gabungan rempah tersebut diolah sedemikian rupa hingga memciptakan kuah kental yang gurih dan nikmat untuk di santap selagi hangat. Komposisi ke empat dari laksa adalah telur rebus yang juga di celupkan kedalam kuah rempah panas lalu di sajikan bersamaan dengan mie putih, ayam kampung dan kuah rempah. Pernak-pernik tambahan dalam sajian semangkuk laksa adalah sambal hijau yang dapat anda atur sedemikian rupa sesuai selera, dan juga ada daun-daunan yang di sebut daun kucai. Kucai sendiri sering dipakai untuk banyak masakan masakan yang terpengaruh budaya cina.
Laksa sungguh lah nikmat jika disajikan dalam suasana yang dingin. Harga rata rata semangkuk Laksa Tangerang berkisar Rp.15.000 – Rp.25.000. Di Tangerang sendiri laksa bukan lagi menjadi primadona kuliner khas Tangerang, namun usaha pemerintah daerah Tangerang untuk melesterakin kuliner legendaris Laksa dapat membuat peminat kuliner daerah dapat mendapatkan masakan tersebut dengan mudah. Pemerintah daerah Tangerang terkhusus nya Tangerang Kota memberikan tempat khusus untuk para penjual laksa untuk berkumpul bersama. Tempat berkumpul nya penjual laksa tersebut diberi nama Kampung Laksa, terletak di Jl.Imam Bonjol.
Dengan demikian kuliner laksa sudah mulai kembali terjama oleh masyarkat dan perlahan menjadi primadona di antara masakan lain.
MAKA merupakan salah satu tradisi sakral dalam budaya Bima. Tradisi ini berupa ikrar kesetiaan kepada raja/sultan atau pemimpin, sebagai wujud bahwa ia bersumpah akan melindungi, mengharumkan dan menjaga kehormatan Dou Labo Dana Mbojo (bangsa dan tanah air). Gerakan utamanya adalah mengacungkan keris yang terhunus ke udara sambil mengucapkan sumpah kesetiaan. Berikut adalah teks sumpah prajurit Bima: "Tas Rumae… Wadu si ma tapa, wadu di mambi’a. Sura wa’ura londo parenta Sara." "Yang mulia tuanku...Jika batu yang menghadang, batu yang akan pecah, jika perintah pemerintah (atasan) telah dikeluarkan (diturunkan)." Tradisi MAKA dalam Budaya Bima dilakukan dalam dua momen: Saat seorang anak laki-laki selesai menjalani upacara Compo Sampari (ritual upacara kedewasaan anak laki-laki Bima), sebagai simbol bahwa ia siap membela tanah air di berbagai bidang yang digelutinya. Seharusnya dilakukan sendiri oleh si anak, namun tingkat kedewasaan anak zaman dulu dan...
Wisma Muhammadiyah Ngloji adalah sebuah bangunan milik organisasi Muhammadiyah yang terletak di Desa Sendangagung, Kecamatan Minggir, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Wisma ini menjadi pusat aktivitas warga Muhammadiyah di kawasan barat Sleman. Keberadaannya mencerminkan peran aktif Muhammadiyah dalam pemberdayaan masyarakat melalui pendekatan dakwah dan pendidikan berbasis lokal.
SMP Negeri 1 Berbah terletak di Tanjung Tirto, Kelurahan Kalitirto, Kecamatan Berbah, Sleman. Gedung ini awalnya merupakan rumah dinas Administratuur Pabrik Gula Tanjung Tirto yang dibangun pada tahun 1923. Selama pendudukan Jepang, bangunan ini digunakan sebagai rumah dinas mandor tebu. Setelah Indonesia merdeka, bangunan tersebut sempat kosong dan dikuasai oleh pasukan TNI pada Serangan Umum 1 Maret 1949, tanpa ada yang menempatinya hingga tahun 1951. Sejak tahun 1951, bangunan ini digunakan untuk kegiatan sekolah, dimulai sebagai Sekolah Teknik Negeri Kalasan (STNK) dari tahun 1951 hingga 1952, kemudian berfungsi sebagai STN Kalasan dari tahun 1952 hingga 1969, sebelum akhirnya menjadi SMP Negeri 1 Berbah hingga sekarang. Bangunan SMP N I Berbah menghadap ke arah selatan dan terdiri dari dua bagian utama. Bagian depan bangunan asli, yang sekarang dijadikan kantor, memiliki denah segi enam, sementara bagian belakangnya berbentuk persegi panjang dengan atap limasan. Bangunan asli dib...
Pabrik Gula Randugunting menyisakan jejak kejayaan berupa klinik kesehatan. Eks klinik Pabrik Gula Randugunting ini bahkan telah ditetapkan sebagai cagar budaya di Kabupaten Sleman melalui SK Bupati Nomor Nomor 79.21/Kep.KDH/A/2021 tentang Status Cagar Budaya Kabupaten Sleman Tahun 2021 Tahap XXI. Berlokasi di Jalan Tamanmartani-Manisrenggo, Kalurahan Tamanmartani, Kapanewon Kalasan, Kabupaten Sleman, pabrik ini didirikan oleh K. A. Erven Klaring pada tahun 1870. Pabrik Gula Randugunting berawal dari perkebunan tanaman nila (indigo), namun, pada akhir abad ke-19, harga indigo jatuh karena kalah dengan pewarna kain sintesis. Hal ini menyebabkan perkebunan Randugunting beralih menjadi perkebunan tebu dan menjadi pabrik gula. Tahun 1900, Koloniale Bank mengambil alih aset pabrik dari pemilik sebelumnya yang gagal membayar hutang kepada Koloniale Bank. Abad ke-20, kemunculan klinik atau rumah sakit di lingkungan pabrik gula menjadi fenomena baru dalam sejarah perkembangan rumah sakit...
Kompleks Panti Asih Pakem yang terletak di Padukuhan Panggeran, Desa Hargobinangun, Kecamatan Pakem, Kabupaten Sleman, merupakan kompleks bangunan bersejarah yang dulunya berfungsi sebagai sanatorium. Sanatorium adalah fasilitas kesehatan khusus untuk mengkarantina penderita penyakit paru-paru. Saat ini, kompleks ini dalam kondisi utuh namun kurang terawat dan terkesan terbengkalai. Beberapa bagian bangunan mulai berlumut, meskipun terdapat penambahan teras di bagian depan. Kompleks Panti Asih terdiri dari beberapa komponen bangunan, antara lain: Bangunan Administrasi Paviliun A Paviliun B Paviliun C Ruang Isolasi Bekas rumah dinas dokter Binatu dan dapur Gereja