Makanan Minuman
Makanan Minuman
Makanan Sumatera Selatan Palembang
Kue Lumpang
- 25 September 2017

Kue Lumpang - Palembang

Berasal dari Pelambang, kue lumpang biasanya dinikmati bersama dengan secangkir susu atau kopi. Orang-orang di Palembang sejak dahulu sampai sekarang banyak yang mengonsumsi kue basah ini untuk sarapan pagi ataupun untuk camilan. Kue lumpang tergolong berbeda dari jenis kue basah lain. Mulai dari perbedaan dalam hal pembuatan hingga rasa yang dimiliki. Kue lumpang ini sendiri memiliki rasa yang cukup manis dan nikmat. Untuk masalah tekstur, kue lumpang sangat lembut dan mampu menggoyang lidah kita.

Berbicara mengenai camilan tradisional Indonesia, kita akan menemukan banyak sekali jenis camilan dengan nama-nama yang unik. Ada yang mengambil nama dari bahannya, dari bentuknya, hingga dari orang yang membuatnya pertama kali. Salah satu kuue dengan nama unik tersebut adalah kue lumpang. Pengambilan nama “lumpang” menurut warga Palembang didasarkan pada bentuk kue tersebut. Ya, bentuk kue basah ini mirip dengan lumpang atau lesung, yakni sebuah bejana yang biasa digunakan orang jaman dulu untuk menumbuk padi, kopi, dan bahan lainnya
.

Kue lumpang biasanya dibuat dengan 3 macam warna yang berbeda, yakni putih, coklat, dan juga hijau. Kue lumpang putih bisanya hanya menggunakan gula pasir, kue lumpang coklat menggunakan gula merah atau gula jawa, sedangkan kue lumpang hijau menggunakan daun pandan. Awal kemunculan kue lumpang sendiri menurut catatan sejarah sudah sejak tahun 80an silam. Pertama kalinua kue satu ini dijual oleh pedagang secara keliling komplek, namun seiring dengan perkembangan jaman kue tersebut tergeser oleh kedatangan camilan khas luar negeri.

Bahan-Bahan Kue Lumpang Pandan Membuat kue lumpang sebenarnya cukup mudah dan praktis, hanya saja Anda harus bisa membuat adonan yang lebih sempurna agar tekstur kue ini nantinya dapat lembut dan kenyal. Berikut bahan-bahan yang harus Anda siapkan untuk membuat adonannya: Gula pasir sebanyak 100 gram, haluskan Santan kental sekitar 200 ml, pilih kualitas terbaik Pasta pandan sekiranya 1/2 sendok teh Tepung beras sebanyak 120 gram Tepung kanji cukup dengan 1 sendok makan Garam halus sekitar 1/2 sendok teh Minyak untuk mengoles cetakan secukupnya saja Bahan taburan (sesuai selera): Kelapa parut yang tidak terlalu tua Garam secukupnya saja. Cara Membuat Kue Lumpang Hijau Pertama kalinya siapkan terlebih dahulu sebuah wadah untuk mencampurkan adonan, kemudian campurkan antara tepung beras, tepung kanji, gula pasir, dan garam halus dalam wadah tersebut. Agar tercampur merata, aduk-aduk bahan tersebut. Selanjutnya masukan santan kelapa sedikit demi sedikit. Sambil memasukan santan kelapa tersebut uleni adonan tadi sampai kalis. Anda bisa menggunakan tangan ataupun bantuan mixer agar lebih praktis. Pastikan santan sudah tercampur merata bersama dengan adonan tepung.

Tambahkan pasta pandan ke dalam adonan tersebut, aduk-aduk lagi sampai tercampur secara merata. Kemudian diamkan adonan sebentar sekiranya 10 menit agar semua bahan dapat menyatu secara sempurna.

Kue lumpang ini dapat disajikan dan dimakan secara langsung sebagai camilan. Namun agar rasanya lebih gurih lagi, Anda dapat menambahkan parutan kelapa yang sudah dicampur garam ke atsnya, mirip seperti kue putu ayu.
 

 

Sumber

https://bacaterus.com/resep-kue-lumpang-pandan/

http://makananoleholeh.com/makanan-khas-palembang/

Diskusi

Silahkan masuk untuk berdiskusi.

Daftar Diskusi

Rekomendasi Entri

Gambar Entri
Tradisi MAKA
Seni Pertunjukan Seni Pertunjukan
Nusa Tenggara Barat

MAKA merupakan salah satu tradisi sakral dalam budaya Bima. Tradisi ini berupa ikrar kesetiaan kepada raja/sultan atau pemimpin, sebagai wujud bahwa ia bersumpah akan melindungi, mengharumkan dan menjaga kehormatan Dou Labo Dana Mbojo (bangsa dan tanah air). Gerakan utamanya adalah mengacungkan keris yang terhunus ke udara sambil mengucapkan sumpah kesetiaan. Berikut adalah teks inti sumpah prajurit Bima: "Tas Rumae… Wadu si ma tapa, wadu di mambi’a. Sura wa’ura londo parenta Sara." "Yang mulia tuanku...Jika batu yang menghadang, batu yang akan pecah, jika perintah pemerintah (atasan) telah dikeluarkan (diturunkan)." Tradisi MAKA dalam Budaya Bima dilakukan dalam dua momen: Saat seorang anak laki-laki selesai menjalani upacara Compo Sampari (ritual upacara kedewasaan anak laki-laki Bima), sebagai simbol bahwa ia siap membela tanah air di berbagai bidang yang digelutinya. Seharusnya dilakukan sendiri oleh si anak, namun tingkat kedewasaan anak zaman dulu dan...

avatar
Aji_permana
Gambar Entri
Wisma Muhammadiyah Ngloji
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

Wisma Muhammadiyah Ngloji adalah sebuah bangunan milik organisasi Muhammadiyah yang terletak di Desa Sendangagung, Kecamatan Minggir, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Wisma ini menjadi pusat aktivitas warga Muhammadiyah di kawasan barat Sleman. Keberadaannya mencerminkan peran aktif Muhammadiyah dalam pemberdayaan masyarakat melalui pendekatan dakwah dan pendidikan berbasis lokal.

avatar
Bernadetta Alice Caroline
Gambar Entri
SMP Negeri 1 Berbah
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

SMP Negeri 1 Berbah terletak di Tanjung Tirto, Kelurahan Kalitirto, Kecamatan Berbah, Sleman. Gedung ini awalnya merupakan rumah dinas Administratuur Pabrik Gula Tanjung Tirto yang dibangun pada tahun 1923. Selama pendudukan Jepang, bangunan ini digunakan sebagai rumah dinas mandor tebu. Setelah Indonesia merdeka, bangunan tersebut sempat kosong dan dikuasai oleh pasukan TNI pada Serangan Umum 1 Maret 1949, tanpa ada yang menempatinya hingga tahun 1951. Sejak tahun 1951, bangunan ini digunakan untuk kegiatan sekolah, dimulai sebagai Sekolah Teknik Negeri Kalasan (STNK) dari tahun 1951 hingga 1952, kemudian berfungsi sebagai STN Kalasan dari tahun 1952 hingga 1969, sebelum akhirnya menjadi SMP Negeri 1 Berbah hingga sekarang. Bangunan SMP N I Berbah menghadap ke arah selatan dan terdiri dari dua bagian utama. Bagian depan bangunan asli, yang sekarang dijadikan kantor, memiliki denah segi enam, sementara bagian belakangnya berbentuk persegi panjang dengan atap limasan. Bangunan asli dib...

avatar
Bernadetta Alice Caroline
Gambar Entri
Pabrik Gula Randugunting
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

Pabrik Gula Randugunting menyisakan jejak kejayaan berupa klinik kesehatan. Eks klinik Pabrik Gula Randugunting ini bahkan telah ditetapkan sebagai cagar budaya di Kabupaten Sleman melalui SK Bupati Nomor Nomor 79.21/Kep.KDH/A/2021 tentang Status Cagar Budaya Kabupaten Sleman Tahun 2021 Tahap XXI. Berlokasi di Jalan Tamanmartani-Manisrenggo, Kalurahan Tamanmartani, Kapanewon Kalasan, Kabupaten Sleman, pabrik ini didirikan oleh K. A. Erven Klaring pada tahun 1870. Pabrik Gula Randugunting berawal dari perkebunan tanaman nila (indigo), namun, pada akhir abad ke-19, harga indigo jatuh karena kalah dengan pewarna kain sintesis. Hal ini menyebabkan perkebunan Randugunting beralih menjadi perkebunan tebu dan menjadi pabrik gula. Tahun 1900, Koloniale Bank mengambil alih aset pabrik dari pemilik sebelumnya yang gagal membayar hutang kepada Koloniale Bank. Abad ke-20, kemunculan klinik atau rumah sakit di lingkungan pabrik gula menjadi fenomena baru dalam sejarah perkembangan rumah sakit...

avatar
Bernadetta Alice Caroline
Gambar Entri
Kompleks Panti Asih Pakem
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

Kompleks Panti Asih Pakem yang terletak di Padukuhan Panggeran, Desa Hargobinangun, Kecamatan Pakem, Kabupaten Sleman, merupakan kompleks bangunan bersejarah yang dulunya berfungsi sebagai sanatorium. Sanatorium adalah fasilitas kesehatan khusus untuk mengkarantina penderita penyakit paru-paru. Saat ini, kompleks ini dalam kondisi utuh namun kurang terawat dan terkesan terbengkalai. Beberapa bagian bangunan mulai berlumut, meskipun terdapat penambahan teras di bagian depan. Kompleks Panti Asih terdiri dari beberapa komponen bangunan, antara lain: Bangunan Administrasi Paviliun A Paviliun B Paviliun C Ruang Isolasi Bekas rumah dinas dokter Binatu dan dapur Gereja

avatar
Bernadetta Alice Caroline