|
|
|
|
![]() |
Kue Lapan Jam Tanggal 05 Aug 2018 oleh OSKM_16518363_Rehan . |
Kue Lapan Jam
Kue Lapan Jam --atau delapan jam? 8 jam? entah yang mana yang benar-- adalah sebuah kuliner manis dari daerah Palembang. Namun, kuliner semacam ini bisa dijumpai di daerah sekitarnya seperti Lampung karena memang pulau Sumatera bagian selatan memiliki jenis kuliner yang mirip. Makna lapan jam pada nama kue ini diambil dari proses pembuatan kue ini sendiri yang memakan waktu benar-benar 8 jam. Kue ini adalah kue yang sangat enak dan sangat manis. Mengapa saya tekankan pada kata manis? Karena memang kandungan gula pada kue ini amat sangat tinggi. Kue ini dominan dengan gula dan telur. Saya tidak menyarankan untuk orang yang terkena diabetes untuk mengonsumsi kue ini. Namun untuk pecinta manis, saya sangat menyarankan kue dari daerah saya ini.
Bahan-Bahan (Untuk porsi 1 loyang)
1. 20gr Telur Bebek/Telur Ayam
2. 500gr Gula
3. 1 kaleng Susu Kental Manis
4. 150gr Mentega yang sudah dilelehkan
Cara Membuat
1. Kocok telur dan gula hingga gula larut namun tidak perlu sampai mengembang
2. Masukkan susu kental manis dan aduk hingga merata
3. Masukkan mentega cair sebagai bahan akhir adonan
4. Tuangkan adonan ke dalam cetakan (loyang) yang sudah diolesi metega
5. Tutup adonan/loyang dengan alumunium foil atau plastik agar adonan tidak terkena air
6. Kukus selama 8 jam
7. Setiap 1 jam, tambahkan air kurang lebih 1 L
Terancam Punah
Sekarang kue ini ada diambang kepunahan karena sulitnya pembuatan makanan ini. Alasannya adalah kue ini biasa dimasak menggunakan kayu bakar sementara sekarang dapur-dapur modern sudah menggunakan kompor gas ataupun microwave. Tidak mungkin kita menyalakan kompor gas ataupun microwave selama 8 jam non-stop karena itu sangatlah boros sehingga kue semacam ini biasa dijumpai di daerah desa yang memiliki akses mudah ke kayu bakar. Namun lama kelamaan, kue ini mulai terlupakan dan mungkin hanya disuguhkan di acara tahunan yang diselenggarakan di desa seperti lebaran ataupun kurban. Yang bisa membuat pun semakin lama semakin berkurang karena generasi sekarang mungkin akan merasa repot dan malas jika harus membuat hidangan dengan waktu yang sangat lama. Namun, rasa yang disuguhkan cukup sepadan dengan proses pembuatannya. Jadi, apakah kita adalah generasi terakhir yang bisa mencicipi hidangan ini?
Jangan biarkan makanan kita tergerus oleh makanan asing!!! #OSKMITB2018
source gambar:
1. instagram.com/rehanadi30
2. https://www.google.com/url?sa=i&rct=j&q=&esrc=s&source=images&cd=&cad=rja&uact=8&ved=2ahUKEwjQy5Ss3tXcAhVC7mEKHY26AaEQjRx6BAgBEAU&url=https%3A%2F%2Fcantik.tempo.co%2Fread%2F887405%2Fkue-8-jam-yang-legendaris-ini-resepnya&psig=AOvVaw3q_rGR6XhhiCg-nwkeF0eV&ust=1533552487232115
3. pempekzaskia.com
![]() |
Gambus
Oleh
agus deden
| 21 Jun 2012.
Gambus Melayu Riau adalah salah satu jenis instrumental musik tradisional yang terdapat hampir di seluruh kawasan Melayu.Pergeseran nilai spiritual... |
![]() |
Hukum Adat Suku...
Oleh
Riduwan Philly
| 23 Jan 2015.
Dalam upaya penyelamatan sumber daya alam di kabupaten Aceh Tenggara, Suku Alas memeliki beberapa aturan adat . Aturan-aturan tersebut terbagi dal... |
![]() |
Fuu
Oleh
Sobat Budaya
| 25 Jun 2014.
Alat musik ini terbuat dari bambu. Fuu adalah alat musik tiup dari bahan kayu dan bambu yang digunakan sebagai alat bunyi untuk memanggil pend... |
![]() |
Ukiran Gorga Si...
Oleh
hokky saavedra
| 09 Apr 2012.
Ukiran gorga "singa" sebagai ornamentasi tradisi kuno Batak merupakan penggambaran kepala singa yang terkait dengan mitologi batak sebagai... |