Kue biji ketapang rasanya manis dan gurih dengan tekstur sedikit keras. Bahan bakunya berupa tepung terigu, minyak goreng, gula pasir, kelapa parut sangrai kering, margarin, telur dan susu. Keunikan kue ini dimasak dengan cara digoreng bukan dipanggang. Pertama margarin, gula pasir, telur dikocok hingga tercampur rata. Lalu masukkan tepung terigu, susu dan kelapa parut sangrai kemudian aduk hingga rata. Adonan tiap 100 g digulung bentuk silinder panjang dengan diameter kira-kira 1 cm lalu dipotong serong setinggi 1 cm. Biji-biji ketapang mentah digoreng dalam minyak panas sampai matang dan kuning kecokelatan.
Kue Biji Ketapang ini selalu menjadi buruan para tamu saat bersilaturahmi saat perayaan Hari Raya Idul Fitri. Rasanya yang manis dan renyah membuat kue ini banyak disukai oleh masyarakat dari semua kalangan.
Resep:
Bahan
100 g mentega
500 g tepung terigu
2 butir telur
100 g kelapa parut sangrai
100 g tepung sagu
½ sdt vanili
½ sdt garam
200 g gula pasir
250 ml santan kental dari ½ butir kelapa
Cara Membuat
1. Masak santan hingga mendidih lalu ngkat dan dinginkan.
2. Buat adonan dengan mencampurkan mentega, telur, gula, parutan kelapa sangrai, garam dan vanili lalu aduk rata.
3. Ayak tepung terigu dan tepung sagu di atas adonan. Hal ini dimaksudkan untuk memilih tepung terigu dan tepung sagu yang sudah halus saja yang masuk ke adonan. Jika sudah, aduk sampai rata.
4. Masukkan santan yang sudah mendidih ke dalam adonan lalu aduk adonan sampai rata.
5. Bentuk adonan sesuai dengan selera, bisa dibuat bulat, lonjong, atau yang lainnya. Untuk memberi ciri khas kue biji ketapang, buat saja semirip mungkin dengan biji ketapang. Caranya dengan membentuknya lonjong – lonjong kemudian dipotong pipih.
6. Siapkan minyak goreng yang sudah panas dan goreng bentuk adonan tadi sampai matang dengan ciri warna mulai kekuning – kuningan, angkat dan tiriskan.
RM/Toko yang Menyediakan:
Sumber: http://ceritakulinerindonesia.blogspot.co.id/search/label/Cerita%20Kuliner%20Jakarta
http://khasjakarta.co.id/makanan-khas-jakarta/biji-ketapang-khas-jakarta
https://merahputih.com/post/read/biji-ketapang-kue-khas-betawi-favorit-saat-lebaran
MAKA merupakan salah satu tradisi sakral dalam budaya Bima. Tradisi ini berupa ikrar kesetiaan kepada raja/sultan atau pemimpin, sebagai wujud bahwa ia bersumpah akan melindungi, mengharumkan dan menjaga kehormatan Dou Labo Dana Mbojo (bangsa dan tanah air). Gerakan utamanya adalah mengacungkan keris yang terhunus ke udara sambil mengucapkan sumpah kesetiaan. Berikut adalah teks inti sumpah prajurit Bima: "Tas Rumae… Wadu si ma tapa, wadu di mambi’a. Sura wa’ura londo parenta Sara." "Yang mulia tuanku...Jika batu yang menghadang, batu yang akan pecah, jika perintah pemerintah (atasan) telah dikeluarkan (diturunkan)." Tradisi MAKA dalam Budaya Bima dilakukan dalam dua momen: Saat seorang anak laki-laki selesai menjalani upacara Compo Sampari (ritual upacara kedewasaan anak laki-laki Bima), sebagai simbol bahwa ia siap membela tanah air di berbagai bidang yang digelutinya. Seharusnya dilakukan sendiri oleh si anak, namun tingkat kedewasaan anak zaman dulu dan...
Wisma Muhammadiyah Ngloji adalah sebuah bangunan milik organisasi Muhammadiyah yang terletak di Desa Sendangagung, Kecamatan Minggir, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Wisma ini menjadi pusat aktivitas warga Muhammadiyah di kawasan barat Sleman. Keberadaannya mencerminkan peran aktif Muhammadiyah dalam pemberdayaan masyarakat melalui pendekatan dakwah dan pendidikan berbasis lokal.
SMP Negeri 1 Berbah terletak di Tanjung Tirto, Kelurahan Kalitirto, Kecamatan Berbah, Sleman. Gedung ini awalnya merupakan rumah dinas Administratuur Pabrik Gula Tanjung Tirto yang dibangun pada tahun 1923. Selama pendudukan Jepang, bangunan ini digunakan sebagai rumah dinas mandor tebu. Setelah Indonesia merdeka, bangunan tersebut sempat kosong dan dikuasai oleh pasukan TNI pada Serangan Umum 1 Maret 1949, tanpa ada yang menempatinya hingga tahun 1951. Sejak tahun 1951, bangunan ini digunakan untuk kegiatan sekolah, dimulai sebagai Sekolah Teknik Negeri Kalasan (STNK) dari tahun 1951 hingga 1952, kemudian berfungsi sebagai STN Kalasan dari tahun 1952 hingga 1969, sebelum akhirnya menjadi SMP Negeri 1 Berbah hingga sekarang. Bangunan SMP N I Berbah menghadap ke arah selatan dan terdiri dari dua bagian utama. Bagian depan bangunan asli, yang sekarang dijadikan kantor, memiliki denah segi enam, sementara bagian belakangnya berbentuk persegi panjang dengan atap limasan. Bangunan asli dib...
Pabrik Gula Randugunting menyisakan jejak kejayaan berupa klinik kesehatan. Eks klinik Pabrik Gula Randugunting ini bahkan telah ditetapkan sebagai cagar budaya di Kabupaten Sleman melalui SK Bupati Nomor Nomor 79.21/Kep.KDH/A/2021 tentang Status Cagar Budaya Kabupaten Sleman Tahun 2021 Tahap XXI. Berlokasi di Jalan Tamanmartani-Manisrenggo, Kalurahan Tamanmartani, Kapanewon Kalasan, Kabupaten Sleman, pabrik ini didirikan oleh K. A. Erven Klaring pada tahun 1870. Pabrik Gula Randugunting berawal dari perkebunan tanaman nila (indigo), namun, pada akhir abad ke-19, harga indigo jatuh karena kalah dengan pewarna kain sintesis. Hal ini menyebabkan perkebunan Randugunting beralih menjadi perkebunan tebu dan menjadi pabrik gula. Tahun 1900, Koloniale Bank mengambil alih aset pabrik dari pemilik sebelumnya yang gagal membayar hutang kepada Koloniale Bank. Abad ke-20, kemunculan klinik atau rumah sakit di lingkungan pabrik gula menjadi fenomena baru dalam sejarah perkembangan rumah sakit...
Kompleks Panti Asih Pakem yang terletak di Padukuhan Panggeran, Desa Hargobinangun, Kecamatan Pakem, Kabupaten Sleman, merupakan kompleks bangunan bersejarah yang dulunya berfungsi sebagai sanatorium. Sanatorium adalah fasilitas kesehatan khusus untuk mengkarantina penderita penyakit paru-paru. Saat ini, kompleks ini dalam kondisi utuh namun kurang terawat dan terkesan terbengkalai. Beberapa bagian bangunan mulai berlumut, meskipun terdapat penambahan teras di bagian depan. Kompleks Panti Asih terdiri dari beberapa komponen bangunan, antara lain: Bangunan Administrasi Paviliun A Paviliun B Paviliun C Ruang Isolasi Bekas rumah dinas dokter Binatu dan dapur Gereja