Bila ingin menikmati alternatif camilan yang berbeda, maka kue Baeba dari Nusa Tenggara Barat bisa menjadi pilihannya.
Bahan-bahan: 1½ ons tepung beras 1½ ons gula merah, sisir halus 100 ml santan kelapa 5 butir telur ¼ sendok teh garam
Bahan Sirup: 1 lembar daun pandan 2 cm kayu manis 200 ml air 2½ ons gula merah
Cara Membuat: 1. Panaskan kukusan terlebih dahulu. 2. Sementara itu, kocok telur bersama sisiran gula merah hingga mengembang. 3. Masukkan tepung beras sembari diayak dan diaduk rata. 4. Tuangkan santan beserta garam sambil diaduk perlahan. 5. Kalau sudah, siapkan loyang dengan ukuran 22x22x7 cm yang sudah diolesi minyak goreng serta dialasi daun pisang. 6. Tuangkan adonan yang sudah Anda buat di atasnya dan ratakan. Kemudian kukus dengan api sedang selama setengah jam hingga matang. 7. Angkat lalu sisihkan sebentar untuk membuat sirup. 8. Rebus semua bahan sirup sembari diaduk hingga mendidih. Setelah itu saring dan rebus kembali hingga mengental. Angkat. 9. Sajikan kue baeba yang sudah dipotongi kecil-kecil di piring saji lalu siram dengan sirupnya.
Sumber: http://www.masakandapurku.com/2015/11/resep-membuat-kue-baeba-khas-ntb.html?m=1
Kelahiran seorang anak yang dinantikan tentu membuat seorang ibu serta keluarga menjadi bahagia karena dapat bertemu dengan buah hatinya, terutama bagi ibu (melahirkan anak pertama). Tetapi tidak sedikit pula ibu yang mengalami stress yang bersamaan dengan rasa bahagia itu. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan tentang makna dari pra-kelahiran seseorang dalam adat Nias khusunya di Nias Barat, Kecamatan Lahomi Desa Tigaserangkai, dan menjelaskan tentang proses kelahiran anak mulai dari memberikan nama famanoro ono khora sibaya. Metode pelaksanaan dalam penelitian ini adalah menggunakan metode observasi dan metode wawancara dengan pendekatan deskriptif. pendekatan deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan fakta sosial dan memberikan keterangan yang jelas mengenai Pra-Kelahiran dalam adat Nias. Adapun hasil dalam pembahasan ini adalah pra-kelahiran, pada waktu melahirkan anak,Pemberian Nama (Famatorõ Tõi), acara famangõrõ ono khõ zibaya (Mengantar anak ke rumah paman),...
Prajurit pemanah dari komunitas pemanah berkuda indonesia (KPBI) mengikuti Festival Keraton Nusantara 2017. mewakili kesultanan kasepuhan cirebon. PAKAIAN: terdiri dari ikat kepala/ totopong khas sunda jenis mahkuta wangsa. kain sembongb berwarnaungu di ikat di pinggang bersamaan dengan senjata tajam seperti golok dan pisau lalu baju & celana pangsi sunda. dengan baju corak ukiran batik khas sunda di bagian dada. untuk alas kaki sebagian besar memakai sendal gunung, namun juga ada yang memakai sepatu berkuda. BUSUR: sebagian besar memakai busur dengan model bentuk turkis dan ada juga memakai busur model bentuk korea. ANAK PANAH: Semua nya memakai anak panah bahan natural seperti bambu tonkin, kayu mapple & kayu spruce QUIVER (TEMPAT ANAK PANAH): Semua pemanah menggunakan quiver jenis backside quiver atau hip quiver . yaitu quiver yang anak panah di pasang di pinggang dan apabila anak panah di pasang di dalam quiver , nock anak panah menghadap ke belaka...
aksi pertunjukan pusaka dan pasukan kesultanan kacirebonan dari balaikota cirebon sampai ke keraton kacirebonan
Para pasukan penjaga keraton Sumedang larang