Kerupuk Upil adalah makanan khas daerah Kediri Jawa Timur. Berdasarkan namanya kerupuk, biasanya kerupuk dibuat camilan saat makan ataupun diluar makan. Kerupuk ini memiliki rasa asin dan renyah, kerupuk upil ini berbeda dengan krupuk yang lain karena kerupuk upil ini tidak digoreng dengan minyak melainkan digoreng dengan pasir yang tentunya pasir khusus bahan makanan dimana pasir ini bisa berasal dari pasir sungai yang bersih dan tentunya dengan goreng pasir ini kerupuk upil dapat dikonsumsi oleh kalangan anak-anak karena menyehatkan. Berikut alat bahan yang perlu disiapkan dan cara membuatnya.
Bahan :
1. Tepung tapioka secukupnya
2. Bawang putih
3. Garam secukupnya
4. Air
5. Pasir sungai yang telah steril atau bersih
Cara Membuat :
1. Siapkan alat untuk membuat kerupuk upil, diantaranya pisau, timbangan, dan baskom sebagai wadah
2. Haluskan bawang putih dan tepung tapioka. Campur kedua bahan dengan rata dan jangan lupa tambahkan garam secukupnya
3. Masukkan sebagaian campuran bahan tersebut kedalam baskom atau wadah lain, kemudian campuran sebagaiannya dicampur dengan air (usahakan air mendidih)
4. Air yang digunakan harus memiliki ketinggian 1 meter diatas campuran bahan tersebut. Jadi, kurang lebih dibutuhkan 3 ember air
5. Yang terjadi ketika campuran bahan tersebut dicampur dengan air mendidih akan berubah menjadi gumpalan seperti kanji dan bahan inilah yang digunakan untuk membuat kerupuk
6. Campurkan tepung kanji dengan campuran bahan yang didalam wadah yang tidak ikut dicampur air mendidih
7. Buatlah bentuk seperti lingkaran ataupun oval, bentuk kerupuk bisa dimodifikasi sesuka hati dan sekreatif mungkin
8. Tunggu hingga mengeras dan iris iris kerupuk tersebut
9. Setelah mengiris, letakkan adonan kedalam wadah atau nampan. Tutup irisan tersebut hingga matang dan jangan terlalu lama karena akan memengaruhi kualitas kerupuk
10. Jika sudah matang, pindahkan ke nampan lain dengan hati hati dan jemur dibawah sinar matahari hingga kering (Kurang lebih 1-2 hari)
11. Jika sudah benar-benar kering, pindahkan kerupuk dan panaskan pasir yang bersih diatas wajan. Setelah pasir panas, goreng adonan tersebut hingga mengembang
12. Kerupuk siap dihidangkan
Kerupuk ini memang banyak dipasaran, tapi lebih baik kita membuat sendiri. Selain kita dapat menambah pengetahuan, kita juga ikut berpartisipasi dalam menjaga produk Indonesia, Meningkatkan kemampuan memasak kita, mengisi waktu luang, dan pastinya lebih sehat membuat sendiri. Sekian, mohon maaf apabila terdapat kesalahan dalam penulisan.
#OSKMITB2018
MAKA merupakan salah satu tradisi sakral dalam budaya Bima. Tradisi ini berupa ikrar kesetiaan kepada raja/sultan atau pemimpin, sebagai wujud bahwa ia bersumpah akan melindungi, mengharumkan dan menjaga kehormatan Dou Labo Dana Mbojo (bangsa dan tanah air). Gerakan utamanya adalah mengacungkan keris yang terhunus ke udara sambil mengucapkan sumpah kesetiaan. Berikut adalah teks inti sumpah prajurit Bima: "Tas Rumae… Wadu si ma tapa, wadu di mambi’a. Sura wa’ura londo parenta Sara." "Yang mulia tuanku...Jika batu yang menghadang, batu yang akan pecah, jika perintah pemerintah (atasan) telah dikeluarkan (diturunkan)." Tradisi MAKA dalam Budaya Bima dilakukan dalam dua momen: Saat seorang anak laki-laki selesai menjalani upacara Compo Sampari (ritual upacara kedewasaan anak laki-laki Bima), sebagai simbol bahwa ia siap membela tanah air di berbagai bidang yang digelutinya. Seharusnya dilakukan sendiri oleh si anak, namun tingkat kedewasaan anak zaman dulu dan...
Wisma Muhammadiyah Ngloji adalah sebuah bangunan milik organisasi Muhammadiyah yang terletak di Desa Sendangagung, Kecamatan Minggir, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Wisma ini menjadi pusat aktivitas warga Muhammadiyah di kawasan barat Sleman. Keberadaannya mencerminkan peran aktif Muhammadiyah dalam pemberdayaan masyarakat melalui pendekatan dakwah dan pendidikan berbasis lokal.
SMP Negeri 1 Berbah terletak di Tanjung Tirto, Kelurahan Kalitirto, Kecamatan Berbah, Sleman. Gedung ini awalnya merupakan rumah dinas Administratuur Pabrik Gula Tanjung Tirto yang dibangun pada tahun 1923. Selama pendudukan Jepang, bangunan ini digunakan sebagai rumah dinas mandor tebu. Setelah Indonesia merdeka, bangunan tersebut sempat kosong dan dikuasai oleh pasukan TNI pada Serangan Umum 1 Maret 1949, tanpa ada yang menempatinya hingga tahun 1951. Sejak tahun 1951, bangunan ini digunakan untuk kegiatan sekolah, dimulai sebagai Sekolah Teknik Negeri Kalasan (STNK) dari tahun 1951 hingga 1952, kemudian berfungsi sebagai STN Kalasan dari tahun 1952 hingga 1969, sebelum akhirnya menjadi SMP Negeri 1 Berbah hingga sekarang. Bangunan SMP N I Berbah menghadap ke arah selatan dan terdiri dari dua bagian utama. Bagian depan bangunan asli, yang sekarang dijadikan kantor, memiliki denah segi enam, sementara bagian belakangnya berbentuk persegi panjang dengan atap limasan. Bangunan asli dib...
Pabrik Gula Randugunting menyisakan jejak kejayaan berupa klinik kesehatan. Eks klinik Pabrik Gula Randugunting ini bahkan telah ditetapkan sebagai cagar budaya di Kabupaten Sleman melalui SK Bupati Nomor Nomor 79.21/Kep.KDH/A/2021 tentang Status Cagar Budaya Kabupaten Sleman Tahun 2021 Tahap XXI. Berlokasi di Jalan Tamanmartani-Manisrenggo, Kalurahan Tamanmartani, Kapanewon Kalasan, Kabupaten Sleman, pabrik ini didirikan oleh K. A. Erven Klaring pada tahun 1870. Pabrik Gula Randugunting berawal dari perkebunan tanaman nila (indigo), namun, pada akhir abad ke-19, harga indigo jatuh karena kalah dengan pewarna kain sintesis. Hal ini menyebabkan perkebunan Randugunting beralih menjadi perkebunan tebu dan menjadi pabrik gula. Tahun 1900, Koloniale Bank mengambil alih aset pabrik dari pemilik sebelumnya yang gagal membayar hutang kepada Koloniale Bank. Abad ke-20, kemunculan klinik atau rumah sakit di lingkungan pabrik gula menjadi fenomena baru dalam sejarah perkembangan rumah sakit...
Kompleks Panti Asih Pakem yang terletak di Padukuhan Panggeran, Desa Hargobinangun, Kecamatan Pakem, Kabupaten Sleman, merupakan kompleks bangunan bersejarah yang dulunya berfungsi sebagai sanatorium. Sanatorium adalah fasilitas kesehatan khusus untuk mengkarantina penderita penyakit paru-paru. Saat ini, kompleks ini dalam kondisi utuh namun kurang terawat dan terkesan terbengkalai. Beberapa bagian bangunan mulai berlumut, meskipun terdapat penambahan teras di bagian depan. Kompleks Panti Asih terdiri dari beberapa komponen bangunan, antara lain: Bangunan Administrasi Paviliun A Paviliun B Paviliun C Ruang Isolasi Bekas rumah dinas dokter Binatu dan dapur Gereja