Kottau, adalah seni bela diri yang berasal dari daerah Mandar Sulawesi Barat, diduga berkembang dan berhubungan dengan “kung tao” atau “kun tao” salah satu aliran bela diri yang berasal dari daratan Cina.
Sementara itu Kuntao adalah salah satu dari jenis seni gaya bela diri yang ditemukan di Indonesia, Malaysia, pesisir Thailand dan bagian barat Filipina. Kuntao ini dibedakan dengan jenis Kungfu serta Wushu (istilah yang biasa digunakan pada jenis bela diri di Cina). Kuntao yang berkembang di Indonesia khususnya telah mengalami perkembangan dan lebih mengedepankan seni dalam penyajiannya, ia kemudian menyimpang dengan perbedaan yang kontras dari asalnya di Cina. (1)
Istilah Kuntao sendiri merupakan konsep yang masih diperdebatkan, namun seni bela diri ini digambarkan sebagai suatu seni pertahanan diri yang ditemukan di sebagian besar Asia tenggara dan berasal dari Cina. Istilah ini berasal dari Cina Fujian (Hokkian) dengan asal kata “Kun” yang berarti “Tinju” dan “Tao” yang berarti “Cara” atau “Metode” (1)
Pendapat yang cukup berbeda juga disampaikan oleh Liem Yoe Kiong (1960:215), dalam bukunya “Ilmu Silat” Kuntao bukanlah merupakan suatu bentuk bela diri. Hal ini mungkin akan terdengar aneh, namun Kuntao memiliki beberapa arti jika diambil secara harfiah. Kuntao jika diterjemahkan dalam bahasa resmi Cina atau Kou Yu menjadi Djuen Tho yang berarti “pukulan”. Namun karena masyarakat Tionghoa banyak menggunakan dialek Hokkian dan dominan berasal dari Cina selatan maka istilah Kuntao diidentikkan dengan bela diri dan mulai disinonimkan dengan silat. (2)
Untuk orang-orang yang berada di Pulau Jawa, Bali, Madura, dan Sulawesi Kuntao mungkin akan sulit dibedakan dengan Silat dari Sumatera yang tidak menggunakan musik seperti gendang saat pertunjukan. Sementara itu istilah Kuntao pada tahun 1950 an perlahan berangsur hilang oleh karena pengaruh publikasi mengenai bela diri yang disebut silat yang ditulis oleh Ko Phing Ho, hal tersebut berlanjut hingga tahun 1960-an dengan hadirnya komik-komik karangan Yan Mintaraga dan Ganes TH yang menggunakan kata silat untuk menggantikan istilah kuntao. Jadilah penggunaan istilah Kuntao tak lagi dikenal, digantikan oleh silat. (2)
Di daerah Mandar Kuntao terserap dalam bahasa lokal dengan istilah “kottau”, yang dibawa oleh pelaut Mandar masuk ke daerahnya sendiri. Pemain kottau biasa disebut dengan nama “pakkottau”. Saat ini seni bela diri ini dikenali sebagai silat tradisional yang ada di Mandar.
Nasib perkembangan seni bela diri Pakkottau selama empat tahun terakhir cenderung semakin menurun dan langka ditampilkan, hal ini misalnya terjadi di desa Seppong kecamatan Tammeroddo Sendana. Warga pria di dusun-dusun yang ada dusun Seppong, desa Seppong sebagian besar tahu bagaimana memainkan seni bela diri ini, mulai dari orang tua hingga anak-anak, namun seiring masa kemudian jarang terlihat lagi. Para pelaku pakkottau yang telah dimakan usia mulai berpulang hingga jumlahnya berkurang.
Di dusun Seppong dikenal istilah “Kottau Cina” dan “Maccaq” namun hanya ada seorang yang sampai saat ini mampu menunjukkan dua jenis silat tradisional tersebut. Ia adalah “Puaq Mia” yang biasa memainkan seni bela diri ini. Puaq Mia adalah seorang guru Pakkottau yang ada di kecamatan Tammeroddo Sendana dengan banyak murid yang tersebar di daerah Tubo, Sumakuyu, Tippulu, dan Awo.
Seni beladiri ini disebutkan memiliki pesan moral yang sering disampaikan dalam pertunjukannya. Selalu mengingat kebesaran Allah , sikap sabar , menghindari segala bentuk hal yang bisa mencelakai, selalu mengedepankan perdamaian. Pertunjukan Pakkottau menampilkan nilai-nilai ini misalnya saja sebelum menyerang pemain kottau kadang meminta izin hingga kemudian pemain lawannya akan bersiap-siap untuk menerima serangan. Jika juga ada pesan agama di dalam Pakkottau hal ini juga tidak terlepas dari bagaimana Kottau dahulu dijadikan sebagai media penyebaran dakwah agama Islam
Pertunjukan Pakkottau saat ini dapat disaksikan pada acara-acara atau hajatan di daerah Mandar, Sulawesi Barat, mulai dari kabupaten Majene hingga kabupaten Polewali Mandar. Pelaksanaannya hanyalah menjadi suatu pertunjukan seni belaka, lebih mengedepankan hiburan namun masih seru untuk disaksikan. Jalannya pertarungan “pakkottau” akan diiringi oleh tabuhan gendang serta gong untuk lebih menyemarakkan suasana. Sarung yang diikatkan dipinggang, dan kopiah yang dikenakan dikepala adalah kostum yang sering digunakan oleh para pemain Kottau.
Source: http://www.kompadansamandar.or.id/budaya/538-kottau-seni-bela-diri-di-daerah-mandar-sulawesi-barat.html
Para pasukan penjaga keraton Sumedang larang
BAHAN-BAHAN 1 ikat kangkung bumbu halus : 5 siung bawang merah 2 siung bawang putih 2 butir kemiri 1 sdt ketumbar bubuk seruas kencur aromatic : 2 lembar daun salam 2 lembar daun jeruk 1 btg sereh seruas lengkuas,geprek seasoning : 1 sdt garam (sesuai selera) 1/2 sdt kaldu bubuk 1/2 sdm gula jawa sisir 1 sdt gula pasir Rose Brand 1 bungkus santan cair instan Rose Brand 1 liter air 3 sdm minyak goreng untuk menumis CARA MEMASAK: Siangi kangkung cuci bersih,tiriskan Haluskan bumbu Tumis bumbu halus hingga harum dengan secukupnya minyak goreng,masukkan aromatic,masak hingga layu,beri air 1 lt Masukkan kangkung,beri seasoning,aduk rata Koreksi rasa Sajikan Sumber: https://cookpad.com/id/resep/25030546?ref=search&search_term=kangkung
Bahan: 1 buah tomat, potong dadu 2 ekor ikan tongkol ukuran sedang (1/2kg) 1/2 bks bumbu marinasi bubuk 1 sdt bawang putih Secukupnya garam Secukupnya gula 7 siung bawang merah, iris 5 buah cabe rawit, iris 2 batang sereh, ambil bagian putihnya, iris 3 lembar daun jeruk, iris tipis-tipis 1 bks terasi ABC Minyak untuk menumis Secukupnya air Cara memasak: Cuci bersih ikan tongkol. Taburi bumbu marinasi desaku, garam secukupnya, air 2 sdm ke ikan tongkol. Siapkan bahan-bahan. Iris tipis bawang merah, daun jeruk, seret, cabe rawit. Kukus ikan tongkol selama 10 menit. Lapisi dengan daun pisang atau daun kunyit. Boleh jg tidak d lapisi. Setelah ikan di kukus, goreng ikan. Tumis bawang merah dan bahan lainnya. Masukkan terasi yg telah dihancurkan. Setelah matang, masukkan ikan yang telah digoreng. Aduk hingga rata. Sajikan dengan nasi hangat. Sumber: https://cookpad.com/id/resep/24995999?ref=search&search_term=dabu+dabu
Bahan-bahan Porsi 2 orang Bumbu Ikan bakar : 2 ekor ikan peda 1 sdm kecap 1/2 sdm Gula merah 1/2 sdt garam Minyak goreng Bahan sambal dabu-dabu : 7 buah cabe rawit merah, iris kecil 1 buah tomat merah, iris dadu 3 siung bawang merah,iris halus 2 lembar daun jeruk, buang tulang tengah daun, iris tipis 2 sdm minyak goreng panas Cara Membuat: Marinasi ikan dengan air perasan jeruk nipis dan garam secukupnya, diamkan 20 menit, kemudian panggang diatas teflon(aku di happycall yang dialasi daun pisang) sesekali olesi minyak plus bumbu ke ikannya(aku pakai bumbu kecap dan gula merah) panggang sampai matang. Cara bikin Sambal dabu-dabu : Campurkan semua bahan sambal dabu-dabu ke dalam mangkok kecuali minyak kelapa, panaskan minyak kelapa, kemudian siram diatas sambal tadi, sajikan ikan peda bakar dengan sambal dabu-dabu. Sumber: https://cookpad.com/id/resep/15232544?ref=search&search_term=peda+bakar