Kothekan Lesung terdiri dari Lesung, Tatakan / Alas Lesung, dan Antan. Alat musik ini terbuat dari kayu.
Bentuk kesenian tradisional yang berkembang di pedesaan pada masa lalu, seperti kothekan lesung dapat ditemui hampir di setiap desa di Jawa Tengah. Instrumen utama alat musik ini adalah lesung, yaitu berupa wadah cekung dari kayu besar yang dibuang bagian dalamnya dan berfungsi sebagai wadah gabah saat ditumbuk menjadi beras.
Cara memainkan alat musik Lesung
Selain digunakan dengan tujuan mengolah gabah, lesung juga dimanfaatkan sebagai alat musik untuk mengisi waktu. Lesung dimainkan dengan cara dipukul/ditumbuk dengan menggunakan Alu pada bagian cekungan yang diisi dengan gabah/padi.
Lesung adalah salah satu alat musik tradisional Banten yang mungkin ditemukan di daerah lain, namun dengan nama yang berbeda. Penggunaan Lesung sendiri sudah berkurang dikarenakan adanya alat musik modern untuk mengolah padi, sehingga Lesung semakin tersingkir.
Sejarah dan Penggunaan Lesung
Dalam kesehariaannya, lesung digunakan untuk mengolah beras dan fungsi lainnya adalah sebagai alat musik yang umumnya digunakan oleh kaum wanita. Mengapa wanita? hal ini dikarenakan dulunya wanita-lah yang biasanya melakukan kegiatan mengolah gabah tersebut sementara pria bekerja di sawah.
Dikarenakan pekerjaan lesung yang terkadang membosankan, mereka berinisiatif untuk memanfaatkan lesung tersebut untuk dijadikan alat musik. Pola tumbukan yang monoton berubah menjadi sahut-sahutan dan menghasilkan bunyi yang berbeda-beda.
Selain untuk menghasilkan suara yang unik, dengan menggunakan pola yang bergantian juga mencegah terjadinya benturan antar Alu penumbuk karena sebuah lesung bisa digunakan 4 hingga 6 orang sekaligus.
Dulunya proses mengolah dengan lesung dilakukan waktu subuh (sebelum matahari terbit). Setelah selesai ditumbuk, proses yang dilalui kemudian adalah ditampeni (disaring) dengan menggunakan alat yang terbuat dari bambu untuk memisahkan beras dan dedak.
Untuk menggunakan lesung, penggunanya harus memiliki stamina yang banyak dikarenakan teknik dan cara memainkan alat musik lesung membutuhkan tenaga ekstra.
Eksistensi lesung semakin terpinggirkan baik sebagai alat penumbuk padi maupun sebagai bunyi-bunyian. Namun demikian masih ada masyarakat yang masih melestarikan kesenian ini yaitu bebrapa kelompok yang ada di Kabupaten Sragen dan Purbalingga. Pertunjukkan kothekan lesung digunakan untuk diperdengarkan pada saat penyambutan tamu dengan lagu-lagu Jawa yang dipadukan dengan tarian kreasi. Alat musik Kothekan Lesung terdiri dari: lesung, tatakan lesung dan antan.
Yusuf RL (Sragen,Jawa Tengah)
BAHAN-BAHAN 1 ikat kangkung bumbu halus : 5 siung bawang merah 2 siung bawang putih 2 butir kemiri 1 sdt ketumbar bubuk seruas kencur aromatic : 2 lembar daun salam 2 lembar daun jeruk 1 btg sereh seruas lengkuas,geprek seasoning : 1 sdt garam (sesuai selera) 1/2 sdt kaldu bubuk 1/2 sdm gula jawa sisir 1 sdt gula pasir Rose Brand 1 bungkus santan cair instan Rose Brand 1 liter air 3 sdm minyak goreng untuk menumis CARA MEMASAK: Siangi kangkung cuci bersih,tiriskan Haluskan bumbu Tumis bumbu halus hingga harum dengan secukupnya minyak goreng,masukkan aromatic,masak hingga layu,beri air 1 lt Masukkan kangkung,beri seasoning,aduk rata Koreksi rasa Sajikan Sumber: https://cookpad.com/id/resep/25030546?ref=search&search_term=kangkung
Bahan: 1 buah tomat, potong dadu 2 ekor ikan tongkol ukuran sedang (1/2kg) 1/2 bks bumbu marinasi bubuk 1 sdt bawang putih Secukupnya garam Secukupnya gula 7 siung bawang merah, iris 5 buah cabe rawit, iris 2 batang sereh, ambil bagian putihnya, iris 3 lembar daun jeruk, iris tipis-tipis 1 bks terasi ABC Minyak untuk menumis Secukupnya air Cara memasak: Cuci bersih ikan tongkol. Taburi bumbu marinasi desaku, garam secukupnya, air 2 sdm ke ikan tongkol. Siapkan bahan-bahan. Iris tipis bawang merah, daun jeruk, seret, cabe rawit. Kukus ikan tongkol selama 10 menit. Lapisi dengan daun pisang atau daun kunyit. Boleh jg tidak d lapisi. Setelah ikan di kukus, goreng ikan. Tumis bawang merah dan bahan lainnya. Masukkan terasi yg telah dihancurkan. Setelah matang, masukkan ikan yang telah digoreng. Aduk hingga rata. Sajikan dengan nasi hangat. Sumber: https://cookpad.com/id/resep/24995999?ref=search&search_term=dabu+dabu
Bahan-bahan Porsi 2 orang Bumbu Ikan bakar : 2 ekor ikan peda 1 sdm kecap 1/2 sdm Gula merah 1/2 sdt garam Minyak goreng Bahan sambal dabu-dabu : 7 buah cabe rawit merah, iris kecil 1 buah tomat merah, iris dadu 3 siung bawang merah,iris halus 2 lembar daun jeruk, buang tulang tengah daun, iris tipis 2 sdm minyak goreng panas Cara Membuat: Marinasi ikan dengan air perasan jeruk nipis dan garam secukupnya, diamkan 20 menit, kemudian panggang diatas teflon(aku di happycall yang dialasi daun pisang) sesekali olesi minyak plus bumbu ke ikannya(aku pakai bumbu kecap dan gula merah) panggang sampai matang. Cara bikin Sambal dabu-dabu : Campurkan semua bahan sambal dabu-dabu ke dalam mangkok kecuali minyak kelapa, panaskan minyak kelapa, kemudian siram diatas sambal tadi, sajikan ikan peda bakar dengan sambal dabu-dabu. Sumber: https://cookpad.com/id/resep/15232544?ref=search&search_term=peda+bakar
MAKA merupakan salah satu tradisi sakral dalam budaya Bima. Tradisi ini berupa ikrar kesetiaan kepada raja/sultan atau pemimpin, sebagai wujud bahwa ia bersumpah akan melindungi, mengharumkan dan menjaga kehormatan Dou Labo Dana Mbojo (bangsa dan tanah air). Gerakan utamanya adalah mengacungkan keris yang terhunus ke udara sambil mengucapkan sumpah kesetiaan. Berikut adalah teks inti sumpah prajurit Bima: "Tas Rumae… Wadu si ma tapa, wadu di mambi’a. Sura wa’ura londo parenta Sara." "Yang mulia tuanku...Jika batu yang menghadang, batu yang akan pecah, jika perintah pemerintah (atasan) telah dikeluarkan (diturunkan)." Tradisi MAKA dalam Budaya Bima dilakukan dalam dua momen: Saat seorang anak laki-laki selesai menjalani upacara Compo Sampari (ritual upacara kedewasaan anak laki-laki Bima), sebagai simbol bahwa ia siap membela tanah air di berbagai bidang yang digelutinya. Seharusnya dilakukan sendiri oleh si anak, namun tingkat kedewasaan anak zaman dulu dan...
Wisma Muhammadiyah Ngloji adalah sebuah bangunan milik organisasi Muhammadiyah yang terletak di Desa Sendangagung, Kecamatan Minggir, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Wisma ini menjadi pusat aktivitas warga Muhammadiyah di kawasan barat Sleman. Keberadaannya mencerminkan peran aktif Muhammadiyah dalam pemberdayaan masyarakat melalui pendekatan dakwah dan pendidikan berbasis lokal.