Makanan Minuman
Makanan Minuman
Kopi Jawa Timur Kec. Dampit - Kab. Malang
Kopi Dampit
- 27 November 2017

Sejak masa penjajahan Belanda, Kabupaten Malang, khususnya Kecamatan Dampit bagian selatan merupakan daerah penghasil kopi. Kontur tanah yang cocok dengan letak geografis yang sesuai, yakni berada di ketinggian 500 hingga 600 meter dari permukaan laut (Mdpl), tanaman kopi di daerah itu masih bertahan hingga sekarang. Data yang  ada di Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan Kabupaten Malang  menunjukkan, pada tahun 2016, Kecamatan Dampit mampu menghasilkan biji kopi sebanyak 2.280 ton dengan luas areal pekebunan mencapai 3.373 hektar. Disusul oleh Kecamatan Tirtoyudo yang menghasilkan biji kopi sebanyak 1.949 ton biji kopi, Kecamatan Sumbermanjing Wetan yang menghasilkan 1.758 ton biji kopi dan Kecamatan Ampelgading yang menghasilkan 1.133 ton biji kopi. Total, luas areal tanaman kopi di Kabupaten Malang mencapai 14.948 hektar. Tersebar di 30 kecamatan dan menghasilkan 9.613 ton biji kopi per tahun. Semuanya, kopi yang dihasilkan adalah varietas robusta. Namun ada juga daerah yang menghasilkan kopi varietas arabika. Seperti di Kecamatan Poncokusumo yang menghasilkan 179 ton biji kopi per tahun, Kecamatan Tirtoyudo yang menghasilkan 176 ton biji kopi, Kecamatan Pujon yang menghasilkan 126 ton biji kopi dan Kecamatan Ampelgading yang menghasilkan 122 ton biji kopi. Luas lahan untuk kopi varietas arabika jauh lebih sedikit dibanding dengan kopi varietas robusta. Total, luas lahan untuk kopi varietas arabika hanya 1.270 hektar. Tersebar di delapan kecamatan dan menghasilkan 616 ton biji kopi per tahun.

Tidak diketahui secara pasti kapan pertama kali tanaman kopi masuk ke Kabupaten Malang. Namun, dilihat dari bekas bangunan yang masih tersisa, tanaman kopi di Kabupaten Malang sudah ada sejak zaman penjajahan Belanda sekitar tahun 1800-an. Ketika itu, tanaman kopi merupakan komoditas tanaman yang kebanyakan dikelola oleh perusahaan perkebunan milik Belanda. Ada saluran air yang digunakan untuk trasportasi kopi. Pabriknya berdiri di pusat kecamatan. Untuk mengangkut cherry kopi yang baru dipetik itu, Belanda membangun gorong-gorong, kemudian cherry kopi itu dihanyutkan bersama air yang mengalir di dalam gorong-gorong itu. Kopi langsung sampai ke pabriknya. Mungkin, kalau pakai jasa angkut warga, khawatir kopinya dibawa pulang.

Sebelumnya, kawasan Dampit bagian selatan merupakan areal hutan. Belanda yang pertama kali membuka dan membangun perkebunan di daerah itu. Letak geografis yang berada di antara lereng Gunung Semeru dan laut pantai selatan membuat daerah itu cocok untuk dijadikan sentra kebun kopi dengan aroma dan cita rasa yang khas. Kemudian, seiring berkembangnya waktu, kebun kopi meluas ke daerah-daerah di sekitarnya. Bahkan saat ini sudah berdiri perusahaan eksportir kopi yang menguasai penjualan biji kopi milik para petani.

Para petani kopi tidak peduli dengan aroma dan cita rasa khas yang terkandung di dalam biji kopi yang dihasilkannya. Alhasil, kebanyakan kopi yang dijual secara regular di pasaran atau kepada tengkulak, tanpa mengindahkan kaidah aroma dan cita rasa khas kopi yang dihasilkan. Hilangnya aroma dan cita rasa khas kopi asal Dampit salah satunya disebabkan oleh petik kopi yang tidak teratur. Seperti keharusan memetik buah atau cherry kopi yang sudah matang sempurna atau buah kopi itu sudah berwarna merah. Sementara para petani masih menggunakan cara lama, yakni memetik semua cherry kopi saat musim panen tiba. Termasuk cherry kopi yang masih berwarna kuning dan hijau. Padahal, cherry yang masih berwarna kuning dan hijau belum matang sempurna. Tidak hanya itu, perlakukan petani untuk cherry kopi pasca-panen juga tidak teratur. Mereka kebanyakan mengeringkan kopi dengan menjemur di halaman rumah dan di pinggir jalan dengan alas seadanya. Padahal, pada saat proses pengeringan, kopi terus menyerap aroma. Proses pengeringan yang tidak teratur akan membuat biji kopi itu kehilangan aroma dan cita rasa khas yang dikandungnya.

Ada sejumlah faktor yang menyebabkan kebanyakan petani kerap tidak teratur dalam memperlakukan kopi yang hasilkannya. Salah satunya adalah faktor kebutuhan ekonomi. Apalagi di pasaran semua kualitas kopi dihargai sama. Faktor berikutnya adalah minimnya kesadaran para petani bahwa setiap jenis biji kopi mengandung aroma yang berbeda. Selain itu, petani tidak memiliki pengetahuan yang cukup untuk memperlakukan kopi sebagaimana mestinya.

Branding Kopi Dampit dengan aroma dan cita rasa khasnya dimulai pada tahun 2015. Ditandai dengan berdirinya Asosiasi Sridonoretno. Nama Sridonoretno merupakan akronim dari nama tiga desa yang ada di Kecamatan Dampit bagian selatan. Yaitu Desa Srimulyo, Desa Sukodono dan Desa Baturetno. Kemudian pihaknya belajar cara memperlakukan kopi dengan baik. Mulai dari proses pemberdayaan tanaman kopi, proses panen dan proses pasca-panen. Melalui upaya itu lah, aroma dan cita rasa cokelat karamel yang terkandung di dalam kopi itu mulai terasa. Aroma dan cita rasa khas yang terkandung di dalam biji kopi disebabkan oleh kondisi geografis dan kontur tanah.

Ada dua cara memperlakukan kopi setelah dipanen supaya aroma dan cita rasa khasnya tidak luntur. Pertama adalah proses natural dan yang kedua adalah dengan cara dicuci (washed process).

  • Proses natural

Untuk proses natural, cherry kopi yang sudah dipanen disortasi atau dipilah. Hal itu untuk menghindari adanya cherry kopi yang tidak matang sempurna saat dipanen. Biasanya dari kebun masih ada yang hijau dan kuning. Itu dipisah lalu ambil yang merah. Kemudian, cherry kopi itu dirambang ke dalam air untuk membuang kotoran dan cherry kopi yang bijinya rusak. Biasanya, biji kopi yang rusak akan mengambang saat dirambang ke dalam air. Setelah itu difermentasi ke dalam karung plastik selama 36 sampai 40 jam. Kemudian cherry kopi itu dijemur di atas para-para (widek). Proses penjemuran memakan waktu yang cukup lama. Bisa sampai 15 hingga 20 hari.

  • Washed process atau dicuci

Ada berbagai cara yang dilakukan para petani untuk proses pencucian (washed process). Cara pertama mereka menyebutnya sebagai proses hani. Perlakuan di awal sama dengan proses natural. Perbedaannya setelah cherry kopi selesai difermentasi.

Biasanya, Kopi Dampit disajikan dengan 10 gram kopi untuk satu porsi penyajian. Diseduh dengan 150 mililiter air dengan suhu 90 derajat celsius. Ketika suhunya lebih dari 90 derajat celsius, karakter yang dihasilkan pahit gosong.

 

RM/Toko yang Menyediakan:
 
Kopi Bubuk Dampit Lax Coffee
Coffee Wholesaler
Address: Jl. Guntur No.3, Oro-oro Dowo, Klojen, Kota Malang, Jawa Timur 65119
Phone: 0877-7003-0607


 

Sumber: http://regional.kompas.com/read/2017/10/12/08084781/mengembalikan-aroma-khas-kopi-dampit-asal-malang?page=all

Diskusi

Silahkan masuk untuk berdiskusi.

Daftar Diskusi

Rekomendasi Entri

Gambar Entri
Tradisi MAKA
Seni Pertunjukan Seni Pertunjukan
Nusa Tenggara Barat

MAKA merupakan salah satu tradisi sakral dalam budaya Bima. Tradisi ini berupa ikrar kesetiaan kepada raja/sultan atau pemimpin, sebagai wujud bahwa ia bersumpah akan melindungi, mengharumkan dan menjaga kehormatan Dou Labo Dana Mbojo (bangsa dan tanah air). Gerakan utamanya adalah mengacungkan keris yang terhunus ke udara sambil mengucapkan sumpah kesetiaan. Berikut adalah teks inti sumpah prajurit Bima: "Tas Rumae… Wadu si ma tapa, wadu di mambi’a. Sura wa’ura londo parenta Sara." "Yang mulia tuanku...Jika batu yang menghadang, batu yang akan pecah, jika perintah pemerintah (atasan) telah dikeluarkan (diturunkan)." Tradisi MAKA dalam Budaya Bima dilakukan dalam dua momen: Saat seorang anak laki-laki selesai menjalani upacara Compo Sampari (ritual upacara kedewasaan anak laki-laki Bima), sebagai simbol bahwa ia siap membela tanah air di berbagai bidang yang digelutinya. Seharusnya dilakukan sendiri oleh si anak, namun tingkat kedewasaan anak zaman dulu dan...

avatar
Aji_permana
Gambar Entri
Wisma Muhammadiyah Ngloji
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

Wisma Muhammadiyah Ngloji adalah sebuah bangunan milik organisasi Muhammadiyah yang terletak di Desa Sendangagung, Kecamatan Minggir, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Wisma ini menjadi pusat aktivitas warga Muhammadiyah di kawasan barat Sleman. Keberadaannya mencerminkan peran aktif Muhammadiyah dalam pemberdayaan masyarakat melalui pendekatan dakwah dan pendidikan berbasis lokal.

avatar
Bernadetta Alice Caroline
Gambar Entri
SMP Negeri 1 Berbah
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

SMP Negeri 1 Berbah terletak di Tanjung Tirto, Kelurahan Kalitirto, Kecamatan Berbah, Sleman. Gedung ini awalnya merupakan rumah dinas Administratuur Pabrik Gula Tanjung Tirto yang dibangun pada tahun 1923. Selama pendudukan Jepang, bangunan ini digunakan sebagai rumah dinas mandor tebu. Setelah Indonesia merdeka, bangunan tersebut sempat kosong dan dikuasai oleh pasukan TNI pada Serangan Umum 1 Maret 1949, tanpa ada yang menempatinya hingga tahun 1951. Sejak tahun 1951, bangunan ini digunakan untuk kegiatan sekolah, dimulai sebagai Sekolah Teknik Negeri Kalasan (STNK) dari tahun 1951 hingga 1952, kemudian berfungsi sebagai STN Kalasan dari tahun 1952 hingga 1969, sebelum akhirnya menjadi SMP Negeri 1 Berbah hingga sekarang. Bangunan SMP N I Berbah menghadap ke arah selatan dan terdiri dari dua bagian utama. Bagian depan bangunan asli, yang sekarang dijadikan kantor, memiliki denah segi enam, sementara bagian belakangnya berbentuk persegi panjang dengan atap limasan. Bangunan asli dib...

avatar
Bernadetta Alice Caroline
Gambar Entri
Pabrik Gula Randugunting
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

Pabrik Gula Randugunting menyisakan jejak kejayaan berupa klinik kesehatan. Eks klinik Pabrik Gula Randugunting ini bahkan telah ditetapkan sebagai cagar budaya di Kabupaten Sleman melalui SK Bupati Nomor Nomor 79.21/Kep.KDH/A/2021 tentang Status Cagar Budaya Kabupaten Sleman Tahun 2021 Tahap XXI. Berlokasi di Jalan Tamanmartani-Manisrenggo, Kalurahan Tamanmartani, Kapanewon Kalasan, Kabupaten Sleman, pabrik ini didirikan oleh K. A. Erven Klaring pada tahun 1870. Pabrik Gula Randugunting berawal dari perkebunan tanaman nila (indigo), namun, pada akhir abad ke-19, harga indigo jatuh karena kalah dengan pewarna kain sintesis. Hal ini menyebabkan perkebunan Randugunting beralih menjadi perkebunan tebu dan menjadi pabrik gula. Tahun 1900, Koloniale Bank mengambil alih aset pabrik dari pemilik sebelumnya yang gagal membayar hutang kepada Koloniale Bank. Abad ke-20, kemunculan klinik atau rumah sakit di lingkungan pabrik gula menjadi fenomena baru dalam sejarah perkembangan rumah sakit...

avatar
Bernadetta Alice Caroline
Gambar Entri
Kompleks Panti Asih Pakem
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

Kompleks Panti Asih Pakem yang terletak di Padukuhan Panggeran, Desa Hargobinangun, Kecamatan Pakem, Kabupaten Sleman, merupakan kompleks bangunan bersejarah yang dulunya berfungsi sebagai sanatorium. Sanatorium adalah fasilitas kesehatan khusus untuk mengkarantina penderita penyakit paru-paru. Saat ini, kompleks ini dalam kondisi utuh namun kurang terawat dan terkesan terbengkalai. Beberapa bagian bangunan mulai berlumut, meskipun terdapat penambahan teras di bagian depan. Kompleks Panti Asih terdiri dari beberapa komponen bangunan, antara lain: Bangunan Administrasi Paviliun A Paviliun B Paviliun C Ruang Isolasi Bekas rumah dinas dokter Binatu dan dapur Gereja

avatar
Bernadetta Alice Caroline