|
|
|
|
Klenthing - Jawa Tengah - Jawa Tengah - Peralatan Masak Tanggal 21 Apr 2018 oleh Oase . |
Sebelum banyak dijumpai ember seperti sekarang ini, pada zaman dahulu setidaknya sampai sebelum Kemerdekaan, masyarakat Jawa masih banyak menggunakan klenthing sebagai tempat air sementara. Klenthing dipakai tidak hanya oleh masyarakat Jawa saja, tetapi juga banyak ditemukan di masyarakat lain.
Masyarakat Jawa menggunakan klenthing untuk mengambil air dari sumber air, seperti sumur, belik, pancuran, telaga, sendang, dan sebagainya. Klenthing ada yang berukuran kecil dan besar. Dalam Kamus Jawa “Baoesastra Djawa” karangan WJS Poerwadarminta (1939), klenthing biasanya berukuran kecil, sementara jun berukuran besar. Memang tidak dijelaskan secara rinci, ukuran kecil dan besarnya.
Sayangnya, dewasa ini sangat sulit mendapatkan alat dapur satu ini. Bahkan ketika Tembi survei ke beberapa museum budaya di Yogyakarta, tidak ditemukan alat dapur klenthing. Padahal, alat ini sudah biasa digunakan oleh nenek moyang masyarakat Jawa. Bahkan sering ditemukan artefak di situs-situs cagar budaya. Bahkan ada pula cerita tentang tokoh Klenthing Kuning di zaman kerajaan Jenggala-Daha-Kediri, sebelum kerajaan Majapahit berdiri.
Tentu saja sejak kehadiran ember klenthing sudah tidak dipakai lagi. Sebab masyarakat sekarang sudah tidak perlu mengambil air ke mata air yang jauh dari rumah. Apalagi klenthing mudah pecah, berat, dan kurang praktis, sehingga dengan cepat ditinggalkan masyarakat.
Sama seperti kendhi, pada klenthing ini juga memiliki bagian leher, tempat lengan mengapitnya. Memang kadang-kadang leher klenthing ada yang agak panjang, ada pula yang agak pendek. Ukuran ini tergantung pada selera para pembuatnya.
Harga sebuah klenthing ukuran besar Rp 35.000, sementara ukuran kecil Rp 20.000. Klenthing ini dibuat dari tanah liat, seperti alat rumah tangga lain yang terbuat dari gerabah, seperti kendhil, kuwali, layah, dan sebagainya. Pengerjaannya juga sama, diawali dari tanah lempung, kemudian dibentuk, dijemur, dan dibakar. Maka ketika sudah dipasarkan, warnanya kemerah-merahan.
Sumber: https://gpswisataindonesia.info/2014/11/klenthing-spesial-tempat-air/
Gambus
Oleh
agus deden
| 21 Jun 2012.
Gambus Melayu Riau adalah salah satu jenis instrumental musik tradisional yang terdapat hampir di seluruh kawasan Melayu.Pergeseran nilai spiritual... |
Hukum Adat Suku...
Oleh
Riduwan Philly
| 23 Jan 2015.
Dalam upaya penyelamatan sumber daya alam di kabupaten Aceh Tenggara, Suku Alas memeliki beberapa aturan adat . Aturan-aturan tersebut terbagi dala... |
Fuu
Oleh
Sobat Budaya
| 25 Jun 2014.
Alat musik ini terbuat dari bambu. Fuu adalah alat musik tiup dari bahan kayu dan bambu yang digunakan sebagai alat bunyi untuk memanggil pend... |
Ukiran Gorga Si...
Oleh
hokky saavedra
| 09 Apr 2012.
Ukiran gorga "singa" sebagai ornamentasi tradisi kuno Batak merupakan penggambaran kepala singa yang terkait dengan mitologi batak sebagai... |