Produk Arsitektur
Produk Arsitektur
Klenteng Jawa Timur Blitar
Klenteng Poo An Kiong
- 14 Juli 2018
Sewaktu perjalanan memasuki Kota Blitar, saya menyempatkan diri untuk mengunjungi sebuah tempat peribadatan orang Tionghoa yang berada di sudut pertemuan antara Jalan Mawar dengan Jalan Merdeka. Tempat peribadatan tersebut merupakan bangunan kuno yang bernama Klenteng Poo An Kiong. Klenteng ini terletak di Jalan Merdeka No. 194 Keluranan Sukorejo, Kecamatan Sukorejo, Kota Blitar, Provinsi JawaTimur. Lokasi klenteng ini berada di sebelah utara Pasar Legi, atau selatan Detasemen Kesehatan Wilayah 05.04.01 Poliklinik Kesehatan 05.09.03 Blitar.
 
Klenteng adalah nama yang biasa digunakan untuk menyebut tempat peribadatan dan kegiatan keagamaan masyarakat Tionghoa dan penganut ajaran Tridharma (Buddha, Tao dan Konghucu). Istilah ini hanya dikenal di Indonesia. Nama klenteng diambil dari suara yang terdengar dari genta yang dipukul dan menimbulkan bunyi teng, teng, teng. Akhirnya suara tersebut dikenal oleh masyarakat setempat dengan sebutan klenteng.
 
Klenteng Poo An Kiong merupakan sebuah klenteng yang terdapat di Kota Blitar, yang masih berdiri kokoh sampai sekarang. Menurut informasi yang diperoleh dari petugas yang bisa ditemui, bangunan Klenteng Poo An Kiong didirikan oleh komunitas Tionghoa yang bermukim di Blitar pada masa Hindia Belanda, yaitu pada tahun 1829 Masehi. Meski bangunan klenteng yang berada di sudut jalan ini tidaklah terlalu besar, namun tergolong sudah tua usianya.
 
Poo An Kiong, kata yang disematkan untuk nama klenteng ini bermakna keselamatan. Pendirian tempat peribadatan bagi orang Tionghoa ini, pada waktu itu memang memiliki harapan agar diberi keselamatan bagi masyarakat Tionghoa, daerah Blitar pada khusunya, dan negara ini pada umumnya.
 
Klenteng Poo An Kiong di Blitar ini masih beruntung ketimbang Klenteng Poo An Kiong yang berada di Solo. Keberadaan Klenteng Poo An Kiong Solo ini tidak mempunyai pintu gerbang ketika memasuki persil. Sedangkan, Klenteng Poo An Kiong di Blitar masih menunjukkan kemegahan pintu gerbangnya yang di kalangan orang Tionghoa dikenal dengan men lou wu.
 
Memasuki men lou wu, pengunjung akan menemui sebuah pelataran klenteng yang sudah dipasangi con block. Pada halaman tersebut terdapat pagoda atau menara bertingkat delapan yang lokasinya berdekatan dengan Detasemen Kesehatan Wilayah 05.04.01 Poliklinik Kesehatan 05.09.03 Blitar. Fungsi pagoda ini ini adalah sebagai tempat untuk membakar kertas-kertas berwarna keemasan (kim cua) berisi doa dan keinginan yang dipanjatkan kepada para dewa. Oleh karena itu, di tingkat yang paling bawah pada pagoda tersebut terdapat sebuah pintu kecil seukuran jendela yang atasnya melengkung, yang fungsinya sebagai tungku untuk membakar kim cua.
 
Melangkah lagi menuju bangunan utama klenteng, pengunjung akan mendapati shi zi, sepasang singa batu yang ditempatkan di depan klenteng. Keunikan yang ada di klenteng ini adalah shi zi tersebut berwarna hitam legam, berbeda dengan shi ziyang berada di klenteng-klenteng lainnya yang pada umumnya berwarna emas atau beraneka warna. Shi zi ini diyakini sebagai hewan mistis masyarakat Tionghoa yang membantu menjaga klenteng tersebut. Di sela-sela shi zi merupakan jalan untuk masuk ke bangunan utama klenteng. Sebelum masuk lebih dalam, pengunjung akan melihat sebuah bejana besar yang dijaga oleh kedua naga yang terbuat dari kuningan. Bejana tersebut dinamakan hiolo yang berfungsi untuk meletakkan hioatau dupa.
 
Setelah itu, pengunjung bisa memasuki bangunan utama klenteng tersebut. Bangunan utama ini biasanya digunakan untuk menempatkan sejumlah altar di mana altar yang paling tengah umumnya merupakan altar utama. Sebelum memasuki ruang utama dalam bangunan tersebut, pengunjung akan menjumpai tiga pintu untuk masuk ke dalam. Pintu masuk sebelah kiri dikenal dengan pintu naga. Umat yang akan berdoa di depan altar utama hendaknya menyiapkan hati yang bersih dan tulus. Pintu tengah melambangkan pintu utama klenteng. Di kiri kanan pintu utama terdapat lukisan Tjin Siok Po dan Oet Ti Kong, kedua-keduanya merupakan dewa penjaga pintu. Sedangkan, pintu keluar sebelah kanan disebut sebagai pintu macan. Umat yang akan keluar dari klenteng hendaknya selalu waspada dan mawas diri, karena di luar banyak cobaan dan godaan yang akan menghampiri.
Di dalam ruang utama bangunan klenteng, pengunjung bisa menemukan altar-altar tempat untuk meletakkan patung para dewa atau nabi yang mereka yakini. Klenteng Poo An Kiong ini memiliki patung tuan rumah yang bernama Kongco Kong Tek Cun Ong.
Secara arsitektural, bangunan klenteng ini merupakan sebuah bangunan bergaya arsitektur tradisional Tionghoa. Di atas atap tampak huo zhu, bentuk bola api sebagai lambang mutiara Buddha, yang diapit oleh kedua naga sedang berjalan yang dikenal dengan xing long.
 
Sebagai klenteng kuno, bangunan peribadatan Tridharma ini merupakan bangunan cagar budaya bercirikan tradisonal Tionghoa yang ada di Kota Blitar. Bangunan ini juga menjadi salah satu ikon yang ada di Kota Blitar, dan menjadi bukti adanya jejak Tionghoa di Bumi Patria ini. *** [230617]
 

sumber: kekunaan.blogspot.com

Diskusi

Silahkan masuk untuk berdiskusi.

Daftar Diskusi

Rekomendasi Entri

Gambar Entri
Tradisi MAKA
Seni Pertunjukan Seni Pertunjukan
Nusa Tenggara Barat

MAKA merupakan salah satu tradisi sakral dalam budaya Bima. Tradisi ini berupa ikrar kesetiaan kepada raja/sultan atau pemimpin, sebagai wujud bahwa ia bersumpah akan melindungi, mengharumkan dan menjaga kehormatan Dou Labo Dana Mbojo (bangsa dan tanah air). Gerakan utamanya adalah mengacungkan keris yang terhunus ke udara sambil mengucapkan sumpah kesetiaan. Berikut adalah teks inti sumpah prajurit Bima: "Tas Rumae… Wadu si ma tapa, wadu di mambi’a. Sura wa’ura londo parenta Sara." "Yang mulia tuanku...Jika batu yang menghadang, batu yang akan pecah, jika perintah pemerintah (atasan) telah dikeluarkan (diturunkan)." Tradisi MAKA dalam Budaya Bima dilakukan dalam dua momen: Saat seorang anak laki-laki selesai menjalani upacara Compo Sampari (ritual upacara kedewasaan anak laki-laki Bima), sebagai simbol bahwa ia siap membela tanah air di berbagai bidang yang digelutinya. Seharusnya dilakukan sendiri oleh si anak, namun tingkat kedewasaan anak zaman dulu dan...

avatar
Aji_permana
Gambar Entri
Wisma Muhammadiyah Ngloji
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

Wisma Muhammadiyah Ngloji adalah sebuah bangunan milik organisasi Muhammadiyah yang terletak di Desa Sendangagung, Kecamatan Minggir, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Wisma ini menjadi pusat aktivitas warga Muhammadiyah di kawasan barat Sleman. Keberadaannya mencerminkan peran aktif Muhammadiyah dalam pemberdayaan masyarakat melalui pendekatan dakwah dan pendidikan berbasis lokal.

avatar
Bernadetta Alice Caroline
Gambar Entri
SMP Negeri 1 Berbah
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

SMP Negeri 1 Berbah terletak di Tanjung Tirto, Kelurahan Kalitirto, Kecamatan Berbah, Sleman. Gedung ini awalnya merupakan rumah dinas Administratuur Pabrik Gula Tanjung Tirto yang dibangun pada tahun 1923. Selama pendudukan Jepang, bangunan ini digunakan sebagai rumah dinas mandor tebu. Setelah Indonesia merdeka, bangunan tersebut sempat kosong dan dikuasai oleh pasukan TNI pada Serangan Umum 1 Maret 1949, tanpa ada yang menempatinya hingga tahun 1951. Sejak tahun 1951, bangunan ini digunakan untuk kegiatan sekolah, dimulai sebagai Sekolah Teknik Negeri Kalasan (STNK) dari tahun 1951 hingga 1952, kemudian berfungsi sebagai STN Kalasan dari tahun 1952 hingga 1969, sebelum akhirnya menjadi SMP Negeri 1 Berbah hingga sekarang. Bangunan SMP N I Berbah menghadap ke arah selatan dan terdiri dari dua bagian utama. Bagian depan bangunan asli, yang sekarang dijadikan kantor, memiliki denah segi enam, sementara bagian belakangnya berbentuk persegi panjang dengan atap limasan. Bangunan asli dib...

avatar
Bernadetta Alice Caroline
Gambar Entri
Pabrik Gula Randugunting
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

Pabrik Gula Randugunting menyisakan jejak kejayaan berupa klinik kesehatan. Eks klinik Pabrik Gula Randugunting ini bahkan telah ditetapkan sebagai cagar budaya di Kabupaten Sleman melalui SK Bupati Nomor Nomor 79.21/Kep.KDH/A/2021 tentang Status Cagar Budaya Kabupaten Sleman Tahun 2021 Tahap XXI. Berlokasi di Jalan Tamanmartani-Manisrenggo, Kalurahan Tamanmartani, Kapanewon Kalasan, Kabupaten Sleman, pabrik ini didirikan oleh K. A. Erven Klaring pada tahun 1870. Pabrik Gula Randugunting berawal dari perkebunan tanaman nila (indigo), namun, pada akhir abad ke-19, harga indigo jatuh karena kalah dengan pewarna kain sintesis. Hal ini menyebabkan perkebunan Randugunting beralih menjadi perkebunan tebu dan menjadi pabrik gula. Tahun 1900, Koloniale Bank mengambil alih aset pabrik dari pemilik sebelumnya yang gagal membayar hutang kepada Koloniale Bank. Abad ke-20, kemunculan klinik atau rumah sakit di lingkungan pabrik gula menjadi fenomena baru dalam sejarah perkembangan rumah sakit...

avatar
Bernadetta Alice Caroline
Gambar Entri
Kompleks Panti Asih Pakem
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

Kompleks Panti Asih Pakem yang terletak di Padukuhan Panggeran, Desa Hargobinangun, Kecamatan Pakem, Kabupaten Sleman, merupakan kompleks bangunan bersejarah yang dulunya berfungsi sebagai sanatorium. Sanatorium adalah fasilitas kesehatan khusus untuk mengkarantina penderita penyakit paru-paru. Saat ini, kompleks ini dalam kondisi utuh namun kurang terawat dan terkesan terbengkalai. Beberapa bagian bangunan mulai berlumut, meskipun terdapat penambahan teras di bagian depan. Kompleks Panti Asih terdiri dari beberapa komponen bangunan, antara lain: Bangunan Administrasi Paviliun A Paviliun B Paviliun C Ruang Isolasi Bekas rumah dinas dokter Binatu dan dapur Gereja

avatar
Bernadetta Alice Caroline